Liputan6.com, Jakarta - Tahukah kamu kalau pembentukan tata surya kita dimulai sekitar 4,5 miliar tahun lalu? Semuanya berawal dari awan gas raksasa yang runtuh karena gravitasinya sendiri, membentuk Matahari sebagai bintang utama di pusat tata surya.
Setelah Matahari terbentuk, sisa-sisa gas dan debu yang mengelilinginya membentuk piringan datar raksasa yang disebut protoplanetary disk.
Nah, dari sinilah planet-planet mulai terbentuk. Partikel-partikel kecil dalam piringan itu saling bertabrakan, menyatu seperti butiran salju yang menggumpal jadi bola salju.
Mengutip Pop Scince, Minggu (25/5/2025), proses ini disebut akresi, dan menjadi kunci terbentuknya semua benda langit, mulai dari planet, bulan, komet, hingga asteroid.
Garis Es dan Planet Raksasa
Ilmuwan menemukan bahwa saat proses ini terjadi, ada batas jarak tertentu dari Matahari yang cukup dingin untuk terbentuknya es, dan ini disebut ice line atau snow line. Lokasinya kira-kira di sekitar sabuk asteroid, antara Mars dan Jupiter.
Di luar garis es ini, suhu cukup dingin untuk es tetap bertahan. Di situlah material-material seperti gas, debu, dan es menumpuk selama jutaan tahun, lalu membentuk planet-planet raksasa yakni Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sementara itu, planet-planet kecil di bagian dalam seperti Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars juga mulai terbentuk, tapi karena material di area ini lebih sedikit dan panas, prosesnya butuh waktu lebih lama.
Siapa yang Terbentuk Lebih Dulu?
Berdasarkan hasil pengamatan dan simulasi komputer, ilmuwan memerkirakan bahwa Jupiter dan Saturnus adalah planet pertama yang selesai terbentuk, 'hanya' dalam beberapa juta tahun.
Lalu disusul Uranus dan Neptunus yang selesai dalam waktu sekitar 10 juta tahun. Sedangkan ke-empat planet dalam, termasuk Bumi, baru terbentuk sempurna setelah sekitar 100 juta tahun.
Dengan kata lain, planet-planet di bagian dalam tata surya, dari Merkurius sampai Mars justru merupakan yang paling "muda". Sementara, planet Neptunus dan Uranus adalah generasi berikutnya.
Perjalanan dan Migrasi Planet
Rentang usia antarplanet ini diperkirakan berbeda hingga 90 juta tahun, terdengar cukup lama perbedaannya, namun sebenarnya itu cuma sekitar 1 persen dari umur alam semesta!
Setelah terbentuk, planet-planet raksasa sempat mengalami migrasi alias berpindah posisi. Misalnya, Neptunus bergerak menjauh dari Matahari dan bertukar tempat dengan Uranus.
Neptunus juga menyapu bersih banyak benda kecil ke wilayah Sabuk Kuiper, tempat Pluto, Eris, dan ribuan komet berada sekarang.
Jupiter justru bergerak mendekat ke arah Matahari. Gravitasinya yang kuat menarik beberapa planet yang sedang terbentuk dan bahkan melemparkannya ke Matahari hingga hancur.
Menariknya, gerakan Jupiter ini juga ikut membentuk posisi akhir planet-planet bagian dalam, termasuk Bumi.
Bahkan, para ilmuwan percaya Jupiter berperan penting dalam menempatkan Bumi di zona "Goldilocks", yaitu area yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, jadi memungkinkan adanya air cair dan kehidupan.
Tanpa kehadiran Jupiter, bisa jadi Bumi tidak akan berada di posisi ideal untuk kehidupan seperti sekarang.