Fakta Film Avatar: Fire and Ash, Digarap Ribuan Kru dan Bertabur Sineas Peraih Piala Oscar

1 week ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah sambutan meriah hadir dalam screening film Avatar: Fire and Ash di Los Angeles beberapa waktu lalu, bahkan sebelum filmnya tayang. Dilansir dari Deadline, Kamis (18/12/2025), hal ini terjadi karena sang sutradara, James Cameron, muncul dalam video yang diputar sebelum penayangan film. Dalam rekaman tersebut, James Cameron menegaskan sikapnya yang menolak penggunaan AI dalam Avatar untuk mengganti keberadaan aktor.

Bahkan demi memantapkan pernyataan ini, James Cameron memutuskan untuk mengungkap "resep dapurnya." Yakni bagaimana film-film Avatar dibuat — khususnya, seni dari proses penangkapan gerakan (motion capture). Dalam catatan Deadline, sebelumnya James Cameron menjaga rapat proses pembuatan Avatar. Ia khawatir bila prosesnya bocor, akan sedikit menghilangkan keajaibannya.

"Tetapi sekarang, kami menyadari bahwa orang-orang mulai menyamakan proses kami dengan AI," kata James Cameron. Padahal karyanya dibuat dengan kemampuan manusia--bukan AI. 

Hal lain yang membuat sang sutradara Titanic membuka rahasia dapur, adalah memberi pengakuan kepada para bintang film ini. 

“Saya menyadari bahwa kalian (para pemain Avatar) tidak mendapatkan penghargaan yang layak atas kerja keras dan pekerjaan hebat yang telah kalian lakukan… Dan orang-orang mengira peran kalian cuma pengisi suara, padahal kenyataannya jauh," kata dia. 

Film Avatar 2 “The Way Water” terinspirasi dari kehidupan Suku Bajo di Indonesia. Suku Bajo hidup di atas rumah panggung atau rakit dekat dengan laut. Mereka juga disebut sebagai penyelam ulung karena mampu menyelam dalam waktu yang lama.

Teknik Motion Capture

Dalam keterangan tertulis dari Disney Indonesia yang diterima Liputan6.com baru-baru ini, James Cameron juga mengungkap sekilas bagaimana dirinya membuat Avatar 2. 

Proses syuting Avatar: The Way of Water dan Avatar: Fire and Ash dimulai sejak September 2017 dan berlangsung selama 18 bulan. Seperti film-film sebelumnya, Avatar: Fire and Ash diproduksi di Selandia Baru dengan melibatkan lebih dari 1.500 kru.

James Cameron menangkap akting Sam Worthington dkk dengan teknologi motion capture.  “Setiap ekspresi, gerakan, dan emosi adalah hasil penampilan mereka," kata dia. Setelah data mengenai hal ini dikumpulkan, giliran tim artistik yang bekerja. "Setelah terekam, tim artistik bekerja tanpa henti untuk menghidupkan karakter dan dunia Pandora ke dalam layar,” ujarnya.

Bertabur Sineas Peraih Penghargaan Prestisius

Sejumlah sineas-sineas yang terlibat dalam proyek besar, bekerja sama dengan James Cameron di Avatar. Termasuk sinematografer pemenang Oscar Russell Carpenter, ASC (Titanic); desainer produksi Dylan Cole (Maleficent); editor Stephen Rivkin, ACE (Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest); dan senior visual effects supervisor peraih lima Academy Award, Joe Letteri (King Kong, The Lord of the Rings: The Return of the King)

Halaman berikutnya

Sementara untuk special effect, James Cameron memercayakan pada tim Wētā FX dengan VFX producer Nicky Muir (Black Panther: Wakanda Forever); adapun komposer pemenang Grammy, Simon Franglen (Titanic) juga diajak ikut serta.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |