Liputan6.com, Jakarta Platform streaming Vidio kembali menghadirkan gebrakan hiburan dengan merilis My Stupid Boss: The Animated Series, adaptasi animasi dari film box office legendaris My Stupid Boss (2016). Serial ini akan tayang eksklusif di Vidio mulai 14 Juni 2025, menghadirkan 13 episode berdurasi 26 menit yang penuh dengan kelucuan dan kekacauan.
Dengan gaya animasi yang lebih ekspresif dan liar, serial bergenre komedi ini menjanjikan tawa tanpa henti. Duet ikonik Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari (BCL) kembali memerankan Bossman dan Kerani lewat suara mereka, didukung jajaran pengisi suara dari Malaysia seperti Chew Kin Wah, Bront Palarae, Atikah Suhaime, dan Iskandar Zulkarnain. Format animasi memberikan ruang lebih luas bagi Bossman untuk tampil lebih “maksa”, lebih ngeselin, dan lebih bebas dalam berulah.
Disutradarai oleh Daryl Wilson dan diproduksi oleh Falcon Pictures, serial ini menyuguhkan versi baru dari hubungan kocak antara Bossman yang menyebalkan dan Kerani yang cerdas namun sering apes. Nama Kerani sendiri berasal dari istilah Melayu yang berarti pegawai administrasi, mencerminkan karakter Diana yang harus menghadapi tingkah tak masuk akal sang atasan.
Format animasi memungkinkan eksplorasi cerita yang lebih liar dan tanpa batas. Penonton akan diajak menikmati dinamika kantor yang absurd dengan gaya satir dan penuh imajinasi, menjadikan My Stupid Boss: The Animated Series sebagai tontonan komedi yang relevan dan menghibur untuk semua kalangan.
Reuni Ikonik: Reza & BCL Kembali dengan Chemistry yang Tetap Solid
Dalam versi animasi ini, Reza Rahadian kembali mengisi suara karakter Boss yang ikonik, nyentrik, menyebalkan, sekaligus jenius dalam kekacauannya. Sementara Bunga Citra Lestari menghidupkan kembali karakter Kerani, yang kini tampil lebih ekspresif dan penuh komentar pedas dalam dunia animasi.
“Senang sekali bisa kembali menjadi Boss, tapi kali ini dalam bentuk animasi,” ujar Reza Rahadian. “Bossman yang unik, ceroboh, bossy, ngeselin, tetap dengan jargon khasnya dia ‘tempe bener” itu karakter yang tidak akan ada habisnya untuk dieksplorasi. Lewat medium animasi ini, kami bisa mengangkat sisi-sisi karakter yang sebelumnya mungkin nggak bisa dilakukan di film live action. Ekspresi, absurditas, semuanya bisa didorong lebih jauh.”
Bagi Reza menjadi voice actor dengan berperan sebagai Bossman itu tidak mempunyai kesulitan berarti. “Karakter ini sudah pernah melekat, itu bank of memory-nya cukup besar. Jadi muscle memory saya juga langsung tuned in ketika harus menghadirkan kembali suaranya. Apalagi sebelumnya sudah 2 kali saya peranin jadi pas disini sudah lebih enak,” ungkapnya.
Tantangan Penggarapan
Meskipun begitu proyek ini tetap ada tantangannya, yaitu bagaimana mengandalkan hanya suara untuk menghidupkan karakter. “Biasanya saya bisa memainkan gestur, ekspresi wajah. Tapi di animasi, semuanya harus hadir lewat suara. Dan itu justru menyenangkan sekaligus menantang,” katanya sambil tertawa.
Bunga Citra Lestari atau yang akrab dipanggil BCL juga menyambut hangat kembalinya karakter Kerani. “Kerani di versi animasi ini lebih ekspresif, lebih ‘galak’, tapi tetap charming. Saya senang karena ini versi yang lebih ‘bebas’ dari dia,” ujar BCL.
Bagi BCL ada tantangan tersendiri saat proses mengisi suara karakter animasi. “Tantangannya mungkin lebih karena kita tidak tahu visualnya seperti apa, sehingga kita harus mempunyai kemampuan berimajinasi lebih untuk bisa menghidupkan karakter itu lewat suara,” katanya.
BCL juga menilai baik versi live action maupun versi animasi masing-masing mempunyai keunikan. Meskipun secara karakter Kerani itu sama, yaitu menjadi korban ulah suka suka nya Bossman, tetapi di versi animasi ruang gerak untuk mengeksplorasi gambarnya sendiri menjadi lebih besar.
Dipertemukan kembali dengan Reza juga menjadi hal menyenangkan bagi BCL. Meskipun rekamannya dilakukan terpisah, tetapi tetap terasa nyambung, karena memang chemistry antara BCL dan Reza sudah terbentuk sejak film pertama.
Format Animasi = Ruang Baru untuk Komedi Tanpa Batas
Kilas balik tentang My Stupid Boss. IP ini adalah hasil adaptasi dari 5 buku yang ditulis oleh chaos@work berdasarkan pengalaman pribadinya. Kisah tersebut awalnya ditulis di blog pribadi pada tahun 2005, lalu mendapat respons positif dari teman-temannya hingga akhirnya dibukukan pada 2013 menjadi lima volume. Dari novel diangkat menjadi layar lebar, kemudian menjadi series Animasi.
Serial animasi ini diproduksi kurang lebih selama 2 tahun secara total mulai dari penggarapan konsep series, penulisan naskah hingga selesai produksi animasinya yang melibatkan lebih dari 200 tim kreatif dan profesional.
“Dari awal proses pra-produksi kami membuat batasan jumlah lokasi yang akan digunakan dalam cerita karena pada produksi serial animasi dengan menggunakan teknik 3D, seluruh aset digital harus dibuat terlebih dahulu untuk menciptakan lokasi yang akan digunakan dalam cerita,” ungkap sutradara Daryl Wilson .
Adapun dalam proses pengerjaannya script dan dialog pertama ditulis dalam bahasa Indonesia kemudian diterjemahkan ke bahasa Melayu untuk dialog karakter-karakter Malaysia. Rekaman suara dilakukan lebih dulu, setelah itu baru animasinya dibuat. Sehingga tim animasi menyesuaikan ekspresi dan gerakan karakter dengan intonasi dan emosi para pengisi suara.
“Visual treatment yang diterapkan ke dalam serial ini mengacu pada karakter My Stupid Boss live action, namun karena ini adalah serial animasi maka kami pun secara kreatif menyiapkan desain karakter untuk bisa mengeksplore salah satu ciri dari animasi yaitu bisa menampilkan sesuatu yang tidak masuk akal menjadi masuk akal. Contohnya adalah di mana setiap Kerani membayangkan kekesalannya kepada Bossman dalam bentuk visual yang imajinatif dan tak terbatas karena itu ruang khayalan Kerani. Komedi bisa lebih ‘over the top’, dan satir sosial yang dulu hanya tersirat kini bisa jadi lebih eksplisit, tapi tetap lucu,” tambah Daryl Wilson.
My Stupid Boss: The Animated Series bukan hanya adaptasi ulang, tetapi reinterpretasi penuh energi baru. Dengan skenario segar, desain visual yang khas, dan dinamika cerita yang mendekati kartun slapstick ala barat namun tetap berakar pada budaya Asia Tenggara, serial ini menghadirkan pengalaman menonton yang unik bagi semua kalangan usia.