Diskusi Kenali KDRT dan Pencegahannya Melalui Film Suamiku Lukaku, Berani Suarakan Tolak Kekerasan!

Liputan6.com, Jakarta - OK OCE Ikatan Solusi Bersama (Isoma) Tangerang Selatan merayakan Hari Ibu dan hari jadi pertamanya, dengan mengusung semangat kolaborasi sekaligus edukasi pencegahan KDRT. Salah satu agendanya yakni menonton film Suamiku Lukaku yang diproduksi Sinemart.

Selain menonton bareng, ada pula diskusi bertema “Kenali KDRT dan Pencegahannya Melalui Film Suamiku, Lukaku” di Aula Dinas Koperasi Tangerang Selatan, pada Selasa (23/12/2025). Diskusi ini jadi ruang refleksi serta edukasi tentang berbagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga.

Lewat pendekatan berbasis budaya juga sinema, Komunitas Perempuan Berkebaya, WCC Puantara, rumah produksi SinemArt, Tarantella Pictures, beserta The Big Pictures, mengajak masyarakat lebih peka sekaligus berani dalam menyuarakan penolakan terhadap KDRT.

Sinematografer Angela Rikarastu, menyampaikan film Suamiku Lukaku dijadwalkan tayang pada April 2026 bertepatan dengan Hari Kartini. Ia menekankan, film ini layak ditonton, karena mengedepankan nilai edukasi khususnya kekerasan domestik.

“Film Suamiku Lukaku bukan tentang eksploitasi kekerasan atau seksualitas, tapi tentang realitas yang terjadi di masyarakat dan pentingnya edukasi,” kata Angela Rikarastu lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, pada Jumat, 26 Desember 2025.

Film 'Penyalin Cahaya' berhasil merebut 12 Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2021. Film garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini bakal tayang 13 Januari 2022 di Netflix.

Dalam kesempatan itu, Putri Ayudya menjelaskan, peran penting intimacy coordinator dalam menjaga kenyamanan dan batasan para aktor selama proses produksi. Menurutnya keberanian menetapkan batasan adalah langkah awal mencegah kekerasan termasuk dalam rumah tangga.

Perayaan Hari Ibu dan hari jadi OK OCE Isoma Tangerang Selatan melibatkan 100 anggota penggerak UMKM, yang tergabung dalam organisasi tersebut. Mereka hadir berkebaya, mencerminkan semangat budaya, kebersamaan, dan pemberdayaan perempuan.

Ketua OK OCE Isoma Tangerang Selatan, Elvi Farhani, dalam sambutannya menegaskan peran strategis pelaku UMKM, khususnya perempuan, sebagai agen perubahan dalam ekonomi keluarga juga masyarakat.

“Sebagai ibu, istri, dan penggerak UMKM, kita harus mampu menjaga keharmonisan keluarga, jadi teladan di lingkungan, serta terus belajar, berkolaborasi dan berdaya saing dalam meningkatkan ekonomi keluarga,” katanya.

Direktur dan Konselor Hukum WCC Puantara, Siti Husna Lebby Amin, dalam diskusi ini menyoroti kuatnya anggapan bahwa KDRT hal wajar, meski sudah ada payung hukum yang melindungi korban. Karenanya pencegahan dan edukasi berkelanjutan harus terus digenjot.

“Kita tidak bisa menunggu kekerasan terjadi baru bertindak. Pencegahan harus dimulai dari sekarang,” Siti Husna membeberkan seraya mengajak semua pihak menyetop menormalisasi KDRT. Selain itu, masyarakat patut mendukung mereka yang menjadi korban KDRT.

Wayan DianantoTim Redaksi