Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut, penyedia layanan asing seperti Microsoft hingga Zoom perlu dibatasi. Keduanya dinilai Putin telah merugikan kepentingan Rusia. Demikian seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/5/2025).
Sementara itu laman India Today melaporkan, Putin menegaskan, platform digital yang dianggap memusuhi kepentingan Rusia tak bisa ditoleransi.
"Kita tak boleh menoleransi platform yang merusak kedaulatan kita. Kita perlu membatasi mereka. Saya sepenuhnya setuju dan saya mengatakan ini tanpa ragu-ragu," kata Putin, ketika berbicara dalam rapat pemeritah Rusia tentang kebijakan teknologi negara itu.
Pemimpin Rusia ini sebelumnya menanggapi saran seorang pengusaha untuk membatasi akses ke platform dan perusahaan teknologi yang berbasis di AS seperti Facebook dan Microsoft, bahkan Zoom.
Pasalnya, platform-platform tersebut dinilai telah membatasi atau menangguhkan sebagian operasi mereka di Rusia setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Seorang nenek berusia 91 tahun dari Valencia, Spanyol, membuat karya lukisan digital menggunakan aplikasi Microsoft Paint yang ada di komputer Windows 7. Lukisannya begitu indah hingga ia kebanjiran followers di Instagram.
Ingin Rusia Kembangkan Platform Mandiri
Putin mengatakan, penting bagi negaranya untuk mengembangkan solusi teknologi dalam negeri.
Ia menyebut, perlunya membangun alternatif teknologi dalam negeri dan menekankan, Rusia perlu berfokus pada pengembangan solusi perangkat lunak dalam negeri.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya isolasi internasional terhadap Rusia. Hal ini dipicu meningkatnya kampanye militer di Ukraina.
Tanggapan Trump hingga Macron Soal Serangan Rusia ke Ukraina
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengecam sikap agresif Putin dan menyebut, Putin telah menjadi "gila" atas perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Adapun Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan tenggat waktu dan balasan besar-besaran jika Rusia terus mengabaikan upaya perdamaian.
Rusia baru-baru ini melancarkan serangan pesawat nirawak terbesarnya ke Ukraina. Hal ini dinilai meningkatkan ketegangan politik di Eropa dan dunia. Karena, sekutu barat mempertimbangkan berlakunya sanksi baru.
Uni Eropa Kehilangan Kesabaran Pada Putin
Adapun kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas menyebut serangan itu sangatlah mengerikan.
Ia belakangan mengumumkan rencana untuk tindakan hukuman baru. Trump juga mengancam sanksi besar, namun sejauh ini belum mengambil tindakan pada Rusia.
Meski begitu, Uni Eropa disebut telah kehilangan kesabaran terhadap perilaku Putin dan pemerintah Rusia.