Dalih Jokowi 'Ngebet' Buat Whoosh hingga Buka Suara Kereta Cepat Rugi

4 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal isu dugaan mark up dalam proses pengadaan kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Jokowi menerangkan proyek Whoosh dibangun untuk mengatasi kemacetan di Jakarta dan Bandung. Sebab, menurutnya, macet di Jabodetabek dan Kota Bandung sudah sangat parah.

'"Ini, jadi kita harus tahu masalahnya dulu, ya. Di Jakarta itu kemacetannya sudah parah. Ini sudah sejak 30 tahun, 40 tahun yang lalu, 20 tahun yang lalu dan Jabodetabek juga kemacetannya parah," kata Jokowi di kawasan Kota Barat, Solo, Senin (27/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menaksir kemacetan parah di Jakarta dan Kota Bandung bisa merugikan negara hingga Rp100 triliun per tahun.

Atas dasar itu, Jokowi menyebut diperlukan moda transportasi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Jabodetabek dan Bandung dan mengurangi kerugian negara.

"Kalau di Jakarta saja kira-kira [rugi] Rp65 triliun per tahun. Kalau Jabodetabek plus Bandung kira-kira sudah di atas Rp100 triliun per tahun," ucap dia.

"Kereta cepat, MRT, LRT, kereta bandara, KRL. Agar kerugian itu bisa terkurangi dengan baik. Dan prinsip dasar transportasi massal, transportasi umum itu adalah layanan publik. Ini kita juga harus ngerti bukan mencari laba," sambungnya.

Jokowi berpandangan transportasi massal atau umum tidak bisa dilihat dari laba saja, melainkan juga dari keuntungan sosial, salah satunya pengurangan emisi karbon.

Selain itu, Jokowi juga menilai produktivitas masyarakat menjadi lebih baik. Kemudian, polusi diharapkan juga bisa lebih berkurang.

"Di situlah keuntungan sosial yang didapatkan dari pembangunan transportasi massal. Jadi, sekali lagi, kalau ada subsidi itu adalah investasi, bukan kerugian. kayak MRT. Itu pemerintah provinsi DKI Jakarta mensubsidi Rp800 miliar per tahun itu pun baru dari Lebak Bulus sampai ke HI. Nanti kalau semua rute sudah selesai diperkirakan Rp 4,5 triliun. Dari hitung-hitungan kami dulu 12 tahun yang lalu," tutur dia.

Respons kerugian Whoosh

Jokowi tak menjawab lugas saat ditanya apakah pernah memprediksi kerugian Whoosh. Namun, ia mengaku memprediksi Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization makin positif.

"Itu pun kalau penumpangnya sekarang per hari kan kayak Whoosh itu sudah 19.000 dan sudah mencapai penumpang sampai 12 juta penumpang. Itu kalau setiap tahun naik, naik, naik orang berpindah, ya kerugiannya akan semakin mengecil, semakin mengecil, semakin mengecil," kata dia.

"Ini kan baru tahun pertama. Mungkin diperkirakan apa Ebitadanya juga sudah positif dan diperkirakan akan lebih turun lagi setelah 6 tahun. Perkiraan, karena ini tergantung perpindahan orang ya dari transportasi pribadi ke transportasi massal," lanjutnya.

Proyek Whoosh ini diketahui memiliki nilai investasi mencapai US$7,2 miliar atau sekitar Rp116,54 triliun (kurs Rp16.186 per dolar AS). Nilai tersebut lebih besar dibandingkan tawaran awal China sebesar US$6,07 miliar atau sekitar Rp86,67 triliun saat proposal disampaikan ke Indonesia.

Dari total nilai proyek, sekitar 75 persen pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank, sementara sisanya dari modal pemegang saham yang terdiri atas PT KAI, Wijaya Karya, PTPN I, dan Jasa Marga. Membengkaknya nilai investasi ini menimbulkan perdebatan publik mengenai tanggungan utang proyek.

Di sisi lain, mantan Menko Polhukam Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025, yakni Mahfud MD Official mengungkapkan ada dugaan tindak pidana korupsi dalam bentuk penggelembungan anggaran di proyek Whoosh.

"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat," katanya.

(dis/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |