6 Fakta Gandhi Fernando dan Diandra Sabrina Syuting Serial I Love You My Teacher, Serasa Bikin Taman Bunga

Liputan6.com, Jakarta Gandhi Fernando menjajal hal baru di pengujung 2025 yakni membintangi serial vertikal  Love You My Teacher. Dalam serial ini, ia memerankan Malik, seorang guru yang terlibat jalinan cinta dengan muridnya sendiri, Ana.

Karakter Ana diperankan Diandra Sabrina. Diproduksi Creator Media dan Kuro Films, serial I Love You My Teacher memfiturkan 20 episode. Tiap episode berdurasi 1 sampai 3 menit yang bisa diakses lewat ponsel pintar.

I Love You My Teacher digarap sineas Joel Jefferson. Terkait serial ini, Gandhi Fernando mengatakan, “Saya optimistis dalam beberapa tahun ke depan serial vertikal akan makin diminati publik. Genre dan ceritanya pun makin beragam.”

Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 fakta Gandhi Fernandho membintangi serial I Love You, My Teacher bersama Diandra Sabrina. Ada banyak tantangan selama syuting, apa saja?

Film 'Penyalin Cahaya' berhasil merebut 12 Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2021. Film garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini bakal tayang 13 Januari 2022 di Netflix.

Memerankan Malik dalam serial I Love You My Teacher bukan hal mudah bagi Gandhi Fernando meski telah membintangi belasan film. Ia merasa berjarak dari Malik. Ini dipicu sejumlah perbedaan gaya hidup. Perbedaan ini jadi daya tarik sekaligus tantangan tersendiri.

“Pertama, gue enggak suka minum dan kelabing atau bar. Gue bukan guru, dan enggak punya ketertarikan sama yang lebih muda dari gue. Biasanya yang sepantaran. Jadi ini beda banget. Keseringan main film horor pas kembali ke drama, masih butuh pemikiran,” beri tahunya.

Diandra Sabrina tak berpikir panjang saat ditawari serial I Love You My Teacher. Ini bukan tanpa alasan. Pertama, ngefans dan sering menonton konten TikTok Gandhi Fernando. Kedua, menjajal tantangan baru karena belum pernah membintangi serial vertikal.

Gandhi Fernando punya trik membangun chemistry dengan Diandra Sabrina. “Lebih ke kenalan, ngobrol, hangout, ngomongin apa saja, nanti nyaman dengan sendirinya. Baru ngomongin konten. Kalau langsung ke topik, kadang jadi agak awkward,” ucap Gandhi Fernando.

Ini kali pertama Diandra Sabrina membintangi serial vertikal. Dianda Sabrina menyebut setidaknya dua tantangan selama syuting I Love You, My Teacher. Pertama, soal blocking. Selama ini, ia terbiasa syuting dengan kamera horizontal, pergerakannya lebih luas.

“Kalau yang vertikal, aku lebih diarahkan: Coba Sabrina, lebih geser ke sini dan ke sini. Kedua, gesture enggak bisa besar dan lebar. Lebih kecil dan detail. Itu sebenarnya aku masih belajar. Apalagi kemarin syutingnya juga sebentar,” kata Diandra Sabrina.

Gandhi Fernando menjelaskan alasan Diandra Sabrina terpilih sebagai pemeran utama. Pertama, jam terbang. Diandra Sabrina telah membintangi ratusan episode sinetron. Adegan sinetron pun banyak yang close-up. Ini memudahkan sang aktris beradaptasi dengan cepat.

“Sinetron itu adegannya close-up. Kalau aktor film dan teater memainkan ini agak sulit karena ruang geraknya (terbiasa) lebar. Untungnya, karena Diandra sudah banyak episode sinetron, dia cepat banget untuk get into it,” Gandhi Fernando menjelaskan.

Salah satu alasan Gandhi Fernando menyambut hangat tren serial vertikal yakni menciptakan lapangan kerja bagi seniman-seniman baru berbakat yang selama ini kesulitan mengakses industri film maupun sinetron. Ia mengajak para pendatang baru tak sekadar jemput bola.

“Motto aku adalah daripada menunggu bola, mendingan kita menciptakan lapangan bola sendiri. Daripada menunggu dikasih bunga, lebih baik kita ciptakan taman bunga sendiri. Serial ini adalah taman bunga saya,” ujar Gandhi Fernando di Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Diawali dengan kisah yang menggigit, Gandhi Fernando menjanjikan 10 episode terakhir I Love You My Teacher punya tanjakan konflik dan kualitas gambar menjulang. Menggunakan kamera digital yang proper, serial ini akhirnya mengudara di platfporm My Telkomsel.

“Kalau kalian menonton 10 episode terakhir, lama-lama tambah bagus dan proper. Panasnya agak belakang sampai sempat berpikir apa dijadikan film saja. Apalagi durasi sudah 40 menitan. Ditambahi 30 menit sudah bisa untuk layar lebar ha ha ha,” ia membeberkan.