Liputan6.com, Jakarta - Perang Jawa diumumkan oleh Visinema pada jumpa pers Senin (21/07/2025) sebagai rencana proyek film paling baru yang akan disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Film ini akan mengisahkan kehidupan Pangeran Diponegoro dari sudut pandang lain dalam rentang tahun 1825-1830 yang tidak banyak ditulis di buku-buku sejarah.
Proyek kolaborasi Visinema dan Endgame ini tidak hanya menggaet Angga sebagai sutradara dan Gita Wirjawan sebagai eksekutif produser, tetapi juga pelengkap tim seperti sejarawan Peter Carey serta produser sekaligus penulis naskah Taufan Adryan dan Ifan Ismail.
Pada wawancaranya bersama media pada Senin (21/07/2025), Gita Wirjawan membagikan alasannya mendukung proyek film ini. Selain karena ketertarikannya pada sejarah Diponegoro, host Endgame ini juga merasa sosok Angga-lah yang sesuai untuk memproduksi film ini.
“Saya hanya bisa percaya dengan orang seperti Angga untuk bisa memproduksi karya seperti ini,” kata mantan Menteri Perdagangan itu.
Pribadi Penuh Talenta
Dalam wawancaranya bersama media, Gita menceritakan bagaimana pandangannya kepada sang sutradara, Angga Dwimas Sasongko. Bagi Gita, Angga merupakan orang bertalenta yang tidak akan bisa ia temukan di mana pun.
“Tadi saya sudah sampaikan, Angga is an exceptional talent, dan sulit untuk menemukan talenta lain yang bisa melampaui Angga,” ucapnya saat ditanya terkait keputusannya untuk kembali berkolaborasi dengan Angga.
Gita juga menambahkan beberapa hal positif dari diri CEO Visinema itu, “Angga luar biasa. Beliau sangat bisa memultidimensikan diri, sehingga sekarang sudah jauh lebih komplit daripada waktu saya pertama kali ketemu dia.”
Merasa Beruntung
Sebagai salah satu pendiri Visinema, Gita Wirjawan sendiri sudah banyak melakukan kerja sama dengan Angga Sasongko. Terhitung sudah 12 tahun keduanya bersama sejak Visinema lahir tahun 2013.
Kolaborasi Gita dan Angga telah berhasil memproduksi film-film ternama seperti Cahaya dari Timur, Surat dari Praha, Filosofi Kopi, dan Keluarga Cemara. Ikatan keduanya membuat kepercayaan Gita menguat kepada Angga.
Saat ditanya apakah Angga orang yang beruntung mendapatkan Gita sebagai investor, Gita justru mengatakan sebaliknya, “Iya, tapi saya beruntung karena saya nggak salah kalkulasinya.”
Kolaborasi Bukan Tantangan Sulit
Sebagai orang yang sudah mengenal dan bekerja sama selama lebih dari 10 tahun, Gita mengatakan bahwa hal itu bukanlah tantangan besar. Gita menilai Angga selalu dapat memadukan antara kreativitas dan disiplin saat bekerja.
“Beliau tuh sangat kreatif, dan kreativitas itu harus selalu dipadu dengan kedisiplinan. Seringkali dua atribut tersebut tabrakan–kedisiplinan dengan kreativitas. Tapi seni dalam kolaborasi kita adalah untuk bagaimana mengamalgamasikan atau mengkombinasikan kreatifitas dengan kedisiplinan. Dan so far Alhamdulillah, oke,” pungkas Gita sambil terkekeh.