Liputan6.com, Jakarta - Di tengah berkecambuknya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), banyak perusahaan Big-Tech berlomba-lomba memberikan inovasi terbaru berupa fitur canggih.
Seolah tak mau kalah, Nvidia baru saja mengumumkan bakal melakukan investasi sebesar USD 100 miliar (sekitar Rp 1.665 triliun) untuk pengembangan AI oleh OpenAI.
Melansir BBC, Selasa (23/9/2025), salah satu wujud dari investasi ini akan bermuara pada output pemasokkan chip yang dibutuhkan oleh OpenAI dalam memperkaya dan mengembangkan model teknologi AI.
Selain itu, berdasarkan paparan lebih lanjut dari perusahaan pembuat AI tersebut, pendekatan yang mereka ambil dalam melakukan investasi kali ini adalah “strategic partnership".
Pendekatan ini bertujuan untuk mengalahkan satu 'musuh' sama yang baru saja mulai terjun ke industri AI, yaitu China.
Ingin Bangun Infrastruktur AI Tercanggih di Dunia
Melihat dari tujuan baru yang diadopsi oleh raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) tersebut, nampaknya Nvidia dan OpenAI ingin membuat rumah pernaungan bagi perusahaan barat untuk menciptakan tembok dan sekat dari China dalam upaya pengembangan AI.
Hal ini dapat dibuktikan dari keputusan mereka dalam menjalin hubungan kemitraan bersama dengan jaringan kolaborator luas yang berfokus pada pembuatan "infrastruktur AI tercanggih di dunia", di antaranya Microsoft, Oracle, SoftBank, dan Stargate.
Selain itu, mengutip pernyataan kepala eksekutif Nvidia, Jensen Huang, pendanaan OpenAI akan menandai "lompatan maju berikutnya dan memperkuat era AI berikutnya".
Menindak berbagai macam keputusan di atas, baik pihak China maupun AS, telah memberikan respons masing-masing terhadap Nvidia.
Pekan lalu, China mengatakan Nvidia telah melanggar undang-undang anti-monopolinya, namun tak memberikan rincian pelanggaran yang terjadi, serta menerapkan larangan pembelian Chip AI H20 bagi seluruh perusahaan asli China.
Di sisi lain, AS memberikan kembali izin ekspor chip Nvidia ke China setelah perusahaan tersebut membayar 15 persen dari pendapatan penjualan di negeri Tirai Bambu tersebut.
Efek Terhadap Bursa
Di sisi lain, setelah melalui dan mencoba lolos dari berbagai gonjang-ganjing peraturan serta larangan yang diterapkan terhadap perusahaan, Nvidia mengalami kenaikan harga saham sebesar empat persen pada hari Senin (22/9/2025) di AS.
Menelaah mengapa hal tersebut dapat terjadi, sepertinya hubungan kemitraan baru Nvidia dengan OpenAI yang melahirkan visi baru dalam "memajukan misi membangun kecerdasan buatan bagi seluruh umat manusia" telah menarik perhatian investor.
Selain itu, menurut analisis, kenaikan ini terjadi juga berkat OpenAI yang mengalami peningkatan pengguna aktif lebih dari 700 juta dalam satu minggu.
Menanggapi hal ini, salah satu pendiri dan kepala eksekutif OpenAI, Sam Altman, mengatakan kemitraan ini akan membuat kerja sama untuk "menciptakan terobosan AI baru dan memberdayakan masyarakat dan bisnis dalam skala besar".
Greg Brockman, salah satu pendiri dan presiden OpenAI, menyebut perusahaan telah bekerja sama dengan Nvidia sejak "masa-masa awal" bisnis ini.