Makna Lagu Imagine dari John Lennon: Imajinasi tentang Dunia Damai Tanpa Terpecah oleh Perbedaan

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari lima dekade sejak pertama kali dirilis, lagu "Imagine" karya mendiang John Lennon masih menjadi salah satu lagu paling ikonik di dunia. Dirilis pada 1971, lagu ini tak hanya mencerminkan aspirasi pribadi mantan gitaris dan vokalis The Beatles itu terhadap perdamaian dan dunia yang lebih baik. Lagu ini juga menjadi simbol harapan universal yang melintasi zaman, budaya, dan batas negara.

Lagu "Imagine" ditulis oleh John Lennon bersama istrinya, Yoko Ono, di tengah situasi dunia yang penuh gejolak. Perang Vietnam, ketegangan Perang Dingin, serta berbagai ketidakadilan sosial dan ekonomi menjadi latar belakang lahirnya lagu ini.

Dengan melodi yang sederhana namun menyentuh, "Imagine" mengajak para pendengarnya untuk membayangkan dunia tanpa batas negara, tanpa sistem kepemilikan yang kerap menimbulkan kesenjangan, bahkan tanpa agama yang kerap diselewengkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk memecah belah perdamaian.

“Imagine there’s no heaven... no countries... no possessions.” Lirik-lirik ini sempat menuai kontroversi karena dianggap terlalu idealis, bahkan utopis (tak ada negara) dan menjurus ke atheisme (tak ada surga). Namun di balik kontroversinya, "Imagine" menyampaikan pesan damai yang kuat—dunia yang bisa hidup dalam harmoni tanpa terikat pada dogma, harta, dan nasionalisme yang sempit.

Musik dalam "Imagine" dibalut dengan aransemen minimalis, didominasi oleh permainan piano Lennon yang lembut dan vokalnya yang jujur. Dalam kesederhanaannya, makna lagu ini justru menjadi semakin kuat, membiarkan liriknya yang menyampaikan pesan damai berbicara lebih lantang.

Salah Satu Lagu Terbaik Sepanjang Masa

Lagu ini tak sekadar menjadi tembang khas John Lennon setelah era The Beatles, "Imagine" juga dinobatkan sebagai salah satu lagu terbaik sepanjang masa oleh berbagai lembaga musik dunia, termasuk Rolling Stone yang menempatkannya di posisi tinggi dalam daftar 500 Greatest Songs of All Time.

Lebih dari sekadar lagu, "Imagine" telah menjadi bagian dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah. Lagu ini kerap diputar saat aksi-aksi kemanusiaan, peringatan tragedi, hingga pembukaan acara-acara besar internasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian.

Banyak musisi dunia, dari generasi ke generasi turut menyanyikannya ulang sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan pentingnya harapan.

Yoko Ono, yang menjadi inspirasi utama John Lennon dalam menciptakan "Imagine", sempat menyatakan bahwa lagu ini adalah “sebuah manifesto damai dalam bentuk lagu.” Ia bahkan menambahkan bahwa liriknya berasal dari puisi-puisi miliknya yang pernah ia tulis.

Sampai hari ini, Imagine tetap relevan. Dalam dunia yang masih dihantui konflik, krisis kemanusiaan, dan ketimpangan sosial, pesan dalam lagu ini terus menggema. Lennon seolah mengingatkan kepada kita bahwa imajinasi bukan sekadar angan-angan, tetapi bisa menjadi awal dari perubahan yang nyata.

Lagu Perdamaian yang Lahir dari Imajinasi dan Cinta

Melalui "Imagine", John Lennon tidak hanya menciptakan lagu—ia menciptakan visi. Ajakannya kepada penududk dunia untuk membayangkan sebuah tempat tanpa sekat-sekat pemisah, menciptakan imajinasi dunia tanpa perpecahan, penuh damai, dan lebih baik.

Lagu ini juga berisi pesan politik yang diselimuti melodi lembut, diciptakan untuk menjangkau audiens seluas mungkin. Bagi John Lennon, jika kita menginginkan perdamaian, kita harus memulainya dengan membayangkannya terlebih dahulu.

Konsep “imagine” berasal dari Yoko Ono yang diketahui sangat menjunjung keterbukaan berpikir dan kekuatan imajinasi. Pada 1964, Yoko sempat menerbitkan Grapefruit, sebuah buku berisi "instruksi dan gambar" yang mencerminkan semangat lirik "Imagine".

Salah satu instruksinya berbunyi: “Imagine the clouds dripping / Dig a hole in your garden to put them in.” Buku ini diterbitkan ulang pada 1971, tepat sebelum lagu dirilis. Lennon bahkan terlihat sering memakai kaus bertuliskan kalimat itu saat mendampingi Yoko dalam tur bukunya tersebut.

Lagu ini ditulis dan direkam di Tittenhurst Park, rumah Lennon dan Yoko di pedesaan Inggris. Ketika itu, The Beatles sedang di ambang bubar. Lennon yang sudah menelurkan beberapa album avant-garde bersama Yoko, termasuk Unfinished Music No. 1: Two Virgins, mulai menjelajah jalur solo secara serius.

Selepas menjalani terapi primal scream, ia memperkenalkan grup Plastic Ono Band di tahun 1970. Awal 1971, ia mulai menggarap materi untuk album berikutnya—salah satunya adalah "Imagine".

Rekaman dilakukan di studio pribadinya, Ascot Sound Studios. Lennon mengajak rekan-rekannya, termasuk produser Phil Spector, George Harrison, Klaus Voormann, Nicky Hopkins, dan drummer Alan White serta Jim Keltner. Suasana di studio cukup hangat dan produktif.

"Imagine" menjadi salah satu lagu pertama yang direkam, dengan aransemen sederhana agar liriknya bisa benar-benar terdengar: hanya vokal dan piano dari Lennon, bass dari Voormann, serta drum dari White. Orkestra string ditambahkan kemudian.

Keterlibatan Yoko Onno

Meskipun awalnya hanya Lennon yang tercantum sebagai pencipta lagu, ia mengakui bahwa Yoko seharusnya turut mendapat kredit. Dalam wawancara radio dua hari sebelum kematiannya pada 1980, Lennon berkata, “Lagu ini harusnya dikreditkan sebagai lagu Lennon/Ono karena banyak lirik dan konsepnya berasal dari Yoko… Saya sedikit lebih egois, sedikit lebih macho, dan saya agak lupa menyebutkan kontribusinya.”

Empat dekade kemudian, pada 14 Juni 2017, National Music Publishers’ Association resmi menambahkan Yoko sebagai penulis lagu.

Penambahan itu disampaikan bersamaan dengan pemberian penghargaan Centennial Award untuk Yoko atas kontribusinya dalam lagu tersebut, dilanjutkan dengan penampilan dari Patti Smith.

Tak sedikit yang menyebut lirik "no possessions" sebagai bentuk kemunafikan, mengingat John Lennon hidup dalam kemewahan. Namun, Yoko menjawab kritik itu dalam wawancara tahun 1998, menyatakan bahwa Lennon memang berharap suatu hari nanti manusia bisa bahagia tanpa terobsesi pada materi.

Video dan Warisan Visual

Video "Imagine" menjadi salah satu ikon visual dari era tersebut. Lennon terlihat memainkan lagu di piano putih di ruang putih di Tittenhurst, sementara Yoko duduk di sampingnya. Video ini menjadi bagian dari film Imagine (1972), yang mendokumentasikan semua lagu dari album tersebut.

Rekaman video dari sesi ini juga digunakan dalam berbagai film dokumenter, yakni Imagine: John Lennon (1988), Gimme Some Truth – The Making of John Lennon’s Imagine (2000), dan John & Yoko: Above Us Only Sky (2019).

Piano dalam video tersebut—sebuah grand piano putih—menjadi simbol utama lagu ini. Lennon sebenarnya menulis lagu di piano upright Steinway Model Z, tetapi piano putih itu digunakan dalam video karena tampilan visualnya yang lebih kuat.

Tahun 2000, George Michael membeli piano upright seharga lebih dari 2 juta dolar AS dan menyumbangkannya ke Beatles Museum di Liverpool. Sementara grand piano dibawa Lennon ke apartemennya di New York, tempat Yoko masih tinggal hingga kini.

Dari New York ke Dunia

Sebuah mosaik bertuliskan "Imagine" terletak di Central Park, New York, di area bernama Strawberry Fields, tepat di seberang apartemen Lennon ditembak---satu penyebab tragis atas kematiannya.

Lagu ini dirilis sebagai single di Amerika Serikat dan mencapai posisi ke-3 pada November 1971. Di Inggris, single baru dirilis pada 1975 dan mencapai posisi ke-6. Setelah kematian Lennon pada 1980, lagu ini kembali dirilis dan menempati posisi puncak selama empat minggu, sebelum digantikan oleh lagu Lennon lainnya, "Woman"—menjadikannya artis pertama sejak The Beatles yang menggantikan dirinya sendiri di puncak tangga lagu.

Meski John Lennon tak yakin lagu ini bisa jadi hit, rekan-rekannya melihat potensinya. Wartawan Ray Connolly bahkan mengenang Lennon memutarkan demo dan bertanya, "Is it any good?"—dan mereka semua menyemangatinya.

Sejak itu, "Imagine" telah dibawakan oleh berbagai artis seperti Joan Baez, Ray Charles, David Archuleta, Glee Cast, Jack Johnson, dan banyak lagi.

Lagu ini turut muncul dalam film Forrest Gump dan dijadikan bagian dari acara-acara penting seperti konser Elton John di Central Park (1980), upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, hingga penghormatan untuk korban serangan Paris di Bataclan pada 2015 oleh pianis Davide Martello.

Pada masa pandemi COVID-19, aktris Gal Gadot memimpin proyek video kolaboratif dari para selebritas dunia menyanyikan Imagine—sebuah bentuk solidaritas dan harapan.

Yoko Ono mengungkap bahwa banyak musisi ingin mengubah lirik "no religion too" saat menyanyikannya, namun ia selalu menolak. Mengubah lirik sebuah lagu membutuhkan izin eksplisit dari penerbit karena dianggap sebagai karya turunan.

Makna di Balik Kesederhanaan

Joihn Lennon pernah menyebut "Imagine" sebagai “virtually the Communist Manifesto,” namun segera menambahkan bahwa ia bukanlah seorang komunis dan tak terikat pada gerakan apa pun.

Julian Lennon, putranya, menyebut lagu ini sebagai refleksi kemanusiaan: "Ini bukan tentang agama dan politik – ini tentang kemanusiaan dan kehidupan. Kita semua benar-benar menginginkan apa yang dia nyanyikan."

Lebih dari sekadar lagu, "Imagine" juga dianggap sebagai doa, harapan, dan ajakan untuk membayangkan dunia yang lebih baik—sebuah dunia yang mungkin belum nyata, tapi patut diperjuangkan bagi siapapun yang meyakininya.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |