Profil Ozzy Osbourne, Mengenang Pulangnya Sang Pangeran Kegelapan Legenda Metal

3 months ago 41

Liputan6.com, Jakarta - John Michael "Ozzy" Osbourne, vokalis legendaris yang dikenal dunia sebagai "Prince of Darkness," telah meninggal dunia di usia 76 tahun pada Selasa (22/07/2025). Dikelilingi oleh keluarganya di Birmingham, Inggris, kepergiannya menandai akhir dari sebuah babak penting dalam sejarah musik heavy metal

Sebagai pentolan band perintis heavy metal, Black Sabbath, Ozzy menjadi pioneer dari sebuah genre musik yang gelap, berat, dan menggelegar. Kehadiran dan citranya yang kontroversial menjadikannya salah satu figur paling dikenal dalam budaya pop rock dan metal.

Di luar panggung, Ozzy adalah seorang pria dengan banyak sisi. Melalui reality show The Osbournes, dunia melihatnya sebagai seorang ayah yang terkadang linglung namun penuh kasih. Perjuangannya melawan kecanduan dan berbagai masalah kesehatan menunjukkan sisi manusianya yang rapuh, kontras dengan persona panggungnya yang tak terkalahkan.

Kepergian Ozzy meninggalkan duka mendalam bagi para penggemar dan rekan musisi. Namun, musik dan legendanya akan terus hidup. Dari album pertama Black Sabbath hingga karya solo terakhirnya, Ozzy Osbourne telah memberikan soundtrack bagi banyak kehidupan dan memastikan bahwa "kegilaan" ini tidak akan pernah benar-benar berakhir.

Lahirnya Sang Legenda dan Black Sabbath

John Michael Osbourne lahir pada 3 Desember 1948 di Marston Green, Britania Raya. Perjalanan hidupnya penuh dengan jatuh bangun, ia putus sekolah pada usia 15 tahun, menjalani beberapa pekerjaan bergaji rendah dan menghabiskan waktu singkat di penjara karena pencurian sebelum memulai karier musiknya. 

Pada akhir tahun 1960-an, takdir mempertemukannya dengan Geezer Butler, Tony Iommi, dan Bill Ward. Bersama-sama, mereka membentuk sebuah band bernama Black Sabbath. Nama ini terinspirasi dari sebuah film horor, menjadi cikal bakal dari citra gelap yang akan mereka usung.

Dengan musik yang lebih lambat dari blues, lebih berat, dan lirik yang menjelajahi tema-tema kelam, Black Sabbath menciptakan sebuah genre musik baru: heavy metal. Mereka merilis album self-titled mereka pada tahun 1970, diikuti dengan rekaman platinum seperti “Paranoid” dan “Master of Reality” sepanjang sisa dekade tersebut.

Karier Solo yang Kontroversial

Setelah dipecat dari Black Sabbath pada tahun 1979, Ozzy tentu tidak menyerah. Ia bangkit kembali dengan karier solo yang luar biasa sukses, membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar vokalis sebuah band legendaris. 

Album debut solonya, Blizzard of Ozz (1980), menjadi sebuah mahakarya yang melahirkan lagu-lagu hits, salah satunya "Crazy Train". Album Diary of a Madman pada tahun berikutnya bahkan lebih populer dan berhasil menjual lebih dari lima juta eksemplar.

Ozzy tidak hanya dikenal karena musiknya, tetapi juga karena pertunjukan panggungnya yang gila dan kontroversial, termasuk insiden legendaris menggigit kepala kelelawar di atas panggung. Saat itu, Ozzy mengaku bahwa ia keliru mengira itu adalah mainan yang dilempar ke atas panggung oleh seorang penggemar.

Citra dirinya yang gemar konsumsi miras dan narkoba pun sudah melegenda. Puncak gelap kecanduannya adalah pada tahun 1989 saat dia ditangkap atas percobaan pembunuhan istri keduanya, Sharon. Melansir dari BBC, pada tahun 1990-an citra liarnya berubah berkat acara realitas MTV “The Osbournes”, yang menggambarkan dirinya sebagai kepala keluarga yang sebenarnya baik. 

"Semua hal di atas panggung, kegilaannya, itu semua hanyalah peran yang saya mainkan, pekerjaan saya," ujarnya pada The New York Times pada tahun 1992. "Saya bukan Antikristus. Saya seorang pria berkeluarga."

Perjalanan Hidup yang Penuh Perjuangan

Keluarga Ozzy Osbourne menjadi keluarga yang suportif untuk dirinya, salah satunya sang istri, Sharon, yang menjadi manager pribadi Ozzy. Sang bintang sekaligus ayah dari Jack dan Kelly juga memberikan sorotan pada keluarganya dengan menyanyikan lagu “Changes” yang berhasil menduduki puncak tangga pada tahun 2003.

Dilansir dari BBC, Ozzy mengalami cedera tulang belakang pada tahun 2003 setelah kecelakaan yang melibatkan mobil ATV. Cedera tersebut diperparah oleh jatuhnya Ozzy di tengah malam pada tahun 2019, yang memerlukan beberapa kali operasi besar.

Ia mengungkap diagnosis penyakit Parkinson pada tahun 2020 dan telah menarik diri dari panggung besar sejak penampilannya di Commonwealth Games 2022. Namun, Ozzy Osbourne memiliki satu tekad terakhir: tampil di hadapan penggemarnya sekali lagi. Janji itu ia tepati pada 5 Juli di Villa Park, Birmingham, sebuah panggung yang sangat dekat dari rumah masa kecilnya di Aston.

Walau fisiknya tak lagi kuat, semangatnya tetap menyala dengan ekspresi mata liarnya yang khas, ia membawakan lagu-lagu legendaris seperti "Crazy Train," "Mr Crowley," dan "War Pigs". Di beberapa momen, ia tampak begitu terharu oleh cinta yang diterimanya, "Kalian tidak tahu apa yang saya rasakan. Terima kasih dari lubuk hati saya," ucapnya kepada penonton di lokasi dan hampir enam juta pasang mata yang menyaksikan secara daring.

Penghormatan atas warisannya juga datang dari rekan musisi. Vokalis Pantera, Phil Anselmo, menegaskan bahwa para artis yang hadir "akan menjadi orang yang berbeda" tanpa pengaruh Ozzy dan Black Sabbath. "Itu benar," kata Anselmo. "Aku takkan ada di sini dengan mikrofon ini tanpa Black Sabbath. Yang terhebat sepanjang masa."

Penghormatan Terakhir pada Sang Legenda

Dunia musik berduka atas kepergian Ozzy Osbourne, dengan penghormatan mengalir dari berbagai generasi bintang rock. Anggota band Black Sabbath, Tony Iommi dan Geezer Butler, mengungkapkan duka mendalam karena kehilangan seorang "saudara" dan mengenang perjalanan luar biasa mereka bersama. Legenda lain seperti Elton John, Ronnie Wood dari Rolling Stones, dan Metallica turut menegaskan status Ozzy sebagai "pelopor" dan "legenda sejati" dalam jajaran dewa rock.

Pengaruhnya yang luas terlihat dari beragamnya ucapan duka. Sir Brian May dari Queen memuji "kehadiran unik dan bakatnya yang tak kenal takut," sementara musisi yang lebih muda seperti Yungblud dan Billie Joe Armstrong dari Green Day mengungkapkan kesedihan mereka, menyebut Ozzy sebagai "legenda" yang kepergiannya terasa terlalu cepat. Ucapan selamat tinggal yang personal juga datang dari Sir Rod Stewart dan Sammy Hagar, yang sama-sama mengenangnya sebagai sahabat dan ikon sejati.

Di luar panggung dan sorotan publik, Ozzy meninggalkan warisan keluarga yang besar. Ia meninggalkan istrinya, Sharon, bersama ketiga anak mereka, Aimee, Kelly, dan Jack, serta sejumlah cucu. Ia juga meninggalkan tiga anak dari pernikahan sebelumnya, yaitu Jessica, Louis, dan Elliot.

Kematian Ozzy tidak disebutkan penyebabnya oleh sang keluarga. Kemungkinan besar berpulangnya sang “Pangeran Kegelapan” ini berkaitan erat dengan serangkaian masalah kesehatan yang dideritanya. 

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |