Liputan6.com, Jakarta - Lagu "Runtah" merupakan karya musik berbahasa Sunda yang belakangan populer di berbagai platform media sosial. Lagu ini mengalami kebangkitan berkat aransemen ulang dari berbagai musisi, termasuk oleh kalangan musisi dandut Jawa. Aransemennya yang beragam, dengan kombinasi Pop, Jazz, Rock hingga Dangdut tradisional membuat nyawa dari komposisinya terasa hidup dan semakin dekat dengan para pendengar.
Secara bahasa, lagu "Runtah" memiliki arti "Sampah" atau sesuatu yang tidak berharga. Lagu aslinya menawarkan melodi yang mudah diingat, lirik yang kritis penuh sindiran serta mengandung pesan mendalam sebagai pengingat manusia. Keberhasilannya menembus batas geografis menunjukkan kekuatan musik sebagai medium penyampai pesan dan perekat budaya. Karya ini membuktikan bahwa seni dengan akar kuat pada budaya lokal dapat memiliki daya tarik universal, berkat kreativitas para komposer yang beragam.
Lantas apa sebenarnya arti dari lagu Runtah sendiri? Dan apa alasannya lagu ini viral hingga dinyanyikan para musisi muda sekarang? Simak informasi selengkapnya berikut, dihadirkan liputan6, Rabu (24/12).
Lirik Lagu Runtah
Lagu "Runtah" memiliki lirik berbahasa Sunda dengan gaya narasi yang lugas. Kata demi katanya, menjadi inti dari pesan yang ingin disampaikan dan mengundang pendengar untuk merenungkan makna di baliknya. Dikutip dari KapanLagi, berikut adalah lirik dari lagu "Runtah" dalam bahasa Sunda:
Panonna alus, irung alus, biwir alus
Ditempo ti harep ti gigir mani mulus
Ngan hanjakal pisan kalakuan siga setan
Gunta-ganti jalu teu sirikna unggal minggu
Naha kunaon nu geulis loba nu bangor?
Naha kunaon nu bangor loba nu geulis?
Sigana mah ngarasa asa aing hade rupa
Bisa payu ka sasaha tungtungna jadi cilaka
Kulit kelir koneng cangkang cau
Huntuna bodas tipung tarigu
Biwir beureum-beureum jawer hayam
Panon coklat kopi susu
Ngan naha atuh beut dimumurah?
Geblek hirup daek jadi Runtah
Ulah bangga bisa gunta-ganti jalu
Komo jeung poho dibaju
Panonna alus, irung alus biwir alus
Ditempo ti harep ti gigir mani mulus
Ngan hanjakal pisan kalakuan siga setan
Gunta-ganti jalu teu sirikna unggal minggu.
Versi Bahasa Indonesia:
Matanya bagus, hidungnya bagus, bibirnya bagus
Dilihat dari depan dari samping sangat mulus
Tapi sayang sekali kelakuannya seperti setan
Sering berganti lelaki dalam setiap minggunya
Kenapa orang cantik banyak yang nakal?
Kenpa orang nakal banyak yang cantik?
Mungkin sadar diri kalau mukanya cantik
Siapa saja mau ujung-ujungnya celaka
Kulitnya kuning langsat seperti warna kulit pisang
Giginya putih seputih tepung terigu
Bibirnya merah merona seperti jengger ayam
Matanya coklat kopi susu
Tapi kenapa sih murahan banget?
Bodoh hidup kok mau jadi sampah
Jangan bangga sering berganti lelaki
Apalagi sampai lupa pake baju
Matanya bagus, hidungnya bagus, bibirnya bagus
Dilihat dari depan dari samping sangat mulus
Tapi sayang sekali kelakuannya seperti setan
Sering berganti lelaki dalam setiap minggunya
Lagu Runtah Aslinya Merupakan Lagu Pop Sunda
Merujuk laman Universitas Padjajaran (UNPAD), musik Pop Sunda merupakan genre yang memadukan unsur-unsur musik tradisional Sunda dengan elemen musik pop. Genre ini berasal dari Jawa Barat dan diperkirakan muncul pada 1930-an, yang dikembangkan secara kontemporer oleh komposer Ismail Marzuki yang mengubah "Oche Chornye" menjadi "Panon Hideung" (dalam bahasa Indonesia artinya mata berwarna hitam.
Secara komposisi, musik Pop Sunda biasanya menggabungkan instrumen musik Sunda dengan instrumen musik Barat sehingga menciptakan harmoni yang unik. Karakteristiknya mencakup penggunaan karawitan, suling maupun kendang Jaipong. Musik karawitan menggunakan skala nada pentatonis, berbeda dengan musik Barat yang menggunakan nada diatonis. Kedua jenis nada ini dapat digabungkan dalam musik Pop Sunda.
Lagu "Runtah" dengan lirik berbahasa Sunda, melodi yang mudah diingat, serta aransemen yang memadukan unsur modern dan tradisional, yang menempatkannya sebagai representasi dari genre Pop Sunda. Lagu ini menunjukkan bagaimana musik daerah dapat berkembang dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman, dengan tetap mempertahankan esensi budaya lokal.
Diciptakan Oleh Maestro Pop Sunda Doel Sumbang
Lagu "Runtah" diketahui diciptakan oleh seorang musisi asal Bandung bernama Doel Sumbang. Ia memulai karier di dunia teater dan banyak belajar dari penyair Remy Sylado. Lirik-lirik yang dibuat seringkali dianggap nyeleneh, bernada vulgar serta sarat pesan kritik sosial. Dari sanalah istilah "Sumbang" muncul, yang dinukil dari penggalan kata "Nada Sumbang" atau yang tidak enak didengar oleh penguasa.
Musisi ini dikenal banyak menciptakan lagu dengan lirik yang menceritakan kehidupan sehari-hari dan kegelisahannya, seperti "Nami Abdi Jurig" yang menceritakan tentang sifat menipu oleh kalangan pejabat. Ia memiliki kemampuan untuk merekam realitas yang ada di sekelilingnya dan menuangkannya ke dalam karya musik. Pendekatan ini membuat lagu-lagunya memiliki kedalaman makna dan relevansi dengan kehidupan masyarakat.
Proses penciptaan lagu "Runtah" dimulai pada tahun 1992, namun penyelesaiannya membutuhkan waktu karena penulis berhati-hati dalam menulis lirik yang menyangkut perilaku seseorang agar akurat. Lagu ini kemudian dirilis pada tahun 2007, dan disukai oleh para pendengarnya.
Lagu Runtah Mengkritik Sifat Manusia Modern
Lagu "Runtah" menceritakan tentang seorang perempuan yang memiliki paras menarik, namun perilakunya dianggap tidak sesuai dengan norma. Dalam bahasa Sunda, "Runtah" berarti sampah, dan istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Lirik lagu ini secara spesifik menyoroti kontras antara penampilan fisik yang memukau dengan tingkah laku yang dianggap buruk.
Musisi ini mengangkat cerita mengenai perempuan yang sering berganti pasangan, bahkan setiap minggu. Perilaku ini digambarkan seperti setan, menunjukkan kekecewaan terhadap tindakan yang merendahkan harga diri. Lagu ini juga mempertanyakan mengapa perempuan yang memiliki kecantikan seringkali memiliki perilaku yang dianggap nakal, dan sebaliknya.
Menurut study berjudul "Nilai Moral Pada Lirik Lagu Runtah Karya Doel Sumbang Pendekatan Struktural Semantik" oleh Nina dkk dari STKIP Muhammadiyah Bogor, secara garis besar, lagu "Runtah" merupakan bentuk kritik sosial terhadap perilaku perempuan yang rela menurunkan harga dirinya demi menjadi "sampah masyarakat". Pesan ini bertujuan untuk mendorong refleksi tentang pentingnya menjaga harga diri dan perilaku dalam masyarakat.
Liriknya Bernada Sindiran
Lirik lagu "Runtah" mengandung sindiran yang lugas terhadap perempuan yang memiliki penampilan menarik, namun perilakunya dianggap tidak pantas. Sindiran ini disampaikan melalui penggambaran fisik yang detail, diikuti dengan kritik terhadap tindakan. Misalnya, lirik "Panonna alus, irung alus, biwir alus" menggambarkan kecantikan fisik yang sempurna.
Namun, kecantikan tersebut dikontraskan dengan lirik "Ngan hanjakal pisan kalakuan siga sétan. Gunta-ganti jalu teu sirikna unggal minggu". Bagian ini menyiratkan bahwa meskipun memiliki paras yang cantik, perilaku berganti pasangan setiap minggu disamakan dengan tindakan setan, sebuah metafora untuk perilaku yang dianggap tidak bermoral. Sindiran ini diperkuat dengan pertanyaan retoris seperti "Naha kunaon nu geulis loba nu bangor?" yang mempertanyakan hubungan antara kecantikan dan perilaku.
Puncak sindiran terdapat pada lirik "Ngan naha atuh beut dimumurah? Géblég hirup daék jadi runtah". Bagian ini secara langsung mengkritik tindakan yang merendahkan diri sendiri dan menyebutnya sebagai "sampah". Pesan ini menyampaikan bahwa kecantikan seharusnya tidak menjadi alasan untuk berperilaku buruk, melainkan dapat digunakan untuk hal-hal yang positif.
Viral Dinyanyikan Pedangdut Jawa
Lagu "Runtah" mengalami lonjakan popularitas yang signifikan setelah dinyanyikan ulang oleh sejumlah penyanyi, termasuk pedangdut dari Jawa. Fenomena ini dimulai ketika lagu tersebut kembali populer di platform TikTok, terutama berkat kemasan ulang oleh beberapa penyanyi. Versi yang dibawakan oleh salah satu penyanyi telah ditonton jutaan kali di YouTube, seperti oleh Difarina Indra yang merupakan pedangdut asal Jawa Timur di kanal YouTube Henny Adella.
Penyanyi yang membawakan lagu "Runtah" dengan pendekatan musik khas Jawa. Adaptasi ini seringkali menggabungkan elemen musik dangdut, yang memiliki basis penggemar luas di Jawa, dengan lirik asli berbahasa Sunda. Keberhasilan adaptasi ini memperluas jangkauan lagu "Runtah" melampaui batas-batas budaya Sunda.
Keviralan lagu "Runtah" melalui interpretasi pedangdut menunjukkan kekuatan kolaborasi antarbudaya dalam musik. Lagu ini menjadi contoh bagaimana sebuah karya daerah dapat diterima dan dinikmati oleh masyarakat dari latar belakang budaya yang berbeda, sekaligus melestarikan bahasa dan pesan yang terkandung di dalamnya.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
Q: Apa arti dari lagu Runtah?
A: Lagu "Runtah" dalam bahasa Sunda berarti sampah, menggambarkan perempuan dengan perilaku buruk.
Q: Siapa pencipta lagu Runtah?
A: Lagu "Runtah" diciptakan oleh Doel Sumbang, musisi asal Bandung.
Q: Kapan lagu Runtah dirilis pertama kali?
A: Lagu "Runtah" dirilis pertama kali pada tahun 2007.
Q: Mengapa lagu Runtah menjadi viral?
A: Lagu "Runtah" menjadi viral setelah dinyanyikan ulang oleh beberapa penyanyi di TikTok.
Q: Apa pesan moral dari lagu Runtah?
A: Pesan moral dari lagu "Runtah" adalah pentingnya menjaga harga diri dan perilaku.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457593/original/038499800_1767006557-Gemini_Generated_Image_ieiv6fieiv6fieiv_2.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457194/original/025832800_1766990358-ClipDown.com_606622232_18542469148045107_6509267611398335989_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451370/original/017198700_1766289618-SnapInsta-Ai_3738229041146303375.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457635/original/039949600_1767008993-WhatsApp_Image_2025-12-29_at_18.13.04.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457228/original/085516600_1766991969-danielle-3.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457510/original/043432800_1767003740-SnapInsta.to_608288146_18112285069627761_2232677977269881243_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457600/original/001214000_1767007040-The_Bricklayer_-_Main_KV_-_Poster_KV_Master_Landscape.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457584/original/082095700_1767006459-The_Snitch_-_Main_KV_-_Poster_KV_Master_Landscape.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457580/original/020613200_1767006444-WhatsApp_Image_2025-12-28_at_16.30.01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1376478/original/023988900_1476705247-15601597778_e2cd041859_o-1024x683.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457515/original/009949700_1767003799-My_Daughter_Left_The_Nest-_Main_KV_-_KV_Master_Landscape.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5156494/original/085284800_1741487440-WhatsApp_Image_2025-03-09_at_05.42.21_48619acf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939969/original/054476600_1725858653-Gilga_Sahid_0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457401/original/045889300_1767000239-inaaaara.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457290/original/062084700_1766994730-Prilly.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457242/original/000924200_1766992662-NJ_BubbleGum_43.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3321279/original/089700000_1607667039-122201820_190299459253510_4359712900054657023_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457328/original/070277100_1766996760-inara_rusli.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5456558/original/065541100_1766902384-WhatsApp_Image_2025-12-28_at_12.56.43.jpeg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4746070/original/032614500_1708267303-Screen_Shot_2024-02-18_at_21.35.16.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343581/original/090312500_1757443723-iPhone_17_02.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4363973/original/012046500_1679223657-n-beefsteak-a-20171103.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347010/original/078961100_1757657130-IMG_20250912_125515.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5356529/original/011803100_1758456800-WhatsApp_Image_2025-09-20_at_21.13.52_28a67ceb.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368069/original/029796200_1759335348-IMG_20251001_174918_465.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352717/original/059565100_1758110238-Punya_Performa_Ultra__HUAWEI_Pura_80_Pro_Hadir_dengan_Sensor_1_Inci_Terbesar_di_Industri___Akurasi_Warna_Terbaik_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343681/original/037967700_1757469023-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_08.38.52.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5356385/original/001937200_1758439833-Screenshot__6653_.jpg)