Romahurmuziy: PPP Butuh Ketum 'Superman', Bukan 'Suparman'

8 hours ago 1

Surabaya, CNN Indonesia --

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy menegaskan bahwa PPP saat ini membutuhkan sosok luar biasa atau 'Superman' untuk mengembalikan partai berlambang Ka'bah itu ke parlemen.

Rommy mengatakan, tantangan mengembalikan PPP ke Senayan sangat berat. Karena itu, menurutnya, hanya figur yang benar-benar kuat dan luar biasa yang bisa mengemban tugas tersebut.

"Partai ini butuh seorang Superman untuk bisa kembali ke Senayan. Bukan Suparman ya. Kalau Superman itu apa extraordinary guy gitu ya," kata Rommy, di sela Rakorwil PPP Jatim, di Vasa Hotel Surabaya, Minggu (29/6) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rommy menekankan PPP memerlukan figur luar biasa kuat, karena belum pernah ada sejarah partai politik yang kembali ke DPR RI setelah sebelumnya gagal melampaui ambang batas parlemen.

"Kalau Superman itu kan orang biasa. Nah, kita butuh yang memang luar biasa kuat karena tantangan untuk bisa kembali ke Senayan itu adalah memecah sejarah yang sudah berlangsung sejak tahun 1999 sampai sekarang. Artinya sudah 26 tahun belum pernah ada partai yang setelah keluar dari Senayan kembali. Nah, itu itu seorang Superman. Kita sedang cari Superman itu. Apakah dari planet Krypton atau dari planet lain begitu," lanjut Rommy.

Belum diketahui, apakah Rommy menyindir salah satu nama yang belakangan mencuat sebagai kandidat ketum PPP, yakni mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

Sentil Mardiono

Rommy juga menanggapi sinis kabar Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono yang disebut bakal turut mencalonkan diri sebagai Ketua Umum definitif dalam Muktamar PPP mendatang.

Rommy menyatakan Mardiono memang memiliki hak untuk mencalonkan diri, seperti kader PPP lainnya. Namun ia mengingatkan bahwa posisi ketua umum tidak sekadar soal hak, tetapi juga harus berdasarkan prestasi, sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga PPP.

"Pak Mardiono masih kalau melihat dukungan yang muncul kemarin di NTT, kemudian di Papua, ya. Kemudian DKI. Memang itu basis tradisional Pak Mardiono dan tentu adalah hak setiap kader partai untuk mencalonkan diri," kata Rommy.

Soal prestasi, Rommy kemudian menyindir kepemimpinan Mardiono yang justru membuat perolehan kursi DPR RI merosot drastis bahkan tak lolos dalam Pemilu 2024.

"Tetapi kan kita juga mengikuti secara seksama bahwa ketua umum itu di dalam anggaran rumah tanggaPPPitu harus seseorang yang memiliki prestasi. Nah, kalau dari 19 kursi kemudian hilang, apa itu bisa disebut prestasi?" sindir Rommy.

Menurut Rommy, keputusan akhir akan kembali kepada para peserta Muktamar atau Muktamirin. Ia juga menguraikan bahwa jumlah suara dalam Muktamar mencapai sekitar 700, yang berasal dari seluruh PPP kabupaten/kota dan provinsi, serta suara tambahan berdasarkan perolehan kursi legislatif.

"514 kabupaten kota ditambah 34 provinsi berarti berapa tuh. 514 + 34 ya kurang lebih sekitar sekianlah ya ditambah dengan timbangan suara karena diPPPitu ada insentif untuk perolehan kursi di atas empat itu ada tambahan kursi empat sampai lima ada tambahan satu, enam sampai tujuh ada tambahan dua dan seterusnya. Kurang lebih sekitar 700. Ya," jelas Rommy.

Muktamar PPP sendiri telah diputuskan akan digelar 29 Oktober 2025-1 Oktober 2025 di Bali. Forum ini, merupakan agenda paling krusial untuk menentukan arah dan langkah perjuangan partai ke depan.

Muktamar PPP diprediksi akan berlangsung sengit, seiring dengan munculnya sejumlah nama yang digadang-gadang bakal menantang Mardiono dalam perebutan kursi ketua umum.

Rommy membeberkan, nama-nama itu di antaranya yakni Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, kemudian mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purnawirwan) Dudung Abdurachman. Dua nama itu berasal dari eksternal.

LaluSandiaga Uno yang merupakan Mantan Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP, kemudian Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, lalu Mantan KetumPPP2020-2022 Suharso Monoarfa.

(frd/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |