Rico Michael Angkat Kisah Nyata Penuh Emosi dalam Film Drama Dalam Sujudku

Liputan6.com, Jakarta - Rico Michael, sutradara film Dalam Sujudku mengungkap alasan di balik penggarapan film yang sarat emosi tersebut. Film ini diangkat dari kisah nyata, sehingga proses pengembangannya dilakukan dengan pendekatan yang lebih personal dan penuh kehati-hatian.

Ia ingin menghadirkan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu meninggalkan kesan mendalam bagi penonton.

Menurut Rico Michael, film ini dirancang untuk mengajak penonton merasakan perjalanan emosional para karakter. Cerita disusun agar emosi yang muncul terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam menggambarkan relasi manusia, konflik batin, dan pilihan-pilihan sulit yang dihadapi tokoh-tokohnya.

Inspirasi cerita Dalam Sujudku, tak lepas dari pengalaman dan orang-orang di sekelilingnya. Ia mengakui besarnya peran tim di balik layar, termasuk kontribusi musik dalam membangun suasana film.

Rico Michael mengungkap alasan di balik keputusannya kembali menggarap genre drama. Ia mengaku mulai merasa jenuh dengan film horor yang belakangan kerap ia produksi.

“Jadi capek, kita film yang kayak gini, ah coba lah. Kita bikin film horor lagi. Kalau misalkan film ke-4 ke-5, gue film horor lagi, jadi ingin balikan drama,” tuturnya pada press Screening dan press conference, Jakarta, Queens Head, Jumat (12/12/2025).

Sejarah baru hadir di ajang penghargaan Golden Globe Awards 2020. Aktris keturunan Asia-Amerika Awkwafina berhasil meraih penghargaan aktris terbaik di kategori film musikal/komedi.

Proses pencarian pemain film Dalam Sujudku dimulai ketika sutradara mulai menyusun karakter yang akan menghidupkan kisah nyata tersebut. Dari sejumlah nama yang dipertimbangkan, sosok Rina menjadi pemeran pertama yang langsung dirasa cocok. Dalam film ini, Rina akan memerankan karakter sebagai pelakor, peran yang sejak awal sudah “dikunci” oleh tim produksi.

“Desember, kita kayak udah nge-lock,” ujar sang sutradara Rico Michael

Tantangan berikutnya adalah mencari pemeran Aisyah, karakter dengan kepribadian polos dan memiliki batas kesabaran yang kuat. “Yang paling susah tuh Aisyah, kan. Iya. Aisyah kan udah pertama. Polos. Dulu tuh batas sabarnya juga,” ungkapnya.

Peran t

Halaman berikutnya

Tak hanya itu, proses pendalaman karakter dilakukan secara intens bersama para pemain. “Ngobrol, dateng, baca script. Balik-balik, malahan mungkin bisa dibilang Marcell sama Ines itu paling intens sama aku. Kalo kita ngomong masalah script, masukan-masukan dari mereka juga banyak,” jelas sang sutradara. Sementara untuk karakter Akbar, keputusan diambil dalam waktu singkat. “Dua hari, kita oke. Dan itu barulah kita mencari seorang Akbar. Terakhir kan. Itu udah enggak tau mau kemana. Terus kita lihat, ini pada muka si Akbar. Terus kita ngobrol, kayaknya lucu ya kalo penjahat nya pake kacamata. Kayaknya jarang boleh orang jahat pakai kacamata,” tutupnya.