Potret Eyang dari Al Ghazali di Pernikahan Sang Cucu, Tulis Nasehat yang Menyentuh

3 months ago 51

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan siraman dan akad Al Ghazali dengan Alyssa Daguise tidak hanya memancarkan sukacita dua mempelai, tetapi juga menjadi panggung haru bagi Eyang Bapak Ir. Harjono Sigit Bachroen Salam—yang akrab disapa Pak Sigit—beserta sang istri.

Di usia 86 tahun (Eyang Bapak) dan 85 tahun (Eyang Ibu), pasangan ini hadir mengenakan busana tradisional Jawa, menghadirkan simbol keteguhan cinta yang sudah terjalin enam dekade lamanya.

Keberadaan mereka di barisan tamu utama, lengkap dengan nasihat penuh makna yang dituliskan Pak Sigit untuk cucu tercinta, mengundang kagum warganet hingga menjadikan potret-potret mereka viral sebagai inspirasi keluarga Indonesia.

1. Senyum Teduh Eyang Bapak di Kursi Tamu

Potret pertama menampilkan Pak Sigit duduk tenang di deretan kursi rotan berbalut kain krem, serasi dengan dekorasi tirai emas lembut yang mendominasi ruangan siraman Al Ghazali.

Wajah beliau tersenyum teduh di balik blangkon batik sogan, sementara beskap abu-abunya berpadu halus dengan jarik motif parang rusak, memperlihatkan keanggunan Jawa klasik yang tetap nyaman untuk lansia.

Genggaman lembut pada ponsel di pangkuan, lengkap dengan tali pengaman sederhana, menunjukkan semangat adaptasi teknologi—cerminan bahwa belajar tak berhenti meski usia terus beranjak senja.

2. Harmoni Pasangan Berdampingan

Dalam bingkai yang sama, Eyang Ibu tampil menawan dengan kebaya brokat hijau mint, hiasan bros emas, serta sanggul klasik yang rapi, menggambarkan kecintaan pada tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Posisi duduk berdampingan tanpa sekat mengekspresikan kesetiaan mereka setelah 60 tahun menikah, menjadi teladan bagi Al Ghazali dan Alyssa agar tetap saling menjaga hingga akhir hayat.

Deretan tamu muda di latar belakang tampak terpukau, seakan menyadari bahwa kebahagiaan hakiki terletak pada kebersamaan yang tulus, bukan semata kemegahan pesta.

3. Jadi Fotografer Dadakan

Potret ketiga memperlihatkan Pak Sigit berdiri lincah di tengah pilar kristal gantung, mengangkat ponsel untuk mengabadikan momen istrinya, membuktikan sisi romantis yang tak pudar meski di usia senja.

Gestur antusias itu menegaskan bahwa figur Eyang Sigit dan istrinya ini layak menjadi panutan bagi pasangan-pasangan muda saat ini. Eyang Ibu juga terlihat berpose anggun menyambut jepretan sang suami.

4. Ungkapan Cinta Lewat Caption Instagram

Potret keempat adalah tangkapan layar unggahan @harjonosigit yang menuliskan nasihat panjang nan menyentuh untuk Al Ghazali dan Alyssa, lengkap dengan doa agar rumah tangga mereka,

"Hadir sebagai Eyang Bapak dan Eyang Ibu pada acara Siraman Al @alghazali7 di usia kami 86 dan 85 tahun setelah menjalani 60 tahun usia pernikahan kami mudah2an bisa menjadi contoh bagi Al @alghazali7 dan Alyssa @alyssadaguise.

Kami mendoakan yang terbaik untuk Al Alyssa selalu langgeng sampai akhir hayat, saling setia, menjadi pasangan yang tulus kasih, selalu rendah hati dan membumi, sama2 pintar cari uang, rajin menabung, simpan asset, pinter ber investasi dan murah hati, tidak pelit kepada kepada Bunda @maiaestiantyreal, Eyang Bapa Ibu, seperti Al selama ini kepada kami.

Al @alghazali7 dan Alyssa @alyssadaguise Inshaa Allah selalu “Njowo” dalam bertutur, bersikap, berperilaku menghormati orang tua, sayang ikhlas kepada keluarga terutama orang tua dan Eyang Bapa Eyang Ibu, pada keluarga besar. Selalu tetap ingat dimana kaki berpijak. Aamiin YRA"

Caption tersebut langsung dibanjiri ribuan likes dan komentar positif, menandakan bahwa petuah orang tua tetap relevan di era digital, bahkan menjadi konten edukatif yang viral berkat keaslian pesan.

5. Sosok Eyang Al Ghazali Harjono Sigit yang Bukan Orang Sembarangan

Ir. Harjono Sigit Bachroen Salam, atau yang lebih akrab disapa Pak Sigit, merupakan sosok intelektual sepuh yang tidak hanya dikenal sebagai ayah Maia Estianty dan Eyang Al Ghazali, namun juga sebagai pelopor pendidikan arsitektur di Surabaya. 

Eyang Al Ghazali lahir di Madiun pada 21 September 1939, Harjono kecil awalnya hanya memiliki satu nama yakni "Harjono", sebelum ia memutuskan menambahkan nama ayahnya menjadi “Sigit Bachroen Salam” selepas lulus kuliah. Keteladanannya tak hanya terlihat dalam lingkup keluarga, tapi juga dalam dedikasinya membangun fondasi pendidikan arsitektur modern di Indonesia, khususnya di wilayah timur.

Harjono Sigit menempuh pendidikan menengah atas di Madiun hingga lulus SMA tahun 1958, lalu melanjutkan kuliah ke Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Arsitektur dan lulus pada tahun 1964. Langkahnya meniti ilmu di Bandung menjadi cikal bakal kontribusinya dalam menyebarkan ilmu arsitektur di Surabaya, di mana ia turut andil dalam mendirikan dan mengembangkan pendidikan arsitektur di kota tersebut. Tak hanya itu, Harjono  juga sosok  keturunan pahlawan nasional Oemar Said Tjokroaminoto.

FAQ (Tanya-Jawab Singkat)

Q: Siapa nama lengkap Eyang Bapak Al Ghazali?

A: Ir. Harjono Sigit Bachroen Salam, lahir 21 September 1939.

Q: Apa hubungan Harjono Sigit dengan Haji Oemar Said Tjokroaminoto?

A: Harjono Sigit adalah cucu langsung pendiri Sarekat Islam tersebut.

Q: Busana apa yang dikenakan Eyang Bapak pada acara siraman?

A: Beskap abu-abu, jarik batik parang rusak, dan blangkon sogan.

Q: Apa inti nasehat Pak Sigit untuk Al Ghazali dan Alyssa?

A: Tetap setia, rendah hati, rajin menabung, pintar investasi, dan menghormati orang tua.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |