2 SPPG di Karimun Kepri Ditutup Usai Kasus Keracunan MBG

1 hour ago 1

Batam, CNN Indonesia --

Operasional dua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau dihentikan sementara usai belasan siswa diduga keracunan.

Kepala SPPG Sei Lakam 1, Meciridayani mengatakan keputusan penghentian operasional datang langsung dari BGN Regional Kepri. Instruksi itu disampaikan usai 14 siswa SMP Negeri 2 Karimun dan siswa SD 010 Negeri Parit Lapis, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau mengeluh sakit perut, mual, muntah hingga sesak napas setelah mengonsumsi MBG.

Dia menyebut penghentian dua dapur itu yakni SPPG Sungai Lakam 1 dan SPPG Sungai Raya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah koordinasi dengan kepala regional Kepri. Instruksi beliau, agar dapur ditutup sementara sampai masalah ini selesai," katanya, Sabtu (27/9).

Menurutnya, seluruh proses pengolahan makanan sudah mengikuti standar prosedur yang ditetapkan BGN. Mulai dari penerimaan bahan baku, tahap pemorsian, hingga distribusi ke penerima manfaat.

Ia menjelaskan, tahapan pertama masak selesai sekitar pukul 04.00 WIB. Setelah itu ada proses pendinginan sebelum makanan didistribusikan. Selain itu, setiap menu juga diuji oleh ahli gizi dan dicicipi oleh relawan MBG sebelum dibagikan.

Dia mengaku belum bisa memastikan penyebab pasti belasan siswa mengalami gejala keracunan. Sampel makanan sudah dikirimkan ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam untuk diperiksa lebih lanjut.

"Hasil uji laboratorium akan diumumkan oleh Dinas Kesehatan," ujarnya

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Soerjadi mengatakan untuk hasil sample yang dikirim ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam akan diketahui tiga hingga empat hari sejak kejadian.

"Sampel makanan dikirim ke BTKL Batam untuk diperiksa, kalau hasilnya negatif bisa jadi waktunya hanya tiga atau empat hari," katanya.

Sementara itu, Ketua Satgas Makan Bergizi Gratis (MBG) Karimun, sekaligus Wakil Bupati, Rocky Marciano Bawole, meminta masyarakat di Kabupaten Karimun tidak berspekulasi terkait insiden ini. Dia meminta bersabar menunggu hasil uji laboratorium yang dikirim BTKL Batam.

"Masyarakat bersabar, tunggu hasil uji laboratorium. Jangan memberikan pernyataan yang bisa menimbulkan keresahan. Kita berdoa semoga ini bukan kejadian luar biasa, tapi sesuatu yang di luar perkiraan kita semua," ujarnya.

Sebelumnya, selama dua hari berturut-turut pada Kamis (25/9) dan Jum'at (26/9) sebanyak 14 siswa SMP Negeri 2 Karimun dan siswa SD 010 Negeri Parit Lapis, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau mengeluh sakit perut, mual, muntah hingga sesak napas diduga usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

(arp/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |