Animasi Viral Dhot Design Beri Isyarat Bakal Jadi Film Live Action Pertama di Indonesia, Apa Katanya?

Liputan6.com, Jakarta Platform YouTube melahirkan sejumlah fenomena salah satunya, kanal Dhot Design yang dilanggani lebih dari 17 juta orang. Sejumlah konten animasinya viral lantaran mendulang jutaan views dan ribuan komentar.

Konten animasi Hujan di Matamu jilid 1 yang diunggah 7 Juli 2025 misalnya, menyerap 8 jutaan views. Berdasarkan pantauan Showbiz Liputan6.com, Hujan di Matamu telah memasuki jilid kelima.

Jilid kelima mengudara 16 Juli 2025 dengan 5 jutaan views. Pencapaian ini menempatkan Hujan di Matamu Jilid 5 di puncak daftar trending YouTube kategori umum. Yang menarik, beredar kabar Dhot Design akan dibikin film.

Bukan animasi melainkan film live action. Isyarat ini disampaikan pihak kanal YouTube Dhot Design saat mengunggah konten Hujan di Matamu Jilid 4, pada 14 Juli 2025 seraya menyalakan tagar #OtwNonton.

“Guys kira-kira kalo Dhot Design di buat film versi manusia dan di tayangkan di BIOSKOP kalian mau nonton gak ? Komen ya di bawah pake hastag #OtwNonton,” cuit Dhot Design disambut ribuan komentar.

“Jangan sampai salah pilih pemerannya bang, pokoknya harus yang sesuai karakter animasinya, biar enggak kecewa nantinya,” cuit seorang netizen. “Kalau tayang dibioskop bagusnya si petualangan liar tapi ada horor-horornya dikit,” yang lain mengusulkan.

Karakter utamanya Kona, Dhot, Robi dan Peot yang tergabung dalam Geng 4G bakal bertransformasi ke bentuk manusia. Jika rencana ini terealisasi, maka Dhot Design bakal jadi film live action pertama berdasarkan animasi di Indonesia. Hingga kini, Dhot Design belum memberi keterangan lebih lanjut soal rumah produksi mana yang akan mengadaptasi ceritanya.

Sementara itu, pemerhati film Daniel Irawan merespons fenomena medsos sebagai salah satu ladang ide bikin film belakangan ini. Seperti diketahui, banyak utas hingga konten podcast viral yang diangkat ke layar

KKN di Desa Penari hingga Ipar Adalah Maut, misalnya. Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com via telepon, Jumat (18/7/2025) sore, Daniel Irawan mengatakan, ini wajar. Namun, ada satu hal yang mesti diingat.

“Itu tren, enggak apa-apa. Bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan di negara lain. Namun sineas di balik layar harus tetap punya kesadaran untuk membuat plotline, atau cerita atau skenario yang menjadi tulang punggung filmnya,” katanya.

Daniel Irawan menggarisbawahi podcast atau utas viral dan film adalah dua medium berbeda. Karenanya, penulis naskah jangan menelan bulat-bulat materi di medsos. Naskah harus disusun ulang dengan logika dasar calon audiens yang akan datang ke bioskop.

“Naskah harus disusun dan istilahnya dilogikakan. Dulu banyak film diangkat dari novel lalu Wattpad. Sekarang memang eranya podcast dan utas viral. Sah-sah saja dijadikan film, yang penting naskahnya harus matang,” Daniel Irawan mengakhiri.