Tak Lagi Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan di Ponpes Sidoarjo

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Kamis, 02 Okt 2025 14:19 WIB

Sidoarjo, CNN Indonesia --

Evakuasi korban gedung ambruk di Pondok Pesantren Al Khozyni, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, dimulai menggunakan alat berat. Lima unit alat berat jenis crane dikerahkan, Kamis (2/10) siang.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengatakan penggunaan alat berat itu ditempuh karena tak lagi ditemukan ada tanda-tanda kehidupan di antara korban yang masih terjebak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan pihak keluarga korban pun sudah mendapat penjelasan itu, akhirnya mereka menyetujui bahwa evakuasi akan dimulai dengan menggunakan alat berat.

"Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga dan oleh karena itu keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat. Toh penggunaan alat berat pun akan digunakan dengan sangat-sangat hati-hati," ucap dalam konferensi pers di Posko SAR Gabungan di lokasi,

"Mohon doanya ya semoga para korban masih ditemukan selamat, kita terus berdoa untuk itu. Semoga juga keluarga korban diberi ketabahan, kesabaran, keikhlasan menghadapi musibah yang sangat memprihatinkan ini," sambung Pratikno.

Pratikno mengatakan, sebelum operasi pencarian menggunakan alat berat dimulai, unsur SAR Gabungan dan jajaran pemerintah telah melakukan serangkaian asesmen dan dialog dengan keluarga korban lebih dulu.

"Nah, ini tadi barusan kita dipimpin oleh Pak Kepala BNPB berdialog lagi karena setiap hari terus dilakukan komunikasi dengan keluarga para santri. Apakah sudah saatnya untuk dilakukan mulai evakuasi dengan menggunakan bantuan alat-alat berat," kata Pratikno.

Pratikno mengatakan, Basarnas juga sudah melakukan berbagai macam asesmen untuk mendeteksi apakah masih ada korban hidup yang terjebak di reruntuhan. Hasilnya tak ada tanda-tanda kehidupan sejak semalam.

Bangunan bertingkat termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore. Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan salat Asar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Selama tiga hari operasi pencarian, hingga Rabu (1/10) malam, terdapat 108 orang korban telah dievakuasi. Dari jumlah itu, lima di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Sementara 103 lainnya dipastikan selamat namun mengalami luka-luka. Diperkirakan masih ada puluhan orang yang terjebak di reruntuhan.

(frd/kid)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |