Catat, Ini 4 Mitos Kopi yang Wajib Kamu Singkirkan Jauh-Jauh!

3 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar dari kamu mungkin merasa ada yang kurang jika tidak menikmati secangkir kopi di pagi hari.

Namun, seperti kebanyakan hal menyenangkan lainnya, kopi tak jarang disalahpahami, termasuk mitos 'menyeramkan' yang tak jelas asal muasalnya.

Hal itu tentu saja mengusik, baik sebagai seorang penikmat kopi maupun sebagai seseorang yang menghargai ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, mari kita telaah beberapa mitos kopi dan menggali fakta ilmiah di baliknya, sebagaimana dikutip dari Popular Science, Kamis (29/5/2025).

1. Kopi Dark Roast Lebih Kuat

Sebagian besar masyarakat mungkin menilai kopi dengan tingkat sangrai gelap (dark roast) memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan dengan kopi sangrai ringan (light roast).

Asumsi ini terasa intuitif, mengingat dark roast memiliki cita rasa yang lebih kuat. Namun, kenyataannya tidak demikian.

Perbedaan antara dark roast dan light roast terletak pada durasi penyangraian biji kopi. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature pada tahun 2017 oleh Megan Fuller dan Niny Z. Rao dari Thomas Jefferson University membandingkan konsentrasi kafein dalam kopi yang diseduh dengan massa yang sama antara kopi sangrai medium dan gelap.

Kedua jenis kopi tersebut berasal dari biji Arabika yang ditanam di Kona Region, Hawaii. Hasil penelitian menunjukkan bahwa "konsentrasi kafein lebih tinggi pada sampel sangrai medium" dibandingkan dengan sangrai gelap.

Jika cita rasa kuat dari kopi dark roast memberikan sensasi kesegaran, silakan dinikmati. Namun, perlu dipahami bahwa sensasi tersebut tidak berasal dari kandungan kafein tambahan.

2. Kopi Menghambat Pertumbuhan

Kepercayaan bahwa anak-anak tidak boleh mengonsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya karena dapat menghambat pertumbuhan adalah mitos tanpa dasar ilmiah.

Tidak ditemukan satu pun studi yang menghubungkan konsumsi kopi dengan gangguan pertumbuhan. Roy Kim, seorang dokter dari Cleveland Clinic, dalam sebuah unggahan blog-nya menyatakan bahwa "kafein tidak memengaruhi pertumbuhan".

Bahkan, asal-usul gagasan ini pun tidak jelas. Kim menambahkan bahwa kafein memang dapat bertindak sebagai penekan nafsu makan, namun efek ini "tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan anak".

Kendati demikian, hal ini tidak berarti kopi sepenuhnya aman untuk anak-anak.

"Meskipun kami tidak terlalu menanyakan tentang kafein dalam evaluasi pertumbuhan, ini menjadi bagian dari evaluasi kami terkait masalah tidur dan konsentrasi," ujar Kim.

Anak-anak yang mengonsumsi kopi berpotensi mengalami masalah seperti detak jantung yang tidak normal, kecemasan, sakit perut, dan perubahan suasana hati. 

3. Kopi Menyebabkan Dehidrasi

Pandangan umum yang menyatakan bahwa minum kopi dapat menyebabkan dehidrasi juga tidak sepenuhnya benar. Logika di baliknya adalah bahwa kafein bersifat diuretik, yang berarti meningkatkan frekuensi buang air kecil setelah dikonsumsi.

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE pada tahun 2014 oleh Sophie C. Killer, Andrew K. Blannin, dan Asker E. Jeukendrup dari University of Birmingham mengontrol aktivitas fisik, asupan makanan, dan cairan dari 50 partisipan pria dalam dua percobaan.

Pada satu percobaan, setiap partisipan minum empat cangkir kopi berukuran 200 mililiter, dan pada percobaan lainnya, mereka minum air putih dengan jumlah yang sama. Hasilnya?

"Data kami menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam sifat menghidrasi antara kopi dan air putih di berbagai indeks penilaian hidrasi," demikian menurut studi tersebut.

Hal ini masuk akal mengingat bahwa kopi, meskipun mengandung kafein, sebagian besar terdiri dari air, yang secara signifikan melebihi efek diuretik ringan dari kafein.

4. Kopi Memicu Penyakit Jantung

Mitos lain yang sering beredar adalah bahwa minum kopi dapat menyebabkan penyakit jantung. Sekali lagi, logika di baliknya cukup jelas, di mana setiap peminum kopi pasti merasakan peningkatan detak jantung setelah mengonsumsinya. Namun, penelitian ilmiah tidak menghubungkan konsumsi kopi dengan penyakit jantung.

Bahkan, beberapa penelitian justru menunjukkan hasil yang berlawanan. Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan oleh European Society of Cardiology menemukan bahwa konsumsi dua hingga tiga cangkir kopi sehari justru dapat meningkatkan kesehatan jantung.

Studi yang didasarkan pada data lebih dari 500.000 partisipan di Inggris ini menunjukkan bahwa "konsumsi kopi instan, kopi giling, dan kopi tanpa kafein, terutama pada dosis 2–3 cangkir per hari, dikaitkan dengan penurunan signifikan pada penyakit kardiovaskular dan mortalitas."

Meskipun demikian, seperti halnya segala sesuatu yang dikonsumsi, kopi tetap harus dinikmati dalam batas wajar.

Jika kamu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran terkait kebiasaan mengonsumsi kafein, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Infografis proses pengolahan kopi di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |