Mengenal IP Rating dan Sertifikasi Militer MIL-STD yang Bikin HP Tahan Banting

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Ponsel telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari--digunakan untuk berkomunikasi, bernavigasi, berbelanja, dan berbagai keperluan lainnya.

Karena itu, penting bagi ponsel untuk memiliki daya tahan tinggi dan bisa diandalkan. Inilah alasan ponsel Android terbaik dilengkapi dengan peringkat ketahanan seperti IP rating (sertifikasi IP), bahkan beberapa juga sudah mengantongi standar MIL-STD.

Mengutip Android Police, Rabu (21/5/2025), memiliki sertifikasi ini bisa menjadi penentu antara insiden ringan atau kehilangan perangkat dan data penting secara permanen.

Memahami makna dari sertifikasi IP dan MIL-STD akan membantu kamu mengetahui seberapa tangguh ponsel, serta apakah perangkat tersebut aman digunakan di tengah hujan atau situasi ekstrem lainnya.

Perbedaan IP Rating dan MIL-STD-810

Pada umumnya, ponsel flagship memiliki peringkat IP—misalnya IP67 yang menawarkan perlindungan terhadap air dan debu, atau IP68 yang memberikan ketahanan air lebih baik.

Sementara itu, standar MIL-STD-810, yang lebih jarang ditemukan di perangkat konsumen, mencakup pengujian lebih luas seperti ketahanan terhadap guncangan, getaran, perubahan suhu ekstrem, dan lainnya.

Meski IP rating terkesan lebih rendah dibanding MIL-STD, hal tersebut tidak selalu benar. Cara pengujian yang dilakukan oleh produsen HP misalnya, menjadi faktor penentu yang akan dibahas lebih lanjut.

Apa itu Kepatuhan terhadap MIL-STD-810?

MIL-STD atau Military Standard merupakan standar pengujian perangkat keras yang digunakan oleh Departemen Pertahanan AS untuk memastikan bahwa alat atau perangkat bisa digunakan dalam kondisi medan tempur yang berat.

Di luar konteks militer, banyak organisasi lain juga menggunakan standar ini untuk menguji ketahanan perangkat dalam lingkungan ekstrem.

Standar ini mengatur berbagai pengujian, seperti ketahanan terhadap suhu tinggi dan rendah, radiasi matahari, getaran, dan sebagainya.

MIL-STD memberikan metode konsisten untuk menilai kualitas perangkat militer maupun sipil, dan beberapa produsen ponsel telah merancang produk yang sesuai dengan standar ini.

Versi paling umum digunakan adalah MIL-STD-810G, yang sudah diterapkan sejak awal pembentukan Angkatan Udara AS. Kode huruf dan angka menunjukkan versi pengujian yang berlaku saat ini.

MIL-STD-810G terdiri dari tiga bagian utama:

  1. Bagian 1: Panduan Program Umum (lingkungan, teknik)
  2. Bagian 2: Metodologi Uji Laboratorium
  3. Bagian 3: Wilayah Iklim Dunia

Biasanya, produsen lebih fokus pada bagian kedua, yang berisi metode pengujian untuk menilai daya tahan dan kelayakan perangkat dalam berbagai kondisi lingkungan.

Deretan Pengujian MIL-STD-810G

  • Tekanan rendah (ketinggian)
  • Suhu tinggi dan rendah
  • Perubahan suhu mendadak
  • Paparan cairan berbahaya
  • Radiasi sinar matahari
  • Hujan dan kelembaban
  • Debu, pasir, dan kabut garam
  • Guncangan, getaran, akselerasi, dan kebisingan
  • Kejutan termal, kebakaran, dan bahan kimia korosif
  • Lingkungan ekstrem lain seperti hujan es atau atmosfer eksplosif

Namun, bukan hanya pengujian yang penting—hasil pengujian pun krusial. Sayangnya, hasil ini sering kali sulit disimpulkan secara ringkas.

Panduan MIL-STD-810G sendiri terdiri dari lebih dari 800 halaman, mencakup instruksi pengujian dan kriteria hasil yang dapat diterima, tergantung pada lingkungan penggunaan serta jenis paparan yang diuji.

Jika sebuah produk dinyatakan memenuhi standar MIL-STD-810G, hal ini berarti--setidaknya menurut produsen--perangkat tersebut memiliki daya tahan tinggi dan bisa bertahan di berbagai kondisi berat. Validitas klaim ini tentu saja tetap harus dilihat lebih lanjut.

Keterbatasan: Tidak Semua yang Terlihat Bisa Dipercaya

Saat membeli perangkat yang diklaim tahan banting atau sesuai standar militer, penting untuk tetap waspada terhadap berbagai klaim umum yang mungkin menyesatkan.

Banyak produsen perangkat tahan banting mengklaim bahwa produk mereka telah memenuhi standar MIL-STD-810G. Standar ini seharusnya mengharuskan pengujian ketat dari lembaga independen seperti National Testing Service (NTS).

Meski ada produsen yang melakukan pengujian sendiri secara internal, hal itu masih dapat diterima selama mereka transparan.

Namun, tidak ada kewajiban hukum bagi perusahaan untuk membuktikan bahwa pengujian tersebut benar-benar dilakukan. Bahkan bila pengujian dilakukan, sering kali tidak dijelaskan apakah perangkat sedang dalam keadaan menyala atau mati saat diuji, padahal kondisi ini sangat penting.

Sebagai contoh, air bisa menimbulkan kerusakan berbeda tergantung apakah ponsel sedang aktif atau tidak. Begitu pula, dampak jatuh pada laptop terbuka tentu berbeda dengan yang tertutup.

Selain itu, standar MIL-STD mencakup berbagai skenario uji, dan produsen bebas memilih hanya sebagian tes untuk kemudian mengklaim kepatuhan.

Mengenal Peringkat IP

Diperkenalkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC) pada tahun 1976, peringkat IP menjadi standar dalam menunjukkan seberapa baik perlindungan suatu perangkat terhadap benda padat dan cair.

Sistem ini membantu produsen menyatakan tingkat perlindungan produk mereka secara jelas dan memberikan acuan universal bagi konsumen.

Peringkat IP terdiri dari dua angka setelah huruf “IP.” Angka pertama (0–6) menunjukkan perlindungan terhadap benda padat seperti debu, sedangkan angka kedua (0–9) menunjukkan perlindungan terhadap air.

Kedua kategori diuji secara terpisah. Artinya, sebuah perangkat bisa saja tahan terhadap debu tetapi tidak tahan air, dan sebaliknya.

Catatan Penting soal Peringkat IP

Memiliki peringkat IP68 memang bisa memberikan rasa aman bahwa ponsel Anda cukup tahan terhadap debu dan air.

Namun, perangkat yang tidak memiliki peringkat IP bukan berarti pasti rusak saat terkena air atau debu. Bisa jadi produsen hanya tidak melakukan (atau membayar untuk) uji IP resmi.

Sebaliknya, peringkat IP bukanlah jaminan bahwa perangkat akan selamat dalam segala situasi. Meski mendapat nilai tertinggi, kerusakan masih bisa terjadi jika perangkat digunakan secara ekstrem, apalagi karena pengujian dilakukan dalam kondisi laboratorium yang tidak merepresentasikan penggunaan nyata.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |