Menelusuri Jejak Sejarah AI: dari Tahun 1950-an hingga Saat Ini

1 week ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bukanlah penemuan baru dalam dunia teknologi. Perjalanan panjang AI telah dimulai sejak lebih dari tujuh dekade lalu, melewati berbagai fase inovasi dan tantangan, hingga akhirnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern saat ini.

Awal Mula Konsep AI

Mengutip IBM, Kamis (22/5/2025), konsep dasar AI sudah hadir sejak masa Yunani Kuno, ketika para filsuf membayangkan mesin yang mampu berpikir dan membuat keputusan layaknya manusia.

Namun, baru pada pertengahan abad ke-20, ide tersebut mulai dipelajari secara ilmiah. Tahun 1950 menjadi tonggak penting ketika ilmuwan Inggris Alan Turing memperkenalkan "Tes Turing" dalam makalahnya berjudul Computing Machinery and Intelligence.

Tes ini dirancang untuk mengukur apakah sebuah mesin dapat meniru perilaku manusia hingga tak bisa dibedakan oleh manusia itu sendiri.

Lahirnya Istilah "Artificial Intelligence"

Pada tahun 1956, istilah "Artificial Intelligence" secara resmi diperkenalkan dalam konferensi Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence yang dipimpin oleh John McCarthy, Marvin Minsky, Nathaniel Rochester, dan Claude Shannon.

Konferensi ini menjadi fondasi awal dari penelitian teknologi AI sebagai bidang studi tersendiri. Para ilmuwan percaya bahwa kecerdasan buatan dapat dikembangkan hingga mampu meniru kecerdasan manusia secara menyeluruh.

Masa Kejayaan dan Musim Dingin AI

Periode 1950-an hingga 1970-an menjadi masa kejayaan awal AI. Para peneliti berhasil mengembangkan program komputer sederhana yang dapat bermain catur, membuktikan teorema matematika, dan menyelesaikan masalah logika dasar.

Namun, keterbatasan teknologi dan sumber daya membuat perkembangan AI berjalan lambat.

Ekspektasi tinggi yang tidak tercapai menyebabkan munculnya periode yang disebut “AI Winter” atau Musim Dingin AI, di mana pendanaan dan minat terhadap AI menurun drastis, terjadi pertama kali pada 1974–1980 dan kembali pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an.

Kebangkitan AI dan Revolusi Pembelajaran Mesin

AI kembali bangkit pada dekade 1990-an seiring dengan kemajuan teknologi komputer dan tersedianya data dalam jumlah besar (big data).

Pada tahun 1997, komputer IBM Deep Blue mencetak sejarah dengan mengalahkan juara dunia catur Garry Kasparov, menandai pencapaian penting dalam pengembangan AI.

Memasuki tahun 2000-an, fokus penelitian AI mulai bergeser ke arah machine learning dan deep learning—cabang AI yang memungkinkan sistem belajar secara mandiri dari data.

Hal ini ditunjang oleh ketersediaan prosesor grafis (GPU) yang kuat dan algoritma yang semakin canggih. Salah satu momen monumental adalah ketika Google DeepMind mengembangkan AlphaGo, AI yang berhasil mengalahkan pemain profesional game strategi Go pada tahun 2016.

Era Modern: AI dalam Kehidupan Sehari-hari

Saat ini, AI telah merambah berbagai aspek kehidupan, mulai dari asisten virtual seperti Siri dan Alexa, sistem rekomendasi di media sosial dan e-commerce, kendaraan otonom, hingga diagnosis medis.

Diwartakan Coursera, Kamis (22/5/2025), perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti IBM, Google, Microsoft, dan lainnya, terus berinovasi dengan menerapkan AI dalam solusi industri, bisnis, dan layanan publik.

Bahkan, platform pembelajaran daring seperti Coursera dan perusahaan teknologi global IBM kini turut mempopulerkan pemahaman AI melalui edukasi dan publikasi.

Mereka menekankan pentingnya pemahaman etika, transparansi, dan tanggung jawab dalam penggunaan AI untuk menghindari penyalahgunaan teknologi.

Tantangan dan Masa Depan AI

Meski perkembangan AI sangat pesat, berbagai tantangan masih membayangi. Di antaranya adalah kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan karena otomatisasi, bias algoritma yang tidak adil, hingga potensi penggunaan AI untuk tujuan yang merugikan.

Oleh karena itu, pengembangan AI saat ini tak hanya fokus pada performa teknis, tetapi juga pada prinsip-prinsip etika dan keberlanjutan.

Para ahli memperkirakan bahwa AI akan terus berkembang dalam dekade mendatang, dengan potensi besar untuk mendukung inovasi dalam sains, kesehatan, pendidikan, dan banyak bidang lainnya.

Namun, pemanfaatannya harus dibarengi dengan pengawasan, regulasi, dan keterlibatan lintas disiplin untuk memastikan AI benar-benar memberi manfaat bagi umat manusia.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |