Pertaruhan The Series 3 Ungkap Perkembangan Karakter Elzan dan Tokoh Baru yang Santun tapi Sadis

3 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Serial aksi Pertaruhan The Series kembali hadir dengan musim ketiganya. Setelah sukses besar di dua musim sebelumnya dengan total lebih dari 86 juta penayangan di Vidio, Pertaruhan The Series 3 hadir dengan skala produksi yang lebih besar, kisah yang lebih berlapis, dan konflik karakter yang semakin kompleks. 

Tak hanya menampilkan aksi brutal khasnya, musim terbaru ini juga menyorot sisi emosional dan kemanusiaan para tokohnya, terutama Elzan. Dalam konferensi pers Pertaruhan The Series 3 pada Selasa (11/11/2025) di XXI Metropole, Jakarta Pusat, karakter yang diperankan Jefri Nichol ini mengalami perkembangan signifikan. 

Jika sebelumnya ia dikenal sebagai sosok reaktif dan terlalu baik hati, kini Elzan berjuang untuk menahan diri dari keinginan menolong semua orang. Sifat savior complex yang melekat padanya menjadi pusat konflik batin di musim ini.

Meski berusaha fokus pada keluarga dan hidup tenang, dunia tidak pernah benar-benar berhenti menghantam Elzan. Dalam Pertaruhan 3 ini, ia kembali terjebak dalam situasi yang memaksanya bertarung, bukan hanya demi bertahan hidup, tetapi juga demi mempertahankan prinsip dan kasih terhadap orang-orang yang ia sayangi.

Trailer Pertaruhan The Series 3

Perkembangan Elzan dengan Savior Complex-nya

Permasalahan inti karakter Elzan, bahkan sejak versi film, adalah sifatnya yang kelewat baik. Kebaikan yang melampaui batas ini justru menciptakan masalah. Sifat ini pernah terlihat dalam film. 

Salah satunya adalah saat upaya pencurian di bank, ia malah menyempatkan diri menolong seorang ibu-ibu yang sesak nafas dan bersikeras membawanya ke rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membuat semua rencana menjadi kacau.

Dalam Pertaruhan The Series 3, Elzan berusaha untuk menjadi sefokus mungkin pada keluarganya dan mencoba untuk tidak peduli terhadap masalah orang lain. Namun, meskipun ia berusaha, tetap saja ada situasi-situasi yang memaksanya untuk merasa bahwa ia harus membantu orang lain. 

“Nah, kalau di season 3 ini Elzan mencoba untuk seenggak peduli mungkin terhadap masalah-masalah orang. Dia coba hidup lebih fokus kepada keluarganya. Tapi tetap aja, ada aja situasi yang bikin dia mau enggak mau ‘ah harus gua tolongin nih kayaknya’,” ucap Jefri.

Jefri kemudian mengatakan bahwa dorongan internal yang kuat untuk menyelamatkan atau menolong orang lain ini disebut sebagai savior complex.

Elang, Sosok Santun tapi Sadis

Karakter Elang memberikan kesan yang kuat di episode pertama, digambarkan sebagai sosok yang santun tapi sadis. Pembentukan karakter Elang terinspirasi oleh latar belakang Jawa. 

Sutradara Fajar Martha Santosa menarik roh dari kisah raja-raja Jawa zaman dahulu. Raja-raja tersebut dapat membunuh dengan sangat sopan, seperti menyuruh orang menganga lalu menjatuhkan timah cair, tetapi tetap mempertahankan kesantunan mereka. 

“Nah, Elang itu dari Jawa gitu. Bayangin aja kalau raja-raja Jawa zaman dulu mereka bisa dengan santun gitu membunuh orang,” kata Fajar, “Kita coba tarik rohnya ke arah karakternya Elang. Jadi gimana ya orang yang sangat santun dengan blangkon dengan tata bahasa yang baik gitu ternyata amat sangat sadis bahkan di titik-titik terkecilnya gitu.”

Perang Dingin Kepemimpinan

Karakter Kumala yang diperankan oleh Aulia Sarah mengalami perubahan yang cukup signifikan di musim 3, di mana ia terpaksa mengambil peran kepemimpinan. Setelah kematian bos besar, Kumala harus menggantikan posisinya dan memimpin geng tersebut. 

Meskipun Kumala berada di posisi pemimpin, terjadi konflik internal yang signifikan dalam grup tersebut. Kumala dan Elang berada dalam perang dingin karena keduanya ingin mendominasi dan memperebutkan posisi pemimpin. Aulia menyebut situasi ini membuat musim 3 terasa lebih rumit.

“Di dalam grup ini Kumala sama Elang, kita tuh kayak ribut-ribut perang dingin gitu karena pengen mendominasi menjadi pemimpin gitu,” jelas Aulia.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |