Liputan6.com, Jakarta Tsania Marwa dan Andri Mashadi punya satu kesamaan. Keduanya pemeran antagonis sinetron unggulan SCTV, Cinta di Ujung Sajadah, Denny dan Alia.
Dalam wawancara dengan Hot Shot yang ditayangkan di kanal YouTube SCTV, Selasa (15/2/2025), keduanya mengungkap kesan-kesan soal perkembangan cerita terkait karakter mereka, jelang memasuki episode ke-50. Tak hanya penonton, rupanya keduanya juga tak menyangka dengan kelakuan karakter mereka dalam alur cerita sinetron SCTV ini.
"Gereget banget, gereget sampai di tahap enggak habis pikir kalau memang Alia ini kelakuannya out of the box banget," kata Tsania Marwa. Namun, ia tetap setia pada tugasnya sebagai aktris, yakni menghidupkan karakter sesuai naskah.
"Aku mengikuti saja karena aku yakin penulis pasti sudah punya planning, rencana ke depan. Porsi aku sebagai pemain hanya men-deliver skenario itu, memberikan yang terbaik secara akting," akunya. Hal senada juga diakui pemeran Denny, Andri Mashadi.
Andri Mashadi Heran Lihat Karakter Sejahat Ini
Andri Mashadi sampai sulit menalar manuver-manuver yang dilakukan tokoh antagonis dalam sinetron ini. "Kalau baca skrip, setiap hari makin di luar nalarku. Kayak, 'Ih jahat banget, kok tega banget ini orang,'" Andri Mashadi membeberkan.
Ia menjelaskan, bahwa dirinya sudah beberapa kali memainkan karakter antagonis."Tapi pas di sini, 'Ih jahat banget', kayak enggak pernah ketemu yang jahat seperti ini," Andri Mashadi menyambung.
Adegan Penuh Emosi yang Menantang
Dalam kesempatan yang sama Andri Mashadi menyebut bahwa tokohnya adalah biang masalah dalam kehidupan para tokoh utama. "Kayaknya Denny tuh selalu jadi trouble maker, dia banyak bawa konflik dalam kehidupan orang-orang termasuk kehidupannya Fauzan, Alia, Rindu," ulasnya.
Andri Mashadi menambahkan bahwa adegan-adegan penuh emosi justru menjadi tantangan seru baginya. "Tapi selalu seru sih apalagi scene-scene yang teriak-teriakan, scene Denny sama Alia menurutku juga seru karena kita saling balas," Andri Mashadi menambahkan.
Kisah Cinta di Ujung Sajadah
Sementara itu, episode sinetron Cinta di Ujung Sajadah kaii ini diceritakan ketegangan dan konflik memuncak ketika Fauzan berusaha membebaskan diri dari tekanan keluarganya, sementara cinta dan pengorbanan diuji di berbagai sisi.
Alia berusaha keras memaksa Ratih untuk membawa Fauzan pulang. Meski awalnya menolak, Ratih akhirnya menyerah pada desakan Alia. Ketika sampai di pesantren, Ratih menuduh Rindu telah menggoda Fauzan.
Namun, Rindu tetap tenang dan memilih pergi. Fauzan kemudian menarik ibunya keluar, dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak akan lagi mengikuti keinginannya.