13 Rekomendasi Film Ghibli Penuh Emosi dan Nilai Kehidupan, Cocok untuk Segala Usia

6 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Studio Ghibli dikenal luas sebagai rumah produksi animasi asal Jepang yang menghadirkan karya-karya ikonik, dengan visual memikat dan cerita penuh makna. Banyak pecinta sinema dunia mencari rekomendasi film Ghibli karena keindahan narasi, serta nilai filosofis yang kerap terselip dalam setiap judulnya. Tak hanya untuk anak-anak, film-film Ghibli juga sering menyentuh tema yang relevan bagi semua kalangan usia.

Bagi penonton baru yang ingin menjelajahi dunia animasi Jepang dengan sentuhan khas, memilih rekomendasi film Ghibli bisa menjadi langkah awal yang menyenangkan. Setiap karya menampilkan karakter yang kuat, latar yang menawan, serta pesan moral yang mendalam, membuatnya pantas dinikmati lebih dari sekali. Unsur magis dan budaya lokal juga memberikan warna unik dalam setiap tayangannya.

Tidak sedikit pula kritikus dan pengamat perfilman internasional yang memasukkan rekomendasi film Ghibli ke dalam daftar tontonan wajib. Dengan reputasi mendunia dan berbagai penghargaan bergengsi, film-film produksi Ghibli menjadi bukti bahwa animasi bukan hanya hiburan ringan, tetapi juga bentuk seni yang mampu menyampaikan emosi dan pemikiran secara universal.

Berikut ini beberapa rekomendasi film ghibli yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (5/5/2025).

Sherina Munaf mengumumkan bahwa dirinya akan menjadi pengisi suara salah satu karakter dalam film animasi garapan studio ghibli terbaru. Tidak hanya itu, Sherina juga akan menyanyikan sejumlah lagu.

1. Spirited Away (2001)

Film ini merupakan salah satu karya paling monumental yang pernah dihasilkan oleh Studio Ghibli. Disutradarai oleh maestro animasi Hayao Miyazaki, Spirited Away menampilkan dunia fantasi yang begitu kompleks namun indah, lengkap dengan pesan moral yang mendalam. Ceritanya mengikuti perjalanan seorang gadis kecil bernama Chihiro Ogino, yang secara tidak sengaja memasuki alam roh saat dalam perjalanan pindah rumah bersama kedua orang tuanya. Setelah orang tuanya berubah menjadi babi karena kerakusan mereka terhadap makanan di dunia roh, Chihiro harus menghadapi berbagai rintangan dan menjalani transformasi karakter untuk menyelamatkan mereka. Film ini tidak hanya memenangkan Academy Award untuk kategori Best Animated Feature, tetapi juga menjadi simbol kekuatan narasi Jepang dalam sinema global.

2. Grave of the Fireflies (1988)

Film ini merupakan salah satu karya Studio Ghibli yang paling menyayat hati dan penuh empati. Di bawah arahan Isao Takahata, Grave of the Fireflies menyajikan realitas tragis tentang dampak Perang Dunia II terhadap warga sipil, khususnya anak-anak. Kisahnya berfokus pada perjuangan dua saudara, Seita dan Setsuko, dalam bertahan hidup setelah serangan bom di kota Kobe, Jepang. Dengan latar belakang sejarah yang mencekam dan gaya animasi yang lembut namun realistis, film ini berhasil menggambarkan penderitaan, kehilangan, dan cinta yang tak tergantikan dalam hubungan kakak-adik. Ini bukan sekadar film animasi, melainkan elegi yang menyuarakan suara para korban perang yang terlupakan.

3. The Cat Returns (2002)

Dalam nuansa yang lebih ringan dan penuh imajinasi, The Cat Returns menghadirkan petualangan seorang gadis SMA bernama Haru, yang menyelamatkan seekor kucing misterius dan tanpa disadari terbawa ke dunia para kucing. Kucing tersebut ternyata adalah pangeran dari Kerajaan Kucing, dan sebagai balasan, Haru justru diundang untuk menikah dengannya. Dengan bantuan sosok karismatik Baron Humbert von Gikkingen dan kucing besar bernama Muta, Haru mencoba mencari jalan pulang ke dunia manusia. Film ini menyuguhkan kisah fantasi yang unik, dibalut dengan elemen komedi dan pesan tentang keberanian untuk menemukan jati diri.

4. Ponyo (2008)

Terinspirasi dari dongeng klasik The Little Mermaid karya Hans Christian Andersen, film Ponyo menyuguhkan kisah persahabatan antara manusia dan makhluk laut dalam gaya khas Hayao Miyazaki yang sarat warna dan kehangatan. Ponyo adalah seekor ikan mas ajaib yang berkeinginan menjadi manusia setelah berteman dengan bocah laki-laki bernama Sosuke. Dengan visual yang ekspresif dan alur cerita yang lembut, film ini menyoroti pentingnya keharmonisan antara manusia dan alam. Lebih dari sekadar kisah anak-anak, Ponyo adalah perayaan akan keajaiban dunia dan ketulusan hubungan antar makhluk hidup.

5. My Neighbor Totoro (1988)

Sebagai salah satu simbol paling terkenal dari Studio Ghibli, My Neighbor Totoro menyampaikan cerita yang penuh kehangatan dan ketenangan tentang masa kecil, keluarga, dan dunia imajinasi. Film ini mengikuti dua kakak-beradik, Satsuki dan Mei, yang pindah ke pedesaan bersama ayah mereka. Di tengah alam yang masih asri, mereka bertemu makhluk hutan raksasa yang ramah bernama Totoro. Dengan gaya narasi yang tenang dan visual yang bersahaja, film ini menciptakan dunia penuh kedamaian dan imajinasi yang memikat, membuatnya menjadi salah satu film paling dicintai oleh anak-anak maupun orang dewasa di seluruh dunia.

6. Howl's Moving Castle (2004)

Film ini menggabungkan kisah cinta, sihir, dan perang dalam balutan visual yang menakjubkan. Howl's Moving Castle mengisahkan tentang Sophie, seorang gadis pembuat topi yang secara tiba-tiba dikutuk menjadi wanita tua oleh seorang penyihir. Dalam pencariannya untuk mematahkan kutukan tersebut, ia bertemu dengan penyihir eksentrik bernama Howl dan ikut tinggal di dalam kastilnya yang bisa berjalan. Kisah ini tidak hanya memperlihatkan perjalanan fisik, tetapi juga transformasi batin para karakternya. Miyazaki mengangkat isu-isu penting seperti dampak perang, kecantikan sejati, dan kebebasan memilih jalan hidup melalui visual yang penuh detail dan simbolisme mendalam.

7. Princess Mononoke (1997)

Princess Mononoke adalah film epik yang mengeksplorasi konflik antara eksploitasi manusia terhadap alam dan upaya para makhluk hutan untuk mempertahankannya. Tokoh utamanya, Ashitaka, adalah seorang pangeran yang terlibat dalam pertarungan antara manusia dari pemukiman besi dan para roh pelindung hutan. Dalam perjalanannya, ia bertemu San, gadis yang dibesarkan oleh serigala dan menjadi pejuang hutan. Film ini memadukan aksi yang intens dengan pesan ekologis yang kuat, menyuarakan pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kelestarian lingkungan.

8. Porco Rosso (1992)

Film ini menghadirkan nuansa yang berbeda dari film-film Ghibli lainnya, dengan mengambil latar di Laut Adriatik pada masa antara dua perang dunia. Porco Rosso mengikuti kisah seorang pilot pemberani bernama Marco, yang terkena kutukan dan berubah menjadi manusia berwajah babi. Sebagai pemburu bayaran, ia melawan bajak laut udara sambil bergumul dengan masa lalunya sebagai mantan prajurit. Melalui gaya visual klasik dan kisah yang penuh refleksi, film ini menyampaikan tema tentang kehormatan, cinta yang hilang dan pencarian makna dalam hidup setelah perang.

9. The Tale of the Princess Kaguya (2013)

Film ini merupakan adaptasi dari legenda kuno Jepang yang dikenal sebagai The Tale of the Bamboo Cutter. Disutradarai oleh Isao Takahata, film ini menggunakan gaya animasi tangan yang menyerupai lukisan cat air tradisional, memberikan kesan puitis dan emosional yang kuat. Ceritanya berkisah tentang seorang bayi perempuan yang ditemukan di dalam batang bambu oleh sepasang petani tua dan tumbuh menjadi gadis cantik bernama Kaguya. Namun, Kaguya ternyata memiliki asal usul yang misterius dari dunia lain. Dengan narasi yang dalam, film ini menggambarkan dilema antara keinginan bebas dan tanggung jawab terhadap takdir.

10. Nausicaä of the Valley of the Wind (1984)

Meskipun dibuat sebelum Studio Ghibli resmi berdiri, film ini menjadi fondasi dari filosofi dan arah kreatif studio tersebut. Nausicaä menceritakan tentang seorang putri bernama Nausicaä yang hidup di masa depan, di mana bumi telah tercemar dan dihuni oleh makhluk raksasa. Ia berusaha menjembatani konflik antara umat manusia dan alam, serta mencari jalan damai agar keduanya dapat hidup berdampingan. Film ini sangat relevan dengan isu-isu lingkungan modern dan menyuarakan harapan akan dunia yang lebih harmonis.

11. From Up on Poppy Hill (2011)

Film ini disutradarai oleh Goro Miyazaki, putra dari Hayao Miyazaki, dan berlatar di Yokohama pada era 1960-an. From Up on Poppy Hill menyuguhkan kisah romantis antara dua remaja, Umi dan Shun, yang mencoba menyelamatkan klub sekolah mereka dari pembongkaran. Di balik itu, terungkap pula kisah masa lalu yang menghubungkan keduanya. Film ini tidak hanya menampilkan cinta remaja yang manis, tetapi juga nostalgia terhadap Jepang pascaperang yang sedang berbenah menuju era modern.

12. Only Yesterday (1991)

Salah satu film Ghibli yang paling introspektif, Only Yesterday berkisah tentang Taeko, seorang wanita kantoran berusia 27 tahun yang melakukan perjalanan ke pedesaan. Selama perjalanan itu, ia mengingat kembali masa kecilnya dan menilai kembali arah hidupnya di masa kini. Film ini menghadirkan refleksi mendalam tentang hubungan masa lalu dengan masa depan, serta bagaimana kenangan membentuk kepribadian seseorang. Dikenal dengan pendekatannya yang realistik dan penuh kontemplasi, film ini cocok untuk penonton dewasa yang sedang menjalani proses pencarian diri.

13. Kiki’s Delivery Service (1989)

Kiki’s Delivery Service adalah kisah klasik tentang masa remaja, kemandirian, dan pencarian jati diri. Kiki, seorang penyihir muda, meninggalkan rumah untuk menjalani pelatihan dan memulai usaha pengantaran barang menggunakan sapunya. Dalam perjalanannya, Kiki menghadapi tantangan emosional dan kehilangan kepercayaan diri, yang membuatnya kehilangan kekuatan sihirnya. Film ini mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses tumbuh, dan bahwa kepercayaan terhadap diri sendiri merupakan kunci utama untuk bangkit kembali.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |