Liputan6.com, Jakarta - Hanya beberapa jam setelah startup Tiongkok menghadirkan model AI DeepSeek R1, lanskap dunia AI berubah.
Kemunculan model AI DeepSeek R1 juga sebelumnya heboh membuat nilai saham Nvidia anjlok USD 600 miliar.
Model AI ini diklaim menawarkan keunggulan berupa efisiensi biaya yang jauh lebih tinggi ketimbang yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan AS pembesut AI yang investasi besar-besaran dalam bidang kecerdasan buatan.
Bahkan, DeepSeek juga menawarkan model AI ini dengan sifat open source yang bisa dipakai oleh pengembang. Alhasil, DeepSeek AI jadi begitu populer hanya dalam hitungan hari.
DeepSeek selama ini dilaporkan memakai GPU Nvidia H100 untuk melatih model AI mereka. Namun, informasi terbaru, dikutip Tekno Liputan6.com dari Gizchina, Jumat (31/1/2025), mengungkapkan bahwa DeepSeek R1 menggunakan GPU Huawei Ascend 910C untuk interferensi.
Interferensi sendiri disebutkan merupakan proses menghasilkan respons dari model yang telah dilatih. Dengan begitu, chip Huawei akan melakukan sebagian besar pekerjaan AI.
Indeks Nasdaq dan S&P 500 di New York kembali relatif stabil, sehari setelah sell-off besar-besaran saham teknologi, dipicu kekhawatiran soal program kecerdasan buatan (AI) perusahaan Tiongkok DeepSeek. Model AI ini dibuat dengan modal jauh lebih kec...
Alasan DeepSeek Gunakan Nvidia untuk Jalankan AI
Ada beberapa alasan untuk hal ini, namun alasan paling utama kemungkinan terkait biaya. Perlu diketahui, chip Nvidia disebut jauh lebih mahal ketimbang chip buatan Huawei.
Interferensi dalam hal AI membutuhkan daya komputasi yang lebih sedikit, sehingga penggunaan Ascend 910C memberikan opsi yang lebih terjangkau untuk tahap proses ini.
Larangan ekspor AS terhadap chip Nvidia yang canggih juga membatasi akses ke perangkat keras Nvidia terbaru di Tiongkok. Nah, dengan memakai chip Huawei, DeepSeek berupaya mengurangi ketergantungannya pada teknologi AS.
Hal ini sejalan dengan dorongan Tiongkok mencapai kemandirian yang lebih besar dalam infrastruktur AI.
Keterbatasan Kinerja Chip Huawei
Disebutkan juga, walau berperan dalam interferensi, menurut informasi chip Ascend 910C memiliki keterbatasan kinerja. Hal ini membuatnya kurang cocok untuk melatih model AI skala besar.
Untuk mengatasi hal ini, Huawei disebut tengah mengembangkan chip Ascend 920C. Chip tersebut diharapkan bisa bersaing Blackwell B200 buatan Nvidia yang akan datang, chipset generasi selanjutnya yang didedikasikan untuk AI.
Ingin Lepas dari Ketergantungan Tiongkok
Pengembangan chip AI Huawei merupakan bagian dari upaya Tiongkok untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi AS di sektor semikonduktor dan AI.
Tiongkok juga disebut menggelontorkan investasi besar dalam perangkat keras AI untuk melawan sanksi AS. Tiongkok berupaya untuk tetap bisa kompetitif dalam persaingan AI global, terutama dengan AS.
Walaupun DeepSeek masih pakai Nvidia untuk melatih model AI mereka, penggunaan chip Huawei dalam menjalankan tugas AI lambat laun mungkin akan menyaingi Nvidia.