NASA Targetkan Misi Berawak Artemis II ke Bulan Beroperasi pada Februari 2026

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Badan antariksa Amerika Serikat, NASA, resmi mengumumkan perkembangan terbaru soal persiapan misi berawak pertama mereka ke Bulan setelah lebih dari 50 tahun.

Dalam keterangannya, pejabat NASA menyebut bahwa misi Artemis II kini ditargetkan untuk meluncur pada awal 2025.

Pada konferensi pers di Johnson Space Center, dikutip Selasa (30/9/2025), NASA menjelaskan mereka menargetkan peluncurannya mulai 5 Februari 2026.

Artemis II sendiri akan berlangsung selama 10 hari, dengan membawa empat astronaut: Reid Wiseman, Victor Glover, Christina Koch, dan Jeremy Hansen. Mereka akan terbang mengelilingi Bulan sebelum akhirnya kembali lagi ke Bumi.

“Roket Space Launch System untuk misi ini sudah selesai dirakit dan siap terbang,” kata pejabat NASA.

Jika sesuai rencana, misi ini akan menjadi momen bersejarah, karena terakhir kali manusia melakukan perjalanan ke Bulan adalah lewat misi Apollo 17 pada Desember 1972.

Persiapan Akhir dan Uji Coba ‘Basah’

Saat ini, roket Space Launch System (SLS) yang akan dipakai untuk misi Artemis II sudah selesai dirakit.

Sementara itu, kapsul antariksa Orion yang akan membawa para astronaut sedang menjalani persiapan akhir, dan rencananya akan dipasang di puncak roket pada akhir 2025.

Menurut Charlie Blackwell-Thompson, direktur peluncuran Artemis, roket dan kapsul tersebut akan dipindahkan ke landasan peluncuran di Kennedy Space Center pada awal 2026. Di sana, tim NASA akan menjalankan uji coba penting yang disebut wet dress rehearsal.

Dalam uji coba ini, roket akan diisi penuh dengan bahan bakar berupa hidrogen cair dan oksigen cair. Setelah itu, tim akan melakukan simulasi hitung mundur layaknya peluncuran sungguhan hingga mencapai detik T-29, lalu prosesnya dihentikan.

Tes ini untuk memastikan semua sistem bekerja dengan baik sebelum benar-benar diterbangkan.

Profil Misi Mengelilingi Bulan

Begitu roket SLS berhasil lepas landas, kapsul Orion akan berpisah dari roket sekitar tiga jam setelah peluncuran. Setelah itu, Orion akan menghabiskan waktu kurang lebih 24 jam mengorbit Bumi.

Pada tahap ini, keempat astronaut akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk memastikan sistem pendukung kehidupan dan mesin pendorong berjalan sesuai rencana.

Jika semua sistem dinyatakan aman, mesin utama Orion akan dinyalakan untuk masuk ke lintasan yang disebut free return trajectory.

Jalur khusus ini dibuat agar kapsul tetap bisa kembali ke Bumi meski terjadi masalah pada mesin pendorongnya.

Dalam perjalanannya, Orion akan melintas jauh melewati Bulan, dengan jarak antara 5.000 hingga 9.000 mil dari permukaan, sebelum akhirnya memulai perjalanan pulang menuju Bumi.

Ujian Perisai Panas dan Konteks 'Space Race'

Salah satu tujuan utama dari misi Artemis II adalah menguji kemampuan perisai panas pada kapsul Orion saat kembali memasuki atmosfer Bumi.

Karena pada misi uji coba Artemis I tahun 2022, beberapa bagian material perisai panas sempat terlepas secara tak terduga.

Sejak saat itu, NASA telah menghabiskan waktu selama dua tahun untuk menyelidiki masalah ini. Tim insinyur memutuskan untuk memodifikasi jalur masuk kembali Orion agar gas panas tidak menumpuk di perisai dan menimbulkan kerusakan.

"Keyakinan yang kami miliki pada Artemis II dibangun di atas berbagai pengujian selama beberapa tahun," kata Rick Henfling, direktur penerbangan Artemis II.

Di sisi lain, pejabat NASA juga meyinggung adanya semacam "perlombaan antariksa kedua" dengan China. Namun mereka menegaskan bahwa prioritas utama NASA adalah kembali ke Bulan dan pulang ke Bumi dengan selamat, bukan adu cepat.

Infografis Sejarah Wanita dalam Misi Luar Angkasa

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |