NASA Matikan Instrumen di Wahana Voyager Demi Bisa Bertahan hingga 2030

2 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Tim engineer NASA mengambil keputusan penting untuk mematikan dua instrumen ilmiah pada pesawat ruang angkasa Voyager 1 dan 2. Langkah ini diambil untuk memastikan kedua penjelajah ruang angkasa legendaris tersebut tetap beroperasi hingga setidaknya tahun 2030, guna melanjutkan perjalanan mereka di ruang luar angkasa.

Keputusan untuk mematikan beberapa instrumen ini bukan tanpa alasan. Voyager 1 dan 2, yang diluncurkan pada tahun 1977, telah jauh melampaui harapan masa pakai mereka. Sumber daya mereka, terutama daya listrik yang dihasilkan oleh radioisotope thermoelectric generators (RTGs), semakin menipis. 

Dengan mematikan beberapa instrumen, NASA berharap dapat menghemat energi yang cukup untuk menjaga sistem vital lainnya tetap aktif, memungkinkan kedua pesawat ruang angkasa untuk terus mengirimkan data berharga dari wilayah yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

Untuk menghemat energi guna bisa mengeksplorasi antariksa lebih jauh lagi, engineer di Jet Propulsion Labroratory (JPL) NASA menonaktifkan eksperimen subsistem sinar kosmik Voyager 1 pada 25 Februari. Selanjutnya pada 24 Maret 2025, mereka akan mematikan instrumen partikel bermuatan energi rendah yang ada di Voyager 2. 

Sekadar informasi, Voyager 1 dan Voyager 2 membawa 10 instrumen yang sama. Keduanya mencapai ruang antarbintang masing-masing pada 2012 dan 2018. Karena sudah diluncurkan sejak 1977, tak mengherankan jika Voyager 1 dan Voyager 2 beroperasi dengan pasokan daya yang kian menipis. 

Kedua pesawat antariksa ini telah menempuh jarak gabungan sepanjang 29 miliar mil dan menjadi obyek buatan manusia terjauh dari Bumi. 

Manajer Proyek di JPL NASA Suzanne Dodd dalam pernyataan mengatakan, "Voyager telah menjadi bintang luar angkasa sejak peluncurannya dan kami ingin mepertahankannya selama mungkin, namun daya listriknya hampir habis."

Mengutip Space.com, ia melanjutkan, "Jika kami tidak mematikan instrumen di Voyager sekarang, mereka mungkin hanya bisa bertahan beberapa bulan lagi."

Promosi 1

Instrumen yang Dimatikan

Baru-baru ini NASA mematikan subsistem sinar kosmik Voyager 1 pada akhir Februari. Data dari rangkaian tiga teleskop yang dirancang untuk mempelajari sinar kosmik merupakan bagian penting dalam penentuan tim sains Voyager bahwa Voyager 1 telah keluar dari heliosfer. 

Sementara, instrumen milik Voyager 2 yang akan dimatikan adalah instrumen partikel bermuatan energi rendah. Fungsinya adalha untuk mengukur berbagai ion, elektron, dan sinar kosmik yang berasal dari tata surya dan galaksi kita. 

Ilmuwan program Voyager Patrick Koehn mengatakan, "Wahana antariksa Voyager telah jauh melampaui misi awal mereka untuk mempelajari planet-planet luar."

Mengutip Space.com, Koehn menambahkan, "Setiap data tambahan yang telah kami kumpulkan sejak saat itu tak hanya menjadi ilmu bonus tetapi juga bukti rekayasa luar biasa yang dilakukan kepada Voyager, dimulai hampir 50 tahun lalu, hingga hari ini."

Sejumlah Instrumen Voyager 1 dan Voyager 2 Telah Dimatikan

Kedua pesawat ruang angkasa Voyager memiliki sistem tenaga yang didasarkan pada pembangkitan listrik dari panas, yang dipancarkan peluruhan isotop radioaktif plutonium. 

Sistem tenaga radioisotop ini, sebagaimana dikutip Space.com, kehilangan sekitar 4 watt daya dari Voyager 1 dan Voyager 2 tiap tahunnya. Pada 1980-an, beberapa instrumen di kedua wahana antariksa ini dimatikan. Hal ini karena kedua wahana Voyager telah selesai menyelidiki planet-planet raksasa di tata surya dan keputusan untuk mematikan kedua instrumen ini meningkatkan umur kedua wahana tersebut. 

Untuk menghemat daya, operator NASA mematikan eksperimen sains plasma pada Voyager 2 pada Oktober 2024 lalu. Instrumen Voyager 2 telah mengumpulkan data terbatas pada tahun-tahun sebelum dimatikan, karena orientasi Voyager 2 dalam kaitannya dengan aliran plasma di luar tata surya. 

Sementara, instrumen sains plasma Voyager 1 berhenti bekerja pada 1980 dan dimatikan pada 2007 untuk menghemat daya. 

Misi Voyager: Eksplorasi Ruang Antar Bintang

Voyager 1 dan 2 telah melakukan perjalanan yang luar biasa selama lebih dari empat dekade. Mereka telah menjelajahi Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, mengirimkan gambar dan data yang menakjubkan tentang planet-planet raksasa tersebut dan satelit-satelitnya. Kini, mereka berada di ruang antar bintang, wilayah yang jauh di luar heliosfer, gelembung plasma yang dihembuskan oleh Matahari.

Data yang dikumpulkan oleh Voyager sangat penting bagi para ilmuwan untuk memahami sifat ruang antar bintang, termasuk komposisi plasma, medan magnet, dan partikel energi tinggi. Informasi ini membantu kita memahami lingkungan di sekitar tata surya kita dan proses fisik yang membentuknya. Dengan mematikan beberapa instrumen, NASA berharap dapat fokus pada instrumen yang paling penting untuk mengumpulkan data ilmiah yang paling berharga.

"Keputusan untuk mematikan instrumen ini sangat sulit," kata seorang ilmuwan NASA. "Namun, ini adalah langkah yang diperlukan untuk memperpanjang masa pakai Voyager dan memastikan bahwa kita dapat terus menerima data berharga dari ruang antar bintang selama bertahun-tahun yang akan datang." Meskipun beberapa instrumen dimatikan, NASA tetap berkomitmen untuk melanjutkan misi Voyager dan memanfaatkan sepenuhnya data yang masih dapat dikumpulkan.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |