Liputan6.com, Jakarta Lisa Mariana, sosok yang belakangan ini menjadi sorotan publik, mengungkapkan alasan di balik keengganannya untuk meminta maaf kepada Atalia Praratya, istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Dalam beberapa wawancara, Lisa mengakui bahwa pengalaman hidupnya yang berbeda saat itu yang masih usia muda, memengaruhi pandangannya dahulu dan kini.
Ia merasa bahwa pada usia 20-21 tahun, dirinya tidak terlalu memikirkan dampak dari hubungannya tersebut terhadap Atalia, yang saat itu sudah berstatus istri.
Dalam sebuah perbincangan publik, Lisa mengatakan, "Dulu masih single, terus masih usia 20-21 tahun jadi ah bodo amat." Pernyataan ini seolah pada saat itu dirinya tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari tindakan yang diambilnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, terutama setelah ia menjadi seorang istri dan ibu, Lisa mengaku bahwa pemahamannya tentang perasaan Atalia semakin mendalam. Penyesalan yang dirasakannya kini menjadi salah satu alasan mengapa ia merasa sulit untuk meminta maaf secara langsung.
Lisa juga mengungkapkan, "Aku enggak mau menyampaikan itu sekarang," sambil menahan air mata. Emosi yang campur aduk, antara penyesalan dan keraguan, seolah membuatnya merasa tidak siap untuk mengungkapkan permintaan maaf tersebut.
Terlebih lagi, adanya anak dari hubungan yang pernah dijalani dengan Ridwan Kamil juga menjadi faktor yang memperumit situasi ini.
Perasaan Penyesalan yang Mendalam
Seiring berjalannya waktu, Lisa Mariana mengakui bahwa ia makin memahami perasaan Atalia. Menjadi seorang istri dan ibu, ia merasakan betapa pentingnya hubungan antar perempuan dan bagaimana rasa sakit bisa muncul dari situasi yang tidak terduga.
Hal ini membuatnya lebih peka terhadap perasaan orang lain, terutama Atalia yang menjadi korban dari situasi yang kompleks ini.
Lisa menyatakan bahwa ia merasakan penyesalan yang mendalam atas apa yang terjadi di masa lalu. Ia ingin agar permintaan maaf yang disampaikannya kelak bisa tulus dan datang dari hati.
Namun, saat ini, ia merasa belum siap untuk melakukannya. "Aku ingin meminta maaf secara pribadi, woman to woman, pada waktu yang tepat," ujarnya.
Keinginan untuk meminta maaf secara langsung menunjukkan bahwa Lisa memiliki niat baik dan ingin mengakhiri permasalahan ini dengan cara yang baik.
Meskipun ia merasa tertekan dengan situasi ini, ia tetap berusaha untuk menghormati perasaan Atalia dan tidak ingin memperburuk keadaan dengan tindakan yang terburu-buru.
Kompleksitas Hubungan dan Tanggung Jawab
Hubungan antara Lisa, Ridwan Kamil, dan Atalia Praratya memang penuh dengan kompleksitas. Saat diduga menjalin hubungan dengan Ridwan Kamil, Lisa masih muda dan mungkin saja tidak sepenuhnya menyadari dampak dari hubungannya tersebut.
Kini dengan kedewasaan yang didapat seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup, Lisa seolah sudah mulai memahami tanggung jawab yang datang dengan setiap tindakan.
Ia juga seolah menyadari bahwa tindakan di masa lalu tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga pada orang lain, terutama Atalia dan keluarga mereka.
Lisa mengungkapkan bahwa ia ingin menghindari kesalahpahaman dan ingin mengakhiri konflik ini dengan cara yang baik. Dalam pandangannya, meminta maaf adalah langkah pertama untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak.
Lisa berharap bahwa suatu saat nanti, ia bisa bertemu dengan Atalia dan menyampaikan permintaan maafnya secara langsung.
Ia ingin memastikan bahwa permintaan maaf tersebut disampaikan pada waktu yang tepat agar bisa diterima dengan baik. Dalam prosesnya, ia juga berharap bisa menyampaikan rasa hormat dan pengertian terhadap posisi Atalia.
Menanti Waktu yang Tepat
Di tengah segala kerumitan tampak, Lisa Mariana seolah tetap optimis suatu saat akan bisa meminta maaf kepada Atalia Praratya. Ia percaya bahwa waktu akan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Dalam hatinya, ia berharap agar semua pihak bisa menemukan kedamaian dan saling memaafkan.
Dengan keinginan untuk meminta maaf dan pengakuan atas kesalahan yang telah dilakukan, Lisa seolah menunjukkan bahwa ia telah belajar dari masa lalu.
Proses ini mungkin tidak mudah jika kita berada di posisinya, tetapi percayalah bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan melanjutkan hidup dengan lebih baik.
Perjalanan Lisa Mariana dalam menghadapi situasi ini adalah sebuah refleksi tentang pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab. Lisa tampaknya berharap bisa segera meminta maaf kepada Atalia dengan cara yang tepat, dan berharap agar hubungan yang telah rusak bisa diperbaiki.