Liputan6.com, Jakarta Industri hiburan K-Pop menunjukkan kebangkitan yang kuat di awal 2025, meski penjualan album fisik terus menurun sejak mencapai puncaknya saat pandemi. Kebangkitan ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan dari konser dan popularitas global artis-artis baru.
Tiga dari empat agensi hiburan besar Korea Selatan —HYBE, SM Entertainment, dan YG Entertainment — melaporkan hasil keuangan kuartal pertama 2025 yang lebih baik dari perkiraan.
Sementara itu, JYP Entertainment belum merilis laporannya, namun diperkirakan mengalami penurunan pendapatan dari tahun ke tahun.
Dikutip dari The Korea Times, Selasa (13/5/2025) HYBE mencatat pendapatan sebesar 500,6 miliar won (sekitar Rp5,9 triliun) dengan laba operasional 21,6 miliar won, meningkat masing-masing sebesar 38,7 persen dan 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ini merupakan pembalikan signifikan dari kuartal pertama 2024, ketika baik pendapatan maupun laba mengalami penurunan.
SM Entertainment juga mencatat pertumbuhan, dengan pendapatan naik 5,2 persen menjadi 231,4 miliar won dan lonjakan laba operasional hingga 110 persen menjadi 32,6 miliar won.
Kenaikan Laba
Sementara itu, YG Entertainment yang tahun lalu mengalami kerugian, kini kembali mencetak keuntungan dengan pendapatan 100,2 miliar won dan laba operasional 9,5 miliar won.
Lonjakan pendapatan ini sebagian besar disumbang oleh penjualan tiket konser dan merchandise artis. HYBE misalnya, mencatat pendapatan konser sebesar 155,1 miliar won, jauh melampaui penjualan album dan musik digital yang hanya mencapai 136,5 miliar won.
Pendapatan konser HYBE telah tumbuh 615 persen dalam dua tahun terakhir. SM juga melaporkan peningkatan pendapatan konser sebesar 58 persen dibanding tahun lalu.
Tur Dunia
Tur dunia menjadi kontributor utama dalam peningkatan ini. Grup Seventeen dari HYBE menyelesaikan tur di Amerika Serikat dan memulai tur Asia pada kuartal pertama, sementara J-Hope BTS menjalani tur solo yang diperkirakan menarik 450.000 penonton di 15 kota.
Grup lain seperti TXT juga menyelesaikan bagian Eropa dari tur global mereka. Artis SM seperti aespa, TVXQ, dan NCT 127 turut mendorong pendapatan lewat tur internasional mereka.
Pengamat industri menilai penurunan penjualan album fisik merupakan koreksi pasar pascapandemi, saat para penggemar membeli album dalam jumlah besar sebagai bentuk dukungan karena konser ditiadakan. Kini, dengan kembalinya tur dan persaingan yang makin ketat, banyak artis memilih merilis mini album atau single.
Mini Album
“Banyak artis kini merilis mini album atau single daripada album penuh karena siklus promosi yang lebih singkat dan persaingan yang makin ketat,” kata seorang pejabat dari agensi K-pop.
“Dam penggemar kini lebih memprioritaskan pengalaman konser dibanding memiliki album, dan permintaan internasional untuk pertunjukan langsung terus tumbuh. Konser kemungkinan akan menyumbang bagian yang semakin besar dari pendapatan agensi ke depannya,” sambungnya.