Liputan6.com, Jakarta - DeepSeek AI menjadi kecerdasan buatan baru yang menarik perhatian dunia. Bahkan, perusahaan teknologi AS hingga pemerintah AS mulai waspada dengan hadirnya DeepSeek dan model AI-nya yang digadang melampaui ChatGPT, Gemini, serta Llama milik Meta.
Berbagai kritik pun datang pada DeepSeek, apalagi baru-baru ini startup ini juga menjadi target serangan siber. Alhasil, sejumlah negara, seperti Italia memblokir penggunaan DeepSeek.
Terbaru, Departemen Pertahanan AS atau yang kerap disebut Pentagon juga berupaya memblokir DeepSeek.
Bukan tanpa alasan, mengutip Tech Crunch, Jumat (31/1/2025), Pentagon melarang penggunaan DeepSeek setelah sejumlah karyawannya terhubung ke server Tiongkok.
Sekadar informasi, menurut Tech Crunch, ketentuan layanan DeepSeek secara eksplisit menyatakan bahwa mereka menyimpan data pengguna di server Tiongkok dan mengatur data tersebut berdasarkan hukum China. Hukum setempat mengamanatkan kerja sama dengan badan intelijen China.
Namun, hal itu rupanya tidak menghentikan para pekerja di Departemen Pertahanan AS untuk terjebak dalam sensasi DeepSeek yang sedang booming minggu ini.
Mereka menjajal DeepSeek, bahkan menghubungkan komputer kerja karyawan Pentagon ini ke server Tiongkok menggunakan DeepSeek. Laporan Bloomberg menyebut, setidaknya hal ini berlangsung selama dua hari.
Dalam pidatonya Presiden Donald Trump menerapkan tarif tinggi untuk barang-barang China ke Amerika Serikat, Apakah hal ini akan membuat barang-barang China tersebut semakin banyak masuk dan membanjiri negara berkembang seperti Indonesia. berikut ini ...
Banyak Warga AS Pakai DeepSeek
Sejak itu, Pentagon pun mulai memblokir DeepSeek di beberapa jaringannya. Meski begitu, beberapa karyawan masih bisa mengakses layanan DeepSeek.
Kini, pemerintah AS tengah bergulat dengan implikasi keamanan nasional akibat melonjaknya minat masyarakat terhadap chatbot AI asal Tiongkok tersebut.
Apalagi, minggu ini, aplikasi DeepSeek bahkan memuncaki App Store dan Google Play Store sebagai aplikasi paling banyak diunduh.
Pentagon bukan satu-satunya lembaga pemerintahan AS yang memblokir DeepSeek. Sebelumnya pada 24 Januari lalu, Angkatan Laut AS juga melarang karyawannya mengakses DeepSeek karena masalah keamanan dan etika.
Italia Blokir DeepSeek
Sebelumnya, otoritas perlindungan data Italia, Garante, akhirnya mengumumkan pemblokiran terhadap model kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek.
Mengutip laman CNA, Jumat (31/1/2025), pemblokiran ini dilakukan karena kurangnya informasi terkait penggunaan data pribadi.
Untuk diketahui, sejak Rabu (27/9/2025), DeepSeek tidak lagi dapat diakses di toko aplikasi Apple App Store maupun Google Play Store di Italia.
Langkah ini diambil setelah Garante meminta klarifikasi mengenai data pribadi apa saja yang dikumpulkan, dari mana sumbernya, untuk tujuan apa, berdasarkan dasar hukum apa, dan apakah data tersebut disimpan di China?
"Garante menilai informasi yang diberikan oleh perusahaan Tiongkok penyedia layanan chatbot untuk DeepSeek sama sekali tidak mencukupi," demikian pernyataan resmi di situs web mereka.
Keputusan Italia blokir DeepSeek diambil untuk melindungi data pengguna di Italia. Garante menambahkan bahwa keputusan ini "berlaku segera" dan mereka juga telah membuka investigasi lebih lanjut.
Terkait hal ini DeepSeek belum memberikan pernyataan resmi.
DeepSeek Kena Serangan Siber
Sebelumnya, Deepseek mengumumkan layanan kecerdasan buatan (AI) mereka menjadi korban serangan siber skala besar.
Akibatnya, layanan AI pesaing ChatGPT ini untuk sementara membatasi pendaftaran pengguna baru.
Sayangnya, laboratorium AI yang didirikan oleh Liang Wenfeng tersebut tidak mengungkap informasi lebih lanjut tentang seperti apa bentuk serangan siber tersebut.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apakah data pengguna layanan AI ini turut tedampak.
Selain itu, versi iOS dan Android dari DeepSeek juga dilaporkan mengalamai masalah. Hal ini terjadi setelah aplikasi tersebut memuncaki App Store dan Play Store.
Bagaimana tidak, lab AI yang didirikan oleh Liang Wenfeng ini diklaim lebih cepat dan terjangkau ketimbang ChatGPT buatan OpenAI.
DeepSeek AI ini langsung mencuri perhatian banyak pihak karena mampu menciptakan model AI hanya dalam waktu dua bulan, biaya kurang dari USD 6 juta, dan dikembangkan menggunakan chip Nvidia H800.