Liputan6.com, Jakarta Turnamen RPM Tersohor Basketball Tournament 2025 menyuguhkan kisah luar biasa dari tim AirOne KU 12, yang harus puas finish di posisi runner-up usai duel panas melawan Cougar Indonesia di partai final. Meski belum mengangkat trofi juara, AirOne KU 12 tampil memukau sepanjang turnamen dan memberikan warna tersendiri bagi atmosfer kompetisi.
Di antara gemerlap laga final, satu nama mencuri perhatian publik GOR Bulungan: Narendra Masou Widjaya. Pemain muda penuh talenta ini menunjukkan kelasnya dengan mencetak 12 poin dan menjadi tulang punggung serangan AirOne. Aksi-aksinya mulai dari dribble cepat, penetrasi cerdas, hingga jump shot tajam menghidupkan harapan tim dan menyulut semangat rekan-rekannya.
“Energi yang Masou bawa ke lapangan menghidupkan ritme permainan. Sayangnya, meski tampil impresif, perlawanan dari tim lawan juga tangguh,” ujar Hendra Widjaya, Manajer Tim AirOne KU 12.
Pengalaman
Narendra Masou Widjaya, yang memiliki pengalaman bertanding di Filipina dan Vietnam, semakin menunjukkan kematangannya dalam permainan. Pengalaman bertanding di tingkat internasional tersebut memberi Masou wawasan dan keterampilan baru yang berharga, termasuk kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan dan adaptasi terhadap gaya bermain yang berbeda.
“Pengalaman saya di Filipina dan Vietnam sangat berharga. Saya belajar banyak tentang bagaimana menghadapi pemain dengan teknik dan fisik yang lebih matang. Hal itu tentu membantu saya tampil lebih percaya diri di Tersohor Cup,” ujar Masou.
Dampak Positif
Pengalaman internasional ini terbukti memberikan dampak positif, terlihat dari performa Masou yang semakin matang, baik dalam menyerang maupun bertahan. Ia berhasil mengendalikan ritme permainan dan memimpin tim dengan penuh kepercayaan diri, terutama di laga final meski timnya gagal meraih kemenangan.
AirOne tidak melaju ke final dengan mudah. Mereka harus menghadapi berbagai lawan tangguh sejak fase grup hingga babak gugur. Namun, lewat permainan kolektif yang rapi, strategi matang dari pelatih, dan chemistry antarpemain yang solid, mereka membuktikan bahwa mereka pantas berada di posisi teratas.
Laga final melawan Cougar Indonesia menjadi ujian mental dan stamina tersendiri. AirOne sempat menguasai permainan di kuarter tengah, menahan gempuran lawan dengan pertahanan rapat dan transisi cepat. Namun, Cougar Indonesia berhasil memanfaatkan momentum di kuarter akhir terutama lewat akurasi tembakan jarak jauh mereka yang nyaris sempurna. Berkali - kali shooting dari luar area paint yang dieksekusi Cougar sukses menambah poin penting dan membuat mereka terus unggul atas AirOne. Pertandingan berakhir dengan skor 27-37 untuk kemenangan Cougar Indonesia.
“Tim mengubah medali perak jadi pertandingan emas. Khususnya Masou kasih kita game emas lewat 12 poin yang dia buat. Tapi memang kuarter keempat jadi titik balik yang belum bisa kami kuasai,” tambah Hendra.
Tak Bawa Pulang
Meski tak membawa pulang gelar juara, pencapaian sebagai runner-up bukan akhir dari segalanya. Justru, turnamen ini menjadi modal penting dan bahan evaluasi strategis bagi AirOne KU 12 untuk menghadapi tantangan berikutnya: Kejurda Jakarta 2025. Beberapa catatan dari pertandingan, seperti kontrol ritme di kuarter akhir dan pertahanan perimeter, akan menjadi fokus utama dalam sesi latihan mendatang.
“Ajang ini jadi cermin bagi kami. Kita akan manfaatkan pengalaman ini untuk membenahi banyak aspek sebelum Kejurda Jakarta 2025. Harus lebih siap lagi mental, taktik, dan stamina,” tegas Hendra.
Dengan barisan pemain muda penuh potensi, terutama Narendra Masou Widjaya yang tampil menonjol sepanjang turnamen, masa depan AirOne terlihat sangat menjanjikan. Konsistensi, dedikasi latihan, dan komitmen manajemen akan menjadi kunci dalam menghadapi kompetisi tingkat daerah hingga nasional.
“Ke depan kami akan terus perbaiki kekurangan, latihan lebih keras, dan tentu tim pelatih sudah tahu apa yang harus ditingkatkan. Kami siap bangkit dan kembali lebih kuat,” tutupnya.