Teknologi AI pada AC LG Bisa Hemat Energi hingga 27 Persen, Apa Saja Kecanggihannya?

Liputan6.com, Jakarta - LG Electronics Indonesia (LGEIN) mengklaim telah menyematkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dengan kemampuan deep learning pada unit pendingin ruangan (AC) untuk segmen Business-to-Business (B2B).

Teknologi ini bertujuan untuk mengoptimalkan kenyamanan pengguna sekaligus mencapai efisiensi energi yang signifikan.

Department Leader B2B HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) of LG Electronics Indonesia, Ronny Ardiyanto, menjelaskan kecanggihan AI pada AC LG terletak pada kemampuannya untuk mempelajari dan merespons kondisi lingkungan serta perilaku pengguna secara otomatis.

"Teknologi AI ini disematkan di unit outdoor (luar ruangan). Di AC, kontroler utama itu ada di outdoor. Dia yang nanti mengatur pendinginan, kerja kompresor, dan bagaimana kerja unitnya," Ronny menjelaskan, Selasa (16/12/2025) di Jakarta.

Meskipun ukurannya kecil, chip AI yang bertindak sebagai prosesor ini sangat kuat (powerful). Dalam menciptakan algoritma dan proses pembelajarannya, AI di AC LG berfokus pada pengontrolan dua faktor kunci yang menentukan kenyamanan dalam ruangan, yaitu temperature (suhu) dan humidity (kelembapan).

"Kita bisa membuat AC dingin, tapi kalau akhirnya jadi kedinginan itu juga tidak bagus. Yang diperlukan sebetulnya adalah bagaimana kita merasa nyaman. Cukup dingin tapi tidak kedinginan dan tidak kepanasan," ia menambahkan.

Salah satu kemampuan utama AI ini adalah melakukan sensing (penginderaan) terhadap kondisi di dalam dan di luar ruangan.

AI akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jumlah orang dalam ruangan--memengaruhi peningkatan kalori dan suhu--serta kondisi cuaca di luar ruangan, seperti hujan atau suhu rendah.

"Sebagai contoh, jika di luar ruangan sedang hujan dan suhu menurun, AC konvensional akan terus mendinginkan, menyebabkan penghuni ruangan merasa sangat kedinginan," Ronny memaparkan.

Namun, ia menyebut, dengan teknologi AI pada AC LG, algoritma akan bekerja melalui sensing ganda. AI mendeteksi suhu di dalam ruangan sekaligus mempertimbangkan kondisi cuaca di luar, sehingga dapat melakukan pengaturan otomatis.

"Jika cuaca di luar dingin, AI akan otomatis menyesuaikan dan menaikkan suhu AC ke tingkat yang ideal dan nyaman bagi pengguna," ucapnya.

Lebih lanjut, AI pada AC LG memiliki kemampuan deep learning. Dalam jangka waktu tertentu, rata-rata hingga dua bulan, AI akan mempelajari dan mencatat perilaku atau kebiasaan pengguna.

Juga termasuk rata-rata jumlah orang dalam ruangan, suhu ideal yang disukai pengguna dengan aktivitas tertentu, serta pola penggunaan, termasuk hari libur atau saat ruangan kosong (off).

"Begitu sudah terbaca perilakunya, AI akan membuat algoritma sendiri. Ini membuat AC LG menjadi lebih canggih. Pengguna hanya perlu menyalakan AC, dan AC akan otomatis mengikuti kebiasaan berdasarkan ruangan tersebut, tanpa perlu repot melakukan setting," papar Ronny.

LGEIN juga melakukan kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menguji keandalan teknologi AC AI ini. Hasil dari implementasi AI diklaim mampu meningkatkan efisiensi energi (energy saving) secara signifikan.

"Dengan menggunakan AI, hemat energi bisa ditingkatkan rata-rata 24% hingga 27%," ungkap Ronny.

Selain itu, kecepatan AC dalam menyesuaikan kondisi suhu yang ideal juga menjadi lebih cepat, yakni mencapai 28,5% lebih cepat daripada AC konvensional.

Fungsi pintar lainnya termasuk kemampuan AC untuk mati secara otomatis (menghemat energi) setelah mendeteksi bahwa ruangan telah kosong (tidak ada orang).

Teknologi ini, yang diterapkan pada lini Multi-V LG, menjadikan kenyamanan sebagai kunci utama dan memastikan pengguna tidak merasa kedinginan maupun kepanasan.