Apa Itu Green Loan, Pembiayaan Rp 1,7 Triliun untuk Bangun Pusat Data 22 Megawatt di Jakarta?

2 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta Penyedia pusat data Princeton Digital Group (PDG) mengubah pinjaman hijau (green loan) senilai 105 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,7 triliun menjadi pembiayaan hijau (green financing).

Lantas, apa itu green loan? Mengutip World Bank, Jumat (14/3/2025), green loan adalah bentuk pembiayaan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan hasil pinjaman untuk mendanai proyek-proyek yang memberikan kontribusi besar terhadap tujuan lingkungan.

Sementara green financing, Bank Dunia mendefinisikannya sebagai investasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan, produk dan kebijakan lingkungan.

Langkah yang diambil PDG itu semata-mata untuk mendukung pembangunan kampus pusat data JC2 berkapasitas 22 megawatt (MW) di Jakarta, Indonesia.

Pembiayaan ini sejalan dengan Kerangka Pembiayaan Hijau (Green Financing Framework) PDG yang ditetapkan pada tahun 2024, serta mengikuti prinsip-prinsip dalam Prinsip Pinjaman Hijau (Green Loan Principles/GLP) yang diakui secara internasional.

"Pembiayaan hijau sangat penting untuk pengembangan infrastruktur rendah karbon demi ketahanan lingkungan jangka panjang. Pembiayaan dari bank-bank terkemuka menjadi bukti kuat tentang bagaimana PDG mengatasi masalah keberlanjutan sekaligus mengembangkan AI dalam skala besar," ujar Rangu Salgame selaku Chairman, CEO, dan Co-founder PDG melalui keterangannya.

"Menjadi pelopor dalam inovasi seperti energi biomassa, kami menghadirkan pusat data yang mendukung ekonomi digital Indonesia serta target net-zero negara ini," ia menambahkan.

Promosi 1

Pusat Data dengan Kapasitas Bertenaga Biomassa

Pembiayaan ini disusun melalui kerja sama dengan koordinator pinjaman hijau (Green Loan Coordinators), PT Bank DBS Indonesia, dan PT Bank UOB Indonesia. Hal ini menegaskan komitmen PDG terhadap pertumbuhan berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Berlokasi di Jabodetabek, pusat data JC2 merupakan pusat data pertama di kelasnya yang memperoleh sertifikasi BCA Green Mark Platinum pada tahun 2023. Sertifikasi ini diberikan oleh Building and Construction Authority (BCA) Singapura.

Sertifikasi ini menegaskan keunggulan JC2 dalam efisiensi energi, kelestarian lingkungan, dan inovasi, sehingga memenuhi syarat sebagai Proyek Hijau yang Memenuhi Syarat (Eligible Green Project) menurut Kerangka Pembiayaan Hijau (GFF).

JC2 dirancang dengan sistem daya modular tanpa gangguan yang hemat energi dan sistem pendingin yang efisien. Pusat data ini juga menjadi yang pertama di Indonesia yang menawarkan kapasitas bertenaga biomassa kepada pelanggan.

Kriteria dan Proses Pengajuan Green Loan

Proses pengajuan green loan umumnya lebih ketat daripada pinjaman konvensional. Lembaga keuangan akan melakukan penilaian yang komprehensif terhadap proyek yang diajukan, termasuk analisis dampak lingkungan dan kepatuhan terhadap standar internasional.

Beberapa kriteria umum yang dipertimbangkan meliputi potensi risiko lingkungan, evaluasi dampak positif terhadap ekosistem, dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan yang berlaku. Proyek yang diajukan harus memiliki rencana yang jelas dan terukur untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan green loan biasanya meliputi proposal proyek, studi kelayakan, dan laporan dampak lingkungan. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa dana yang diberikan digunakan secara bertanggung jawab dan efektif.

Lembaga keuangan juga akan mempertimbangkan kredibilitas peminjam dan kemampuannya untuk melunasi pinjaman. Meskipun fokus utama adalah pada dampak lingkungan, aspek keuangan tetap menjadi pertimbangan penting dalam proses persetujuan.

Contoh Penerapan Green Loan

Green loan dapat digunakan untuk berbagai macam proyek, baik oleh individu maupun bisnis. Untuk individu, contohnya meliputi renovasi rumah yang ramah lingkungan, seperti penggunaan material daur ulang dan sistem penghemat energi.

Pemasangan panel surya di rumah juga merupakan contoh penggunaan green loan yang populer. Hal ini memungkinkan individu untuk menghasilkan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Sementara itu, bisnis dapat menggunakan green loan untuk berbagai proyek berkelanjutan, seperti pengembangan teknologi ramah lingkungan, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan pengelolaan limbah yang lebih efisien.

  • Pengembangan energi terbarukan
  • Penggunaan material daur ulang
  • Pengurangan emisi gas rumah kaca
  • Pengelolaan limbah yang efisien

Penerapan green loan menunjukkan komitmen terhadap praktik bisnis dan gaya hidup yang bertanggung jawab secara lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |