Sempat Tawarkan Uang Damai Rp 7,4 Triliun, Upaya Meta Hindari Sidang Antitrust Gagal Total!

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Yang menarik dari kasus antitrust antara Meta dan Komisi perdagangan Federal AS (FTC) bukan cuma isi persidangannya, tapi juga drama di balik layar sebelum sidang dimulai.

Mengutip New York Post, Selasa (13/5/2025), CEO Meta Mark Zuckerberg, dilaporkan sempat berusaha menghindari persidangan dengan menawarkan penyelesaian senilai USD 450 juta (sekitar Rp 7,4 triliun).

Tapi tawaran ini dianggap terlalu kecil jika dibandingkan dengan tuntutan FTC yang kabarnya mencapai USD 30 miliar (sekitar Rp 495 triliun).

Mark Zuckerberg bahkan menaikkan tawaran damainya sampai mendekati angka 1 miliar dolar (sekitar Rp 16,5 triliun). Namun, FTC tetap bergeming. 

Namun, lembaga ini bersikeras dengan permintaan minimum sebesar USD 18 miliar (sekitar Rp 297 triliun) ditambah adanya kesepakatan hukum yang bisa membatasi praktik monopoli Meta.

Akhirnya, negosiasi gagal dan kasus pun lanjut ke persidangan. Selama sidang, FTC mengungkap berbagai bukti berupa email dan pesan lama dari Zuckerberg. 

Zuckerberg Ungkap Alasan Facebook Akuisisi Instagram

Salah satu buktinya, dokumen internal tahun 2018, di mana ia mengakui kekhawatiran bahwa Meta bisa saja dipaksa memisahkan Instagram dan WhatsApp karena tekanan antitrust.

“Ada kemungkinan kita akan dipaksa memisahkan Instagram dan mungkin WhatsApp dalam 5–10 tahun ke depan,” tulis Zuckerberg dalam dokumen itu.

Zuckerberg juga mengakui bahwa salah satu alasan Facebook mengakuisisi Instagram adalah karena fitur kamera Instagram yang dinilai lebih unggul 2012, ia mengatakan pembelian Instagram akan “menetralisir kompetitor”.

Tak berhenti di situ, terungkap pula bahwa Zuckerberg pernah mencoba mengakuisisi Snapchat dengan tawaran fantastis, yakni USD 6 miliar (sekitar Rp 99 triliun).

Namun, tawaran itu ditolak langsung oleh CEO Snapchat, Evan Spiegel.

Mark Zuckerberg: Era Media Sosial Telah Berakhir, Meta Kini Fokus Jadi Platform Hiburan

Untuk diketahui, CEO Meta Mark Zuckerberg baru-baru ini membuat pernyataan yang mengejutkan. Sebab, dalam kesaksiannya di persidangan antimonopoli melawan FTC (Komisi Perdagangan Federal AS), ia menyebut kalau era media sosial telah berakhir.

Dalam kesaksiannya, seperti dikutip dari Vanity Fair, Selasa (13/5/2025) Mark Zuckerberg menyebut kalau Meta saat ini tak lagi sekadar tempat untuk terhubung dan berbagi dengan teman serta keluarga. Hal yang sudah dilakukan Meta Facebook sejak lama.

Kini, menurut Mark, Meta telah berevolusi menjadi platform penelusuran dan hiburan yang lebih luas. Sebab, algortima di platform Meta kini lebih sering menyajikan konten dari kreator dan akun asing, ketimbang dari kenalan pengguna sendiri.

"Mayoritas pengalaman pengguna kini lebih pada menjelajahi soal minat mereka, hiburan, serta hal-hal semacam itu," ucap Mark yang dilaporkan oleh Reuters.

Ia mengungkap, pengguna Facebook hanya mengonsumsi 20 persen konten dari kenalan mereka, sedangkan di Instagram hanya 10 persen.

Untuk itu, ia mengatakan, kalau platform Meta tak lagi fokus pada relasi pribadi atau media sosial. Pernyataan ini sekaligus menjawab tudigan FTC yang menyebut Meta telah memonopoli pasar platform sosial dengan mengakusisi Instagram dan WhatsApp.

Infografis 7 Tips Bijak Gunakan Media Sosial. (Liputan6.com/Abdillah)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |