Liputan6.com, Jakarta - Gerhana Bulan Total, fenomena alam yang menakjubkan, diprediksi akan terjadi pada Jumat, 14 Maret 2025, bertepatan dengan bulan Ramadan.
Menurut BMKG, peristiwa ini terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus, dengan Bumi di tengah, sehingga bayangan bumi sepenuhnya menutupi Bulan.
Fenomena Gerhana Bulan Total akan berlangsung selama sekitar 1 jam 40 menit hingga hampir 2 jam, memberikan pemandangan langit malam yang spektakuler.
Meskipun secara ilmiah Gerhana Bulan Total tidak memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan di Bumi, namun pengaruh gravitasi bulan yang sedikit meningkat dapat menyebabkan peningkatan ketinggian gelombang air laut, terutama di daerah pesisir.
Hal ini perlu diwaspadai, khususnya di wilayah yang rawan banjir rob. Secara budaya dan keagamaan, Gerhana Bulan seringkali dimaknai sebagai peristiwa penting, terutama bagi umat Muslim.
Bagi umat Muslim di Indonesia, Gerhana Bulan Total di bulan Ramadan ini menjadi momen istimewa untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
"Dalam Islam, Gerhana Bulan bukan hanya sekadar fenomena alamiah, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam, mendorong umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salat gerhana (salat khusuf) dianjurkan sebagai bentuk ibadah dan refleksi atas kebesaran Tuhan.
Memahami Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menghalangi cahaya matahari langsung menuju bulan.
Akibatnya, Bulan akan tampak gelap atau berwarna kemerahan, yang sering disebut 'bulan darah' atau 'blood moon'. Warna kemerahan ini disebabkan oleh pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi.
Durasi Gerhana Bulan Total dapat mencapai hampir dua jam, jauh lebih lama dibandingkan gerhana matahari. Durasi gerhana diperkirakan sekitar 1 jam 40 menit hingga hampir 2 jam.
Fenomena ini hanya terjadi saat bulan purnama, ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk garis lurus.
Gerhana bulan total relatif jarang terjadi, sekitar sekali atau dua kali dalam setahun. Berbeda dengan gerhana matahari, gerhana bulan aman untuk dilihat dengan mata telanjang.
Dampak Gerhana Bulan Total dan Kaitannya dengan Ramadan
Secara ilmiah, gerhana bulan total tidak memiliki dampak signifikan terhadap bumi. Tidak ada pengaruh yang terbukti terhadap cuaca, pasang surut air laut, atau aktivitas geologis.
Namun, perlu diwaspadai potensi peningkatan ketinggian gelombang air laut di daerah pesisir karena pengaruh gravitasi bulan yang sedikit lebih kuat.
Secara budaya dan keagamaan, gerhana bulan sering dianggap sebagai peristiwa penting. Dalam Islam, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana (salat khusuf) sebagai bentuk ibadah dan refleksi.
Gerhana bulan total pada 13-14 Maret 2025 bertepatan dengan bulan Ramadan, menambah makna spiritual bagi umat Muslim. Ini menjadi momentum untuk memperbanyak ibadah, berdoa, berdzikir, dan memperbanyak amal saleh.
Visibilitas Gerhana Bulan Total di Indonesia
Sayangnya, gerhana bulan total pada 13-14 Maret 2025 tidak dapat diamati secara keseluruhan dari seluruh wilayah Indonesia.
Hanya wilayah Indonesia bagian timur yang mungkin dapat menyaksikan fase akhir gerhana total dan fase penumbra.
Wilayah lain yang dapat menyaksikan gerhana bulan total ini secara keseluruhan adalah Amerika Utara, sebagian Eropa, dan beberapa bagian Afrika serta Amerika Selatan.
Meskipun tidak dapat disaksikan secara penuh di seluruh Indonesia, peristiwa ini tetap menarik perhatian dan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Bagi yang ingin menyaksikan secara langsung, pastikan untuk mencari informasi mengenai waktu dan lokasi terbaik untuk mengamati gerhana bulan total ini.
Berikut beberapa amalan sunah yang dianjurkan saat gerhana bulan:
- Sholat Gerhana (Shalat Khusuf)
- Memperbanyak membaca Al-Quran
- Berdoa dan berdzikir
- Bersedekah
Jika cuaca tidak mendukung pengamatan langsung, banyak observatorium yang akan menyiarkan gerhana ini secara live streaming. Manfaatkan teknologi untuk tetap dapat menyaksikan fenomena alam yang langka ini.