Liputan6.com, Jakarta Salah satu film horor yang tayang Januari 2025 yakni Sebelum 7 Hari karya sutradara Awi Suryadi. Nama Awi Suryadi meroket setelah mengantar KKN di Desa Penari mencapai 10 jutaan penonton.
Kali ini, Sebelum 7 Hari menampilkan Agla Artalidia dan Fanny Ghassani. Lantas, apa bedanya film Sebelum 7 Hari dengan horor buatannya sebelumnya? Awi Suryadi menyebut, ini film drama yang “terpaksa” jadi horor.
“Ini drama keluarga karena dasar ceritanya mengikuti dua anak kecil yang belum pernah ketemu neneknya. Ibunya juga ada kepahitan batin dengan si nenek. Ini film keluarga yang terpaksa jadi horor karena neneknya melakukan sesuatu di masa lalu,” katanya.
Ada banyak cerita dari lokasi syuting Sebelum 7 Hari, dari ogah mengusung tema pesugihan hingga bikin telaga di dalam gua di Padalarang, Jawa Barat, untuk menopang kebutuhan skenario.
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 fakta film Sebelum 7 Hari yang akan menghantui bioskop seluruh Indonesia mulai 23 Januari 2025. Sudah siapkah Anda bertemu Anggun?
1. Bikin Telaga Dalam Gua
Trailer Sebelum 7 Hari menampilkan seorang perempuan melakukan ritual dalam gua. Di situ tampak ada telaga. Rupanya, itu telaga buatan. Sebenarnya ada telaga betulan namun tak bisa dijadikan lokasi syuting karena terlalu cetek.
“Kita berhasil mendapat gua yang kita suka, di pinggir sungai, tapi enggak ada telaganya. Telaganya itu airnya cetek sekali, enggak bisa dipakai buat adegan. Tim saya, keruk tanah, bikin telaga sendiri,” beri tahu Awi Suryadi.
2. 24 Hari di Padalarang dan Ciloto
Sementara syuting underwater dilakukan di salah satu kolam di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. “Total syuting 24 hari di Padalarang dan Ciloto. Guanya ada di Padalarang. Lokasi gua cuma 5 menit dari tempat syuting film saya sebelumnya, Perewangan,” ujarnya.
Alasan lain bikin telaga buatan yakni akses menuju telaga aslinya sulit. Tak mungkin dimasuki sejumlah kru lengkap dengan peralatan seperti kamera hingga lampu. Awi Suryadi lega syuting di dalam gua untuk sejumlah adegan krusial berjalan mulus.
3. Dari Film Pendek Jadi Panjang
Sebelum 7 Hari didasari film pendek berdurasi 9 menit 40 detik di YouTube yang mengusung kejadian dalam sehari. Karena ini film panjang dengan durasi 90 sampai 100 menitan, Awi Suryadi dan tim menceritakan sejumlah kejadian dari hari pertama.
“Kami berdiskusi dengan penulis skenario, bahwa berganti hari, kejadiannya harus makin intens. Karakter-karakternya harus diberi alasan kuat mengapa enggak pulang dari hari pertama atau kedua. Harus ada alasan mengapa stay di situ,” ucap Awi Suryadi.
4. Ogah Usung Pesugihan (Lagi)
Skenario Sebelum 7 Hari digarap Widi Lestari Putri dan Alim Sudio. Ditemui di Epicentrum XXI Jakarta, Kamis (16/1/2025) Awi Suryadi, mengenang, kali pertama baca naskahnya langsung suka namun ada catatan. Khususnya soal tema pesugihan yang diangkat.
“Kali pertama membaca naskahnya, agak beda dengan film jadinya. Naskahnya ada unsur pesugihan. Saya bilang: Bisa enggak jangan bermain tema pesugihan, saya belum pernah bermain elemen susuk,” Awi Suryadi membeberkan.
5. Susuk dan Teknologi CGI
Sebelum 7 Hari mengusung tema susuk yang digunakan salah satu tokoh. Saat susuk dicabut, bentuk wajah akan kembali ke umur aslinya. Saat rapat, salah satu kru berbagi pengalaman kepada Awi Suryadi soal neneknya yang pernah pasang susuk.
“Jika susuk dicabut orang lain, bukan yang memasang, akibatnya bisa fatal. Dia belum tentu balik ke umur aslinya, malah bisa lebih tua. Buat saya itu ide yang sangat menarik. Itu enggak bisa pakai riasan, kami putuskan pakai teknologi CGI,” urai Awi Suryadi.
6. Mengicar Agla, Mengagumi Fanny
Awi Suryadi bangga mengarahkan akting Agla Artalidia dan Fanny Ghassani. “Saya melihat Agla dari film Qodrat. Belum tahu nama, tapi saya tertarik dan mengincarnya. Ingin banget kerja sama dengan dia dan akhirnya kesampaian,” cetusnya.
Awi Suryadi mengaku tak terlalu mengikuti perjalanan karier Fanny Ghassani. Hanya tahu Fanny Ghassani presenter kondang. “Begitu melihat video audisinya, gila, dia bisa banget akting,” pungkas Awi Suryadi.