Lirik Lagu Sadrah dari For Revenge, Arti Penerimaan dalam Cinta yang Tembus Trending 7 YouTube

Liputan6.com, Jakarta - Lirik lagu "Sadrah" yang dipopulerkan oleh For Revenge lewat album kelimanya “Perayaan Patah Hati Babak 2” berhasil trending nomor 7 di tangga lagu YouTube pada Rabu (17/12/2025). Video dari lagu yang dirilis bertepatan dengan album keduanya tersebut berhasil mencuri perhatian para pendengarnya, telah 200 ribu kali ditonton saat artikel ini dibuat.

"Sadrah" merupakan lagu yang menceritakan tentang sebuah proses untuk melupakan kesedihan dan berusaha untuk berlapang dada dalam menerima sebuah kenyataan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Sadrah” memiliki makna pasrah. Secara umum lagu ini mengisahkan tentang kekalahan dalam hal percintaan, perasaan yang ditinggalkan dan proses penerimaan kenyataan yang pahit.

Aku yang dipaksa menyerah

jadi yang paling salah

sementara kau dengannya

aku yang kini terbuang

kau jadikan pecundang

sementara kau bersulang

Sudahlah

kali ini aku kalah

kehilangan mahkota

Kau dan dia pemenangnya

Berakhir, tak usah khawatir

tak mengapa, ku hanya harus terima

Tersingkir, tak usah permisi

tak mengapa, bahagialah bersamanya

Sudahlah,

kali ini aku kalah

kehilangan mahkota

kau dan dia pemenangnya

Sudahlah

kali ini kuberserah

kehilangan segalanya

kau dan dia pemenangnya

lelah harus bijaksana

saat kita yang terluka

lelah harus bijaksana

saat kita yang terluka

Sudahlah

kali ini aku kalah

kehilangan mahkota

kau dan dia pemenangnya

Sudahlah,

kali ini kuberserah

kehilangan segalanya

kau dan dia pemenangnya

“Sudahlah, kali ini aku kalah, kehilangan mahkota. Kau dan dia pemenangnya,” begitu salah satu penggalan liriknya. 

Lirik lagu tersebut seolah melukiskan perasaan yang hancur akibat kekalahan dalam sebuah hubungan asmara. Lagu ini bukan sekedar menceritakan perpisahan biasa, melainkan kondisi seseorang yang dipaksakan untuk menyerah dalam sebuah hubungan. 

“Sudahlah, kali ini ku berserah, kehilangan segalanya, kau dan dia pemenangnya, sepatutnya kau rayakan,” lanjut lirik tersebut. 

Lewat lirik tersebut seolah menggambarkan seorang yang sudah berpasrah atas kehilangan segalanya dan mengaku kalah dan mereka yang menang berhak merayakannya. 

Dimas Septyawan, Ratnaning AsihTim Redaksi