Serial Netflix El Eternauta Gunakan AI Generatif dalam Produksi Series untuk Pertama Kalinya, Ini Alasannya

1 week ago 13

Liputan6.com, Jakarta Netflix untuk pertama kalinya menggunakan teknologi kecerdasan buatan generatif (generative AI) dalam salah satu serial produksinya.

Langkah menggunakan AI ini dinilai sebagai upaya tidak hanya untuk memangkas biaya produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas konten mereka, melansir The Guardian.

Co-Chief Executive Officer Netflix, Ted Sarandos, mengungkapkan bahwa serial fiksi ilmiah asal Argentina berjudul El Eternauta atau The Eternaut merupakan produksi pertama perusahaan yang melibatkan penggunaan gambar yang dihasilkan oleh AI generatif.

"Kami tetap yakin bahwa AI adalah peluang luar biasa untuk membantu para kreator membuat film dan serial yang lebih baik, bukan sekadar lebih murah," ujar Sarandos kepada para analis saat konferensi setelah laporan keuangan kuartal kedua dirilis pada Kamis (waktu setempat).

Kisah El Eternauta dan Alasan Penggunaan AI

Serial El Eternauta mengisahkan para penyintas dari fenomena salju beracun yang datang secara cepat dan menghancurkan. Dalam proses produksinya, Netflix dan para seniman efek visual (VFX) memanfaatkan AI untuk menciptakan adegan runtuhnya sebuah bangunan di Buenos Aires.

“Dengan menggunakan alat berbasis AI, mereka mampu menghasilkan visual yang luar biasa dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan, urutan adegan VFX tersebut diselesaikan 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan proses menggunakan alat dan alur kerja VFX konvensional,” jelas Sarandos.

Menurutnya, penggunaan teknologi ini memungkinkan Netflix mendanai serial tersebut dengan anggaran yang jauh lebih rendah dari produksi berskala besar pada umumnya.

“Biaya untuk menciptakan efek khusus tanpa bantuan AI tidak akan masuk akal untuk sebuah serial dengan anggaran seperti ini,” katanya.

Turut Memicu Kekhawatiran

Meski begitu, penggunaan AI generatif dalam industri hiburan turut memicu kekhawatiran akan potensi pemangkasan tenaga kerja, terutama di sektor produksi dan efek visual.

Isu ini sempat menjadi pokok perdebatan utama dalam aksi mogok ganda yang dilakukan para aktor dan penulis naskah Hollywood pada 2023, yang akhirnya menghasilkan kesepakatan agar teknologi baru ini tetap berada dalam kendali para pekerja, bukan menggantikan mereka.

Sarandos menekankan bahwa penerapan AI bukan berarti menghilangkan peran manusia. “Ini adalah pekerjaan nyata yang dilakukan oleh orang-orang nyata dengan alat yang lebih baik. Para kreator kami sudah merasakan manfaatnya dalam produksi, mulai dari tahap pra-visualisasi hingga perencanaan pengambilan gambar, dan tentu saja pada efek visual. Saya percaya, alat-alat ini membantu para kreator memperluas kemungkinan penceritaan di layar, dan itu sangat menggembirakan,” ujarnya.

Pernyataan Sarandos ini disampaikan usai Netflix melaporkan pendapatan sebesar 11 miliar dolar AS untuk kuartal yang berakhir pada Juni 2025—naik 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh keberhasilan musim ketiga sekaligus penutup dari serial thriller asal Korea, Squid Game.

Tergolong Kecil Namun Tumbuh Cepat

Perusahaan juga mengungkapkan bahwa bisnis iklannya yang masih tergolong kecil namun tumbuh cepat, diperkirakan akan “hampir dua kali lipat” tahun ini.

“Pencapaian kuartal Netflix yang melampaui ekspektasi adalah hasil dari kombinasi konten yang kuat, kenaikan harga, dan momentum iklan yang berjalan bersamaan,” kata Mike Proulx, Wakil Presiden Riset di perusahaan riset pasar Forrester.

“Meskipun masih banyak yang perlu dibenahi dalam aspek teknologi iklan, bagian tersulit telah dilewati Netflix berkat peluncuran penuh dari platform teknologi iklan miliknya,” pungkasnya.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |