Penyanyi Givri Taj Rekam Lagu Baru Di Mana Hatimu, Ketika Kesetiaan Dibalas dengan Pengkhianatan

Liputan6.com, Jakarta - Mengakhiri 2025, sejumlah lagu baru dirilis dengan tema beragam. Salah satunya, pedangdut Givri Taj yang merekam single anyar “Di Mana Hatimu.” Lagu ini mengisahkan perempuan yang setia terhadap pasangannya, namun dibalas dengan pengkhianatan.

“Lagu ini tentang perempuan yang sudah setia, tidak macam-macam, tapi pasangannya justru main di belakang. Akhirnya dia terang-terangan bertanya, ‘Aku bisa setia seperti ini, tapi kamu kenapa tidak? Hatimu di mana?’” Givri Taj menjelaskan.

“Di Mana Hatimu” tak hanya merefleksikan pengalaman pribadi, tapi juga mewakili perasaan banyak perempuan di luar sana yang mengalami hal serupa. Meski bertema galau, lagu ini dikemas dengan nuansa musik yang bisa dinikmati dan mengajak pendengar bergoyang.

Di bawah naungan Live Work management, Givri Taj memilih dangdut modern yang dirancang agar dapat diterima semua kalangan. Aransemen lagu dibuat lebih kekinian dengan sentuhan melodi saksofon di bagian awal untuk memberi kesan mewah.

Setelahnya, racikan dangdut ala Givri Taj dipadukan dengan beat energik di bagian tengah. Hasil akhirnya terasa asyik untuk dijogetin meski liriknya galau berat karena kesetiaaan yang direnda berbuah pengkhianatan dari yang tercinta.

Biasa dikenal sebagai figur dengan badan berisi, pedangdut Nassar Fahad Ahmad kini tampil dengan wajah lebih tirus dan badan nan macho.

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, pada Rabu (24/12/2025), Givri Taj mengatakan bahwa sejatinya, dangdut genre yang tak pernah ketinggalan zaman.

Lirik dan aransemen musiknya bisa mengikuti era. “Dangdutnya kita kemas semodern mungkin supaya tidak ketinggalan zaman. Jadi ada unsur mewah di depan, lalu tetap enak untuk joget di tengah,” katanya.

“Saya ingin ‘Di Mana Hatimu’ hadir dengan kualitas terbaik sebelum disebarkan ke seluruh pendengar musik Indonesia,” ungkap Givri Taj lalu menguak sejumlah target pada 2026.

“Di Mana Hatimu” diharapkan sebagai akhir sekaligus awal yang indah. Harapan lain, 2026 lebih baik ketimbang tahun ini. “Semoga apa yang belum tercapai di 2025 bisa terwujud di 2026. Mohon doanya,” Givri Taj mengakhiri.

Wayan Diananto, Ratnaning AsihTim Redaksi