Liputan6.com, Jakarta Vadel Badjideh, tersangka kasus dugaan aborsi dan persetubuhan anak di bawah umur, menghabiskan Lebaran 2025 di Rutan Polres Metro Jakarta Selatan. Momen Idul Fitri tahun ini terasa sangat berbeda baginya, jauh dari keluarga dan suasana hangat di rumah. Ia merayakan takbiran dan salat Id bersama tahanan lain, sebuah pengalaman yang diwarnai kesedihan dan kerinduan mendalam akan kebersamaan keluarga. "Iya (Vadel) sempat salat sama tahanan di atas tadi. Ya dia sih ngerasa beda ya. Sekarang kan, maaf, sama teman-teman tahanan yang di atas," ujar Bintang Badjideh, kakak Vadel, menggambarkan suasana Lebaran di balik jeruji.
Keluarga Badjideh mengunjungi Vadel pada 31 Maret 2025, membawa makanan favoritnya, opor dan ketupat. Kehadiran keluarga sejenak mengurangi kesedihan, namun tetap terasa berat mengingat ketidakhadiran Vadel dalam perayaan Lebaran di rumah. Meskipun berada di penjara, Vadel tetap semangat menceritakan tradisi Lebaran kepada sesama tahanan, berbagi cerita dan pengalaman dengan mereka. Namun, di balik semangat itu, tersimpan kerinduan yang mendalam akan keluarga dan tradisi Lebaran di rumah.
Kisah pilu Vadel tak hanya berhenti di Lebaran. Sejak ditahan Februari 2025, ia telah melewati Ramadhan tanpa kehadiran keluarga. "Iya, kita sempat kena juga pada saat buka dan pada saat pertama kali sahur dan buka terasa sekali kehilangan, jadi gimana sih, susah juga dijelaskan dengan kata-kata ya," ungkap Bintang Badjideh tentang beratnya Ramadhan tanpa Vadel. Air mata Vadel bahkan tumpah ketika ia menerima nastar dari seorang teman tahanan, mengingatkannya pada nastar buatan ibunya yang selalu menjadi hidangan Lebaran di rumah.
Momen Haru Lebaran di Rutan
Perayaan Lebaran di rutan berlangsung haru. Vadel Badjideh bertemu dengan keluarganya, momen yang dipenuhi pelukan, tangis, dan kecupan kasih sayang. "Pelukan, nangis, cium. Itu aja sih. Mau di luar atau di dalem, sama aja (tradisinya)," tutur Titin Badjideh, ibunda Vadel, menggambarkan pertemuan emosional tersebut. Kehadiran keluarga memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi Vadel, membuatnya merasa lebih tenang dan dihargai.
Meskipun suasana Lebaran berbeda, keluarga berusaha memberikan kenyamanan bagi Vadel. Ibunda Vadel bahkan memotongkan ketupat untuknya, layaknya di rumah. "(Manja) masih. Itu tadi dia disediain. Dipotongin mama ketupat tadi, ditanyain juga mau yang mana ayamnya. Disedain macam-macam kayak di rumah," tambah Bintang, menggambarkan betapa keluarganya berusaha menciptakan suasana Lebaran yang hangat meskipun di dalam rutan.
Vadel dan teman-teman tahanan lainnya juga merasakan kesedihan saat malam takbiran tiba. Mereka merayakan takbiran bersama, namun tetap tak dapat menggantikan kerinduan akan keluarga dan suasana Lebaran di rumah. "Yang bikin kami terenyuh, mereka bareng-bareng takbiran di atas. Tadi si Vadel cerita," kata Bintang, menggambarkan momen takbiran yang penuh haru dan kerinduan.
Ramadhan Pertama di Penjara: Rindu Sahur dan Buka Bersama Keluarga
Ramadhan 2025 menjadi Ramadhan pertama bagi Vadel Badjideh yang dijalani di dalam tahanan. Kehilangan momen sahur dan buka puasa bersama keluarga sangat terasa bagi Vadel dan keluarganya. Bintang Badjideh mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam, "Iya, kita sempat kena juga pada saat buka dan pada saat pertama kali sahur dan buka terasa sekali kehilangan, jadi gimana sih, susah juga dijelaskan dengan kata-kata ya." Ketidakhadiran Vadel menciptakan kesedihan yang mendalam bagi seluruh keluarga.
Meskipun kondisi fisik sempat drop dan mengalami masuk angin, Vadel tetap menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran. "Kondisinya alhamdulillah kemarin sempat sakit. Puasanya lancar, alhamdulillah, udah lebih calm sekarang sih dia," ujar Bintang, menggambarkan ketabahan Vadel dalam menghadapi cobaan. Vadel menunjukkan kedewasaan dan keteguhan hati di tengah situasi sulit yang dihadapinya.
Kondisi kesehatan Vadel sempat menurun, namun ia tetap tegar menjalani ibadah puasa. Dukungan keluarga sangat berarti baginya dalam melewati masa-masa sulit ini. Vadel juga mulai beradaptasi dengan lingkungan di tahanan dan menunjukkan ketenangan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Proses Hukum dan Harapan Keluarga
Vadel Badjideh ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan aborsi dan persetubuhan anak di bawah umur pada 13 Februari 2025, setelah dilaporkan oleh Nikita Mirzani. Kasus ini terdaftar dengan nomor LP/B/2811/IX/2024/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA. Vadel disangkakan melanggar Undang-Undang Kesehatan terkait aborsi dan Undang-Undang Perlindungan Anak.
Masa penahanan Vadel diperpanjang, menimbulkan kekecewaan bagi keluarga. Namun, mereka tetap berharap agar Vadel dapat segera berkumpul kembali dengan keluarga. "Lebaran tahun ini bisa kumpul, itu hadiah terbesar untuk keluarga kita. Biar (Vadel) bisa kumpul bareng lagi sama keluarga. Itu saja, kita enggak mau muluk-muluk. Vadel bisa balik lagi ke keluarga," kata Martin Badjideh, kakak Vadel, mengungkapkan harapan keluarga.
Keluarga Badjideh hingga saat ini belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai upaya pembebasan Vadel. Mereka fokus memberikan dukungan moral dan berharap proses hukum berjalan dengan adil. Mereka berharap Lebaran tahun depan dapat dirayakan bersama Vadel kembali di rumah.
Meskipun menghadapi situasi sulit, keluarga Badjideh tetap tegar dan berharap yang terbaik untuk Vadel. Mereka terus memberikan dukungan dan doa agar Vadel dapat melewati masa-masa sulit ini dengan sabar dan tegar. Semoga proses hukum berjalan dengan lancar dan Vadel dapat segera kembali ke pelukan keluarga.