Review Film In the Lost Lands Dibintangi Milla Jovovich: Pertempuran Penyihir di Sungai Tengkorak

5 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Bintang film Resident Evil, Milla Jovovich menjajal lagi peruntungan di genre action fantasi dalam film In The Lost Lands. Tak sekadar jadi pemeran utama, kali ini sang aktris duduk di kursi prosuser.

In The Lost Lands juga diperkuat bintang film Guardians of the Galaxy, Dave Bautista. Paul W. S. Anderson yang pernah menggarap waralaba Resident Evil kembali digandeng sebagai sutradara.

Perjalanan In The Lost Lands menuju layar lebar melewati proses berliku. Melansir dari berbagai sumber, Constantin Werner membeli hak atas tiga cerita pendek George R. R. Martin pada Februari 2015.

Ketiga cerita yang dimaksud yakni “The Lonely Songs of Laren Dorr,” “In the Lost Lands,” dan “Bitterblooms.” Rencana semula, Milla Jovovich memerankan Gray Alys sementara Boyce dipercayakan pada Justin Chatwin.

Yang terjadi kemudian, proyek besar ini mengambang hingga pada 2021, Paul W.S. Anderon dipinang sebagai sutradara. Posisi Justin Chatwin digantikan Dave Bautista. Seperti apa hasil akhirnya? Berikut review film In The Lost Lands.

Promosi 1

Perburuan Kekuatan Magis

In The Lost Lands memotret perjalanan panjang Gray Alys (Milla Jovovich) dan Boyce (Dave Bautista) melintasi rute berbahaya karena penuh kekuatan sihir. Salah satu tempat disebut Sungai Tengkorak, yang menentukan hidup dan mati mereka.

Gray Alys adalah penyihir yang hidup di zaman penuh kejahatan. Gereja melakukan praktik tak lazim termasuk menghabisi orang yang dianggap jahat dan tak mau bertobat. Salah satu eksekutornya adalah Ash (Arly Jover).

Sementara kerajaan di kuasai Ratu Melange (Amara Okereke) dengan suaminya yang lumpuh. Sang Ratu mengaku main gila dengan Boyce hingga hamil. Di sisi lain, Melange punya serdadu tampan yang terobsesi pada majikan.

Serdadu itu bernama Jerais (Simon Loof). Konspirasi politik berujung perpindahan tampuk kekuasaan. Gray Alys ikut terseret dalam pusaran konflik berdarah yang melibatkan Melange, Jerais, dan Patriarch Johan (Fraser James).

Fase Awal In The Lost Lands

Aroma Resident Evil tampak menyengat sepanjang menyaksikan In The Lost Lands mulai dari aspek desain produksi, tata artistik, hingga palet warna yang dipilih untuk menuturkan perjalanan hidup dan mati sang tokoh utama.

Fase awal film ini mempresentasikan siapa Gray Alys, bagaimana bisa bertemu Boyce, termasuk apa motivasi mereka. Masalahnya, ada di pace. Entah kenapa terasa lambat dan motivasinya pun tak tergali lebih dalam.

Intrik Kekuasaan dalam Istana

Walhasil, babak pertama In The Lost Lands sedikit menjemukan. Kesalahan ini ditebus di babak kedua yang menyajikan pertalian sekaligus intrik politik istana. Menggigit namun bukan tanpa kelemahan.

Intrik kekuasaan sejak awal menghadapkan tokoh hitam dan putih. Konflik dan alur digulir linear. Saking lugas sampai tak ada kejutan yang didapat penonton saat masuk ke istana. Lalu, tibalah kita di babak ketiga.

Terkesan Muram dan Suram

Babak akhir film ini menyelesaikan dua konflik besar di Sungai Tengkorak dan istana. Seru, menegangkan, juga bikin ketar-ketir. Usai menonton, yang membekas dari In The Lost Lands adalah pewarnaan yang earthy.

Bahkan, terkesan muram dan suram. Walhasil, kita tak bisa menikmati keglamoran saat berada di istana. Perjalanan ke Tanah Yang Hilang pun benar-benar muram. Nuansanya temaram cenderung gelap.

Koneksi Milla dan Dave

Entah jika sineas Paul W. S. Anderson hendak mengirim mood putus asa dalam petualangan kedua tokoh utama. Jika memang demikian, maka In The Lost Lands mencapai tujuannya. Dari awal sampai akhir, konsisten menguning atau menghitam.

Performa Milla Jovovich sebagai jagoan terbilang meyakinkan. Meski lagi-lagi, citranya sebagai Alice dalam Resident Evil yang berjilid-jilid dan menahun seolah belum tanggal. Beruntung, koneksinya dengan Dave Bautista solid.

Kemampuan Menyihir dan Skill Menembak

Pada akhirnya, perjalanan Boyce dan Gray Alys terasa lebih seru ketimbang huru-hara istana. Hasil akhirnya, konflik dua titik ini kurang imbang dengan penyelesaian yang terasa mudah saja.

In The Lost Lands dengan sejumlah kekurangannya masih enak dijadikan teman ngabuburit di bulan Ramadan. Berdurasi ringkas, film ini menampilkan elemen aksi dan petualangan lumayan seru.

Keahlian bertarung Milla Jovovich sebagai penyihir dan skill Dave Bautista sebagai penembak ulung akan jadi daya tarik utama dalam tiap adegan aksi In The Lost Lands. Mereka jadi duet maut kesayangan penonton. 

Pemain: Dave Bautista, Milla Jovovich, Arly Jover, Amara Okereke, Fraser James, Simon Loof

Produser: Jeremy Bolt, Paul W. S. Anderson, Milla Jovovich, Dave Bautista, Constantin Werner, Jonathan Meisner, Robert Kulzer

Sutradara: Paul W. S. Anderson

Penulis: Constantin Werner

Produksi: Constantin Film, Spark Productions, FilmNation

Durasi: 1 jam, 41 menit

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |