Liputan6.com, Jakarta - Teknologi pengisian daya cepat (fast charging) telah mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir.
Dari awal kemunculannya yang sederhana, kini fast charging mampu mengisi penuh baterai smartphone dalam hitungan menit. Berikut adalah perjalanan teknologi ini, dimulai dari pelopornya hingga inovasi terkini.
Salah satu pabrikan yang dikenal mulai mempopulerkan teknologi fast charging adalah Oppo. Pada Maret 2014, Oppo memperkenalkan teknologi VOOC (Voltage Open Loop Multi-step Constant-Current Charging) melalui smartphone Oppo Find 7.
Teknologi ini memungkinkan pengisian baterai 3.000 mAh hingga 75 persen hanya dalam 30 menit, sebuah terobosan besar dibandingkan metode pengisian konvensional saat itu.
VOOC terus berkembang, dengan varian SuperVOOC yang mampu mengisi baterai HP Android berkapasitas 3.700 mAh secara penuh dalam 35 menit, seperti pada Oppo Find X.
Perkembangan Fast Charging di Industri Smartphone
Setelah Oppo, berbagai produsen smartphone mulai mengembangkan teknologi fast charging mereka sendiri:
- Qualcomm Quick Charge: Diperkenalkan pada 2013, versi terbaru Quick Charge 5 mendukung daya lebih dari 100W, memungkinkan pengisian baterai 4.500 mAh hingga 50 persen dalam 5 menit.
- Huawei SuperCharge: Dimulai dengan daya 22,5W pada 2017, kini mencapai 88W, memungkinkan pengisian cepat pada perangkat seperti Huawei P60 Pro.
- Xiaomi HyperCharge: Memperkenalkan pengisian daya 120W pada Mi 10 Ultra tahun 2020, dan terus meningkat hingga 200W pada model-model berikutnya.
- Realme UltraDart: Realme GT Neo3 menjadi ponsel pertama dengan pengisian daya 150W, mampu mengisi baterai hingga 50 persen dalam 5 menit.
Realme 320W SuperSonic Charge: Puncak Inovasi Fast Charging
Mengutip The Verge, Rabu (28/5/2025), pada Agustus 2024, Realme mengumumkan teknologi 320W SuperSonic Charge. Dalam demonstrasinya, teknologi ini mampu mengisi penuh baterai 4.420 mAh dalam 4,5 menit.
Inovasi ini menggunakan baterai dengan empat sel yang dapat diisi secara bersamaan, serta fitur "AirGap" untuk mencegah panas berlebih dan overcharging.
Adopsi Global dan Tren Masa Depan
Menurut laporan Counterpoint Research, pada kuartal pertama 2023, sekitar 80 persen smartphone global telah mengadopsi teknologi fast charging, dengan rata-rata daya 34W.
Produsen asal China memimpin tren ini, sedangkan perusahaan seperti Apple dan Samsung lebih fokus pada keamanan baterai dan efisiensi energi.
Dominasi Produsen China
Produsen smartphone asal Tiongkok seperti Oppo, Xiaomi, Realme, dan Vivo menjadi pemimpin dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini.
Mereka berlomba-lomba menghadirkan daya pengisian yang semakin tinggi dengan waktu pengisian yang semakin singkat.
Misalnya, Xiaomi telah menguji teknologi HyperCharge 200W yang dapat mengisi penuh baterai 4.000 mAh dalam kurang dari 10 menit, sedangkan Realme mencuri perhatian dengan pengisian 320W SuperSonic Charge pada prototipe smartphone mereka.