Liputan6.com, Jakarta - Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang serba cepat, lagu Jawa berjudul “Kawitaning Sinawang” hadir membawa nuansa tenang dan romantis. Diciptakan oleh Setyo Puji Antoro dan dipopulerkan oleh Niken Salindri, lagu ini mengisahkan cinta yang tulus dan menenangkan. Melalui lirik berbahasa Jawa halus yang sarat metafora alam, pendengar diajak menyelami makna cinta yang tidak bising namun sangat mendalam. Lirik-liriknya bukan sekadar rayuan, melainkan bentuk kontemplasi tentang kebahagiaan batin yang muncul dari cinta sejati. Di era ketika kasih sayang sering diukur dengan materi dan tampilan luar, lagu ini menjadi pengingat bahwa cinta sejati tumbuh dari kesederhanaan pandangan dan ketulusan hati.
Judul “Kawitaning Sinawang” memiliki akar makna yang dalam dalam budaya Jawa. Istilah “sawang sinawang” biasa berarti saling membandingkan kehidupan, sering kali menimbulkan rasa iri. Namun, dalam lagu ini, maknanya dibalik menjadi bentuk kekaguman, cara pandang yang indah terhadap seseorang yang dicintai. Inilah kekuatan utama lagu ini: mengubah cara pandang negatif menjadi pengalaman cinta yang lembut, penuh syukur, dan menenangkan.
Makna dan Filosofi “Kawitaning Sinawang”
Secara bahasa, Kawitaning Sinawang berarti “awal dari pandangan”. Dalam konteks lagu, frasa ini melambangkan momen pertama seseorang memandang sosok yang dicintai hingga menimbulkan rasa kagum dan cinta mendalam. Pandangan pertama itu menjadi titik awal lahirnya perasaan bahagia yang sulit dijelaskan.
Lagu ini tidak bicara tentang cinta yang berlebihan atau penuh drama, melainkan tentang perasaan yang lembut, halus, dan tulus. Cinta di sini bukanlah kepemilikan, melainkan penghargaan terhadap keindahan jiwa seseorang. Ketika cinta dijalani dengan hati yang jernih, setiap pandangan menjadi doa, dan setiap senyum menjadi sumber kedamaian.
Lirik Kawitaning Sinawang dan Terjemahannya
Berikut teks lengkap lagu “Kawitaning Sinawang” karya Setyo Puji Antoro, beserta terjemahan bebas agar maknanya lebih mudah dipahami:
Kawitan sinawange pasuryan
Pertama kali kupandang wajahmu
Tansah ginambar ing semune awang
Selalu tergambar di langit khayalku
Katon endah solah slagane
Gerak tubuhmu tampak begitu indah
Karereng wredhu bawane
Mempesona dengan tutur yang lembut
Duh nimas tan kendhatku ngalembono
Wahai kasih, tak hentinya aku memuja
Batin jroning tyas hangidung tresno
Hati kecilku terus bernyanyi tentang cinta
Yen sinawang gebyare kahanan
Setiap kulihat pesona keadaan sekitar
Biso anut mbungahne angenan
Semuanya turut membahagiakan pikiranku
Lintang ing tawang kadyo netramu
Bintang di langit bagaikan matamu
Padange bulan gambarne esemu
Sinar bulan seperti senyummu
Sumilire angin gowo tresno
Semilir angin membawa rasa cinta
Jenengmu kang katut kagowo
Namamu ikut terbawa di dalamnya
Koyo ngene yen nandhang loro asmoro
Beginilah rasanya sakit karena cinta
Jroning nala mangambar arum puspito
Di dalam hati tergambar harum bunga
Dahat rasaku sesandhing marang sliramu
Begitu dalam rasaku saat di dekatmu
Dyah ayu memanike jantungku
Wahai gadis ayu, engkaulah permata hatiku
Lirik ini menggambarkan perjalanan batin seseorang yang sedang jatuh cinta dengan cara yang lembut dan spiritual. Tak ada kata berlebihan, hanya perasaan tulus yang mengalir melalui metafora bintang, bulan, dan angin. Liriknya seperti doa yang diucapkan dengan senyum, bukan ratapan, menjadikannya karya yang penuh rasa syukur.
Metafora Alam
Salah satu ciri khas lagu-lagu Jawa klasik adalah penggunaan simbol alam untuk menggambarkan perasaan manusia. Dalam Kawitaning Sinawang, unsur bintang, bulan, angin, dan bunga tidak hanya berfungsi estetis, tapi juga spiritual.
- Bintang melambangkan cahaya harapan.
- Bulan menggambarkan ketulusan dan kelembutan hati.
- Angin menjadi pembawa pesan cinta.
- Bunga melambangkan keharuman cinta sejati.
Keseluruhan metafora ini menjadikan lagu terasa hidup dan penuh filosofi. Cinta diibaratkan sebagai keseimbangan antara rasa dan alam, antara pandangan dan kedamaian.
Makna Spiritual
Lebih dari sekadar lagu romantis, Kawitaning Sinawang bisa dipahami sebagai refleksi spiritual. Dalam budaya Jawa, cinta sering dimaknai sebagai “tresna sejati”, rasa kasih yang lahir dari jiwa yang bersih. Saat seseorang memandang dengan cinta, ia tak lagi membandingkan atau menilai, melainkan menerima dengan penuh ketulusan.
Dalam konteks ini, “sinawang” menjadi simbol pandangan batin yang jernih, melihat dunia dengan hati yang dipenuhi kasih. Cinta yang seperti ini tidak hanya menenangkan diri, tapi juga menyembuhkan luka batin.
Relevansi di Era Modern
Di masa kini, ketika media sosial dipenuhi dengan perbandingan hidup — siapa yang lebih bahagia, lebih sukses, lebih dicintai, lagu Kawitaning Sinawang hadir sebagai penawar. Lagu ini mengajak untuk kembali pada makna cinta yang sederhana dan tulus. Bahwa keindahan sejati tidak datang dari perbandingan, melainkan dari cara kita melihat seseorang dengan hati penuh kasih.
Inilah pesan universalnya: saat cinta tidak lagi diukur dengan kesempurnaan, hidup menjadi lebih tenang dan penuh makna.
Pertanyaan seputar Kawitaning Sinawang Lirik
1. Siapa pencipta lagu Kawitaning Sinawang?
Lagu ini diciptakan oleh Setyo Puji Antoro dan dinyanyikan oleh Niken Salindri pada tahun 2025.
2. Apa arti dari “Kawitaning Sinawang”?
Secara harfiah berarti “awal dari pandangan”, yang dimaknai sebagai awal mula munculnya cinta sejati karena pandangan pertama.
3. Apakah lagu ini terinspirasi dari filosofi Jawa “sawang sinawang”?
Ya, tetapi dengan tafsir positif. Jika “sawang sinawang” biasanya berarti membandingkan, di sini maknanya berubah menjadi kekaguman tulus.
4. Apa pesan moral dari lagu ini?
Bahwa cinta sejati membawa ketenangan, bukan kegelisahan. Cinta sejati membuat dunia tampak lebih indah tanpa harus membandingkan dengan orang lain.
5. Mengapa lagu ini banyak digemari?
Karena liriknya lembut, maknanya dalam, dan menyentuh sisi batin — cocok dengan karakter masyarakat Jawa yang menghargai kesederhanaan dan ketenangan hati.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457337/original/001257700_1766997347-IMG_2940_1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/919273/original/062073900_1436084581-432448-1dfcd9d2-8bc7-11e4-b6df-54aa47c20138.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4829165/original/007723300_1715494441-Screenshot_2024-05-12_131307.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457733/original/098741100_1767020597-Poster_MOJI_-_Lip6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457593/original/038499800_1767006557-Gemini_Generated_Image_ieiv6fieiv6fieiv_2.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457194/original/025832800_1766990358-ClipDown.com_606622232_18542469148045107_6509267611398335989_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451370/original/017198700_1766289618-SnapInsta-Ai_3738229041146303375.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457635/original/039949600_1767008993-WhatsApp_Image_2025-12-29_at_18.13.04.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457228/original/085516600_1766991969-danielle-3.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457510/original/043432800_1767003740-SnapInsta.to_608288146_18112285069627761_2232677977269881243_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457600/original/001214000_1767007040-The_Bricklayer_-_Main_KV_-_Poster_KV_Master_Landscape.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457584/original/082095700_1767006459-The_Snitch_-_Main_KV_-_Poster_KV_Master_Landscape.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457580/original/020613200_1767006444-WhatsApp_Image_2025-12-28_at_16.30.01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1376478/original/023988900_1476705247-15601597778_e2cd041859_o-1024x683.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457515/original/009949700_1767003799-My_Daughter_Left_The_Nest-_Main_KV_-_KV_Master_Landscape.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5156494/original/085284800_1741487440-WhatsApp_Image_2025-03-09_at_05.42.21_48619acf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939969/original/054476600_1725858653-Gilga_Sahid_0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457401/original/045889300_1767000239-inaaaara.jpeg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4746070/original/032614500_1708267303-Screen_Shot_2024-02-18_at_21.35.16.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343581/original/090312500_1757443723-iPhone_17_02.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4363973/original/012046500_1679223657-n-beefsteak-a-20171103.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347010/original/078961100_1757657130-IMG_20250912_125515.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5356529/original/011803100_1758456800-WhatsApp_Image_2025-09-20_at_21.13.52_28a67ceb.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368069/original/029796200_1759335348-IMG_20251001_174918_465.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352717/original/059565100_1758110238-Punya_Performa_Ultra__HUAWEI_Pura_80_Pro_Hadir_dengan_Sensor_1_Inci_Terbesar_di_Industri___Akurasi_Warna_Terbaik_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343681/original/037967700_1757469023-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_08.38.52.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5356385/original/001937200_1758439833-Screenshot__6653_.jpg)