10 Prediksi Oscar 2025: Demi Moore dan Zoe Saldana Menang, Awas Conclave Nyalip Anora Jadi Film Terbaik

1 day ago 3

Liputan6.com, Jakarta Malam puncak Academy Awards ke-97 atau Piala Oscar 2025 siap digelar di Los Angeles, AS, Minggu (2/3/2025) waktu setempat atau Senin (3/3/2025) waktu Indonesia. Conclave digadang-gadang akan menang Film Terbaik dalam pergulatan sengit melawan Anora karya sineas Sean Baker..

Mengingat, Anora kandidat kuat di bidang penyutradaraan dan naskah asli. Yang juga disorot publik, kategori akting. Zoe Saldana lewat Emilia Perez dan Kieran Culkin (A Real Pain) diprediksi menang “mudah” di kategori Pemeran Pendukung Terbaik.

Yang juga diprediksi menang Piala Oscar adalah Demi Moore yang tampil memikat dalam horor The Substance. Ini kali pertama Demi Moore menembus nominasi Piala Oscar setelah berkarier hampir setengah abad. Ia bersaing ketat dengan Mikey Madison (Anora).

Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun prediksi Oscar 2025 di 10 kategori. Bagi yang bertanya prediksi kami soal pemenang Film Animasi Terbaik, kami menjagokan The Wild Robot. Kandidat kedua, Flow dari Latvia. Selamat menyimak.

1. Film Terbaik: Conclave (Tessa Ross, Juliette Howell, dan Michael A. Jackman)

Persaingan Film Terbaik Oscar 2025 akan mengerucut ke dua film: Anora dan Conclave. Anora film terbaik versi Producers Guild of America Awards (PGA). Ingat, 26 dari 35 film terbaik versi PGA menang Best Picture Oscar. Jelas, penghargaan ini berimpak sangat besar.

Masalahnya, Conclave menang BAFTA dan SAG Awards. Belum lagi ia menang kategori Penata Peran atau Ensambel Pemain Terbaik di sejumlah festival film tua di dunia. Prediksi kami Conclave jadi Film Terbaik berbekal kemenangan di kategori Naskah Adaptasi dan Editing.

Alternatif Pemenang: Anora (Alex Coco, Samantha Quan, dan Sean Baker)

2. Sutradara Terbaik: Sean Baker (Anora)

Mohon maaf, Anora bukan cerita impian Cinderalla yang ringan dan hura-hura. Sensitivitas isu perempuan digurat dengan empati dari sudut pandang laki-laki bernama Sean Baker. Kurang jeli bertutur maupun visual bisa membuat Anora terjerembab ke jurang kecaman.

Sean Baker cermat membawa Anora ke level berikutnya. Dengan sistem produksi detail, paham penokohan, naskah bak roller-coaster, plus kegesitan editing, Anora salah satu yang terbaik tahun ini. Ya, Sean Baker merangkap produser, sutadara, penulis krip, dan editor!

Alternatif pemenang: Brady Corbet (The Brutalist)

3. Pemeran Utama Pria Terbaik: Timothée Chalamet (A Complete Unknown)

Sumbu ledak itu bernama AI. Pengakuan editor yang diklarifikasi sutradara, Brady Corbet, bahwa teknologi AI (kecerdasan buatan) untuk memaksimalkan performa pemain The Brutalist termasuk Adrien Brody, agar sempurna berbahasa Hungaria, memantik kontroversi.

SAG Awards sejak awal menentang kecerdasan buatan untuk “menggantikan” kemampuan keaktoran. Sejak awal pula, kami yakin SAG Awards tak akan memilih Adrien Brody meski BAFTA, Golden Globe, dan Critics Choice bermufakat memenangkannya.

Ndilalah, akting Timothée Chalamet sebagai Bob Dylan sangat believable. Peter Bradshaw dari The Guardian menyebut performa sang aktor menghipnotis. Di tangan Timothée Chalamet, Bob Dylan hadir secara personal juga tampak genius dalam bermusik.

Alternatif pemenang: Adrien Brody (The Brutalist).

4. Pemeran Utama Wanita Terbaik: Demi Moore (The Substance)

Demi Moore dalam The Substance tak sekadar melakukan transformasi fisik. Pendekatannya pada tokoh Elizabeth Sparkle terasa penuh empati, jujur, juga liar mengikuti perspektif maupun imajinasi penulis skenario sekaligus sutradara Coralie Fargeat.

Didukung riasan wajah dan rambut detail, Demi Moore adalah daya tarik The Substance di samping topik standar kecantikan yang sangat relevan. Oscar cenderung menyukai nama baru. Demi Moore, The Substance, dan status first-timer di Oscar adalah momen tahun ini.

Alternatif pemenang: Amerika dan Inggris sering ikrib. Kami akan pura-pura kaget jika Mikey Madison, aktris terbaik BAFTA tahun ini, menang Oscar.

5. Penulis Skenario Asli Terbaik: Sean Baker (Anora)

Salah satu kategori yang bikin kepala nyut-nyutan tahun ini dipersembahkan oleh Skenario Asli Terbaik. Tiga ajang penghargaan film besar berbeda pilihan. BAFTA memilih A Real Pean karya Jesse Eisenberg. Critics Choice Awards melirik Coralie Fargeat (The Substance). 

Writers Guild of America Awards menenangkan Anora karya Sean Baker. “Terawang gaib” kami mengatakan, Anora akan menang Oscar. Sensitivitasnya dalam mengusung topik PSK, dialog realistis hingga sinis, plus sisi gelap, temaram, maupun terang penokohannya adalah kunci.

Alternatif pemenang: A Real Pean karya Jesse Eisenberg, please!

6. Penulis Skenario Adaptasi Terbaik: Peter Straughan (Conclave)

Tak banyak film tentang Paus. Makin minor jumlahnya kala membahas film Paus pemenang Oscar. Dalam catatan sejarah, hanya Becket yang meraih 12 nominasi dan menang satu Piala Oscar kategori Skenario Adaptasi Terbaik. Ini terjadi pada tahun 1965. Sekali lagi, 1965.

Akankah sejarah berulang setelah 60 tahun? Begini, Golden Globes yang menyatukan kompetisi naskah asli dan adaptasi memilih Conclave sebagai juara. Film ini menang Naskah Adaptasi Terbaik di BAFTA dan Critics Choice Awards. Tampaknya, sejarah akan terulang...

Alternatif Pemenang: Writers Guild of America Awards, penghargaan buatan Paguyuban Penulis Naskah AS, tak menominasikan Conclave. Mereka memenangkan Nickel Boys karya RaMell Ross dan Joslyn Barnes. Nickel Boys berpotensi jadi kuda hitam di sini. 

7. Lagu Tema Film Terbaik: “El Mal” dari film Emilia Pérez (Clément Ducol, Camille, dan Jacques Audiard)

“El Mal” dapat diartikan si jahat. Liriknya terbilang “seksi” karena mengecam perilaku korup dan kemunafikan, yang menyebar bagai racun bagi hati nurani. Terlepas dari akhir film yang seolah tak sejalan dengan semangat “El Mal,” lagu ini tak bisa dibilang gagal.

Liriknya tajam, menusuk tanpa basa-basi ditingkahi sinematografi yang mumpuni. Suka atau tidak, kemenangan di Golden Globe dan Critics Choice Awards awal tahun ini adalah bahan bakar yang mujarab bagi “El Mal” untuk membawa pulang Piala Oscar 2025.

Alternatif pemenang: Punten, Diane Warren 16 kali dinominasikan dan belum pernah menang. “The Journey” dari film The Six Triple Eight semoga membawa keajaiban.

8. Pemeran Pendukung Pria Terbaik: Kieran Culkin (A Real Pain)

Tanpa bermaksud mengecilkan nomine lain, harus diakui tak ada kompetisi di kategori ini. Kieran Culkin akan menang setelah membawa pulang piala dari Golden Globes, Critics Choice, BAFTA, dan SAG Awards. Bisa dibayangkan, dominasi sang aktor di kategori ini.

Puja-puji kritikus saat mengulas A Real Pain berpusat pada dua aspek: naskah karya Jesse Eisenberg dan performa Kieran Culkin yang hebat dalam mengartikulasikan gejolak batin tokoh Benji. Kritikus Mick LaSalle bahkan menyebut A Real Pain bergenre Kieran Culkin.

Alternatif pemenang: 1. Kieran Culkin. 2. Kieran Culkin. 3. Kieran Culkin.

9. Pemeran Pendukung Wanita Terbaik: Zoe Saldana (Emilia Pérez)

Mari kita amini bersama ulah Karla Sofía Gascón bikin pamor Emilia Pérez sebagai calon Film Terbaik Oscar meredup. Kecaman publik berikut isu penerapan teknologi kecerdasan buatan membuat 13 nominasi Oscar yang diraih Emilia Perez terasa agak gimana gitu.

Mungkin ini pula yang membuat kemenangan Zoe Saldana di sejumlah ajang penghargaan tak dapat standing ovation. Sang aktris seolah menggendong “kesalahan” ini sendirian. Apapun itu, Zoe Saldana kami yakini bakal menggenggam Piala Oscar pertamanya tahun ini.

Alternatif pemenang: Pokoknya Zoe Saldana. Enggak mau yang lain.

10. Film Internasional Terbaik: Emilia Pérez (Prancis) karya sineas Jacques Audiard

Terlepas dari cuitan Karla Sofía Gascón yang memantik kekesalan publik, hasil akhir Emilia Perez memang tak bisa dibilang buruk. Kevin Maher dari The Times memberi bintang lima seraya menyebut ini drama musikal gila sekaligus salah satu yang terbaik tahun ini.

Itu masih ditambah setumpuk pujian lain. Pencapaian 13 nominasi Oscar dengan peluang kuat di kategori Pemeran Pendukung Wanita dan Lagu Tema Terbaik, kita sebenarnya tak perlu bingung jika Emilia Perez menang Film Internasional Terbaik. Ya, kan?

Alternatif pemenang: I’m Still Here (Brazil) karya sineas Walter Salles terus mengintai...

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |