Liputan6.com, Jakarta Peraih Piala Citra Pemeran Pendukung Pria Terbaik lewat film Penyalin Cahaya, Jerome Kurnia kembali dengan karya baru Sampai Jumpa Selamat Tinggal karya sineas Adriyanto Dewo.
Dalam film ini ia memerankan Rey, imigran gelap dari Indonesa yang mengadu nasib ke Korea Selatan. Jeome Kurnia beradu akting dengan Putri Marino, Lutesha, Jourdy Pranata, dan Kiki Narendra.
“Tiga kata tentang Rey adalah pesismis, terisolasi, dan lover,” kata Jerome Kurnia saat berkunjung ke kantor KLY Jakarta, pekan ini. Ia mengaku menerima tawaran skenario film Sampai Jumpa Selamat Tinggal pada Mei 2023.
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkai 6 fakta Jerome Kurnia membintangi Sampai Jumpa Selamat Jalan. Lokasi syutingnya di Korea Selatan. Syuting dilakukan ditengah gelombang panas. Seperti apa?
1. Merasa Sendiri
Kali pertama baca naskah Sampai Jumpa Selamat Tinggal, Jerome Kurnia mengaku jatuh hati. Sejak lama ia menyukai film tentang hidup yang memotret perjalanan secara realistis. Enggak dibuat-buat. Sakit, ya sakit. Senang, ya senang.
“Yang aku rasa kali pertama baca naskah adalah aku dibuat untuk merasa sendiri. Ini tentang manusia dan romantika kehidupan. Saya sebagai Rey. Rey adalah imigran gelap dari Indonesia yang pergi ke tempat jauh yakni Korea Selatan,” ujar Jerome Kurnia.
2. Laki-laki Tidak Bercerita?
Dalam Sampai Jumpa Selamat Tinggal, Rey ke luar negeri demi melupakan luka batin. Pendek kata, ingin melupakan luka dengan memulai hidup baru di belahan dunia yang berbeda. Istilahnya, laki-laki tidak bercerita tapi langsung jadi imigran.
“Laki-laki tidak bercerita itu salah. Tapi, benar juga sih. Disebut tidak bercerita karena cara orang bercerita itu beda-beda. Ada yang bercerita melalui lisan, mengobrol atau curhat. Kalau cara Rey bercerita adalah pergi. Itu cara dia,” ia membeberkan.
3. Dangjin, Seosan, dan Seoul
Jerome Kurnia menyatakan, pergi jauh adalah cara Rey menyembuhkan luka. Jika tetap berada di tempat yang sama, ia tak tahu bagaimana merawat luka di lokasi kejadian. Syuting film Sampai Jumpa Selamat Tinggal di Korea Selatan seluruhnya.
“Kita syuting di tiga kota berbeda di Korea Selatan. Dangjin, Seosan, dan Seoul, Korea Selatan selama hampir sebulan. Mayoritas di Dang Jin. Sama saja syuting di dalam dan luar negeri, bedanya itu cuaca,” terang Jerome Kurnia.
4. Korea Selatan dan Gelombang Panas
Disinggung soal adegan paling berat selama syuting, Jerome Kurnia menyebut pendalaman karakter dan persiapan matang membuat segalanya terasa lebih mudah. Tantangan sebenarnya adalah cuaca panas plus gelombang panas yang menyengat.
“Di sana lagi musim panas banget, ada heat wave. Suhu kurang lebih sama dengan Jakarta, tapi ada angin panas yang lebih nyelekit karena dekat pantai. Itu paling susah,” urainya. “Kalau adegan kami sudah latihan, persiapan matang dan sangat siap,” ucap Jerome Kurnia.
5. Drama Romantis dan Relasi Antar Manusia
Pertanyaan yang kemudian muncul, apa sebenarnya genre Sampai Jumpa Selamat Tinggal? Jerome Kurnia menyebut drama romantis. Namun, film ini mengajak penonton memaknai lebih dalam tentang salam perpisahan dalam sebuah hubungan.
“Begini, tentang relasi antarmanusia di mana kita bisa menilai manusia itu pantas diucapi sampai jumpa atau selamat tinggal. Kalau sampai jumpa berarti saya mau orang ini ada di hidup saya. Kalau selamat tinggal berarti sudah cukup sampai di sini saja,” urainya.
6. Memperlakukan Pemain Sebagai Teman
Seperti diketahui, Adriyanto Dewo merangkap jabatan sebagai sutradara sekaligus penulis skenario. Meski demikian ia tak menempatkan diri sebagai dalang lalu para pemain wayangnya. Ini memudahkan Jerome Kurnia mendalami karakter Rey.
“Dia memperlakukan saya sebagai teman. Kami duduk bareng, mengobrol di kafe dengan produser. (Adriyanto Dewo) bukan memosisikan diri sebagai dalang dan saya wayangnya. Dari situ terbukalah hati dan pikiran kami,” Jerome Kurnia mengakhiri.