Siapa Yandy Laurens? Berikut Profil dan Deretan Karyanya

3 months ago 49

Liputan6.com, Jakarta Dalam semesta perfilman Indonesia yang terus berkembang, hadir sosok sineas muda yang namanya semakin mencuat berkat karya-karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga menyentuh relung emosi terdalam penonton: Yandy Laurens. Ia bukan hanya sutradara, melainkan seorang pencerita yang mampu menyulap kisah sederhana menjadi narasi yang menyentuh hati dan menggugah kesadaran, dengan mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan, cinta, dan harapan. Gaya penyutradaraannya yang humanis membuat banyak orang merasa dekat dengan karakter yang ia hadirkan, seakan-akan melihat cermin dari kehidupan mereka sendiri di layar kaca maupun layar lebar.

Lahir di Makassar pada 9 April 1989, Yandy sudah menunjukkan ketertarikan pada seni sejak usia dini, terutama melalui komik, drama gereja, dan naskah drama semasa SMA. Namun, jalannya menuju dunia film tidak selalu mulus. Perjalanan Yandy dimulai dari ketidaksengajaan membeli buku tentang penyutradaraan televisi yang menjadi titik balik dalam hidupnya.

Ketertarikannya yang semakin dalam membawanya menempuh pendidikan di Institut Kesenian Jakarta, tempat ia akhirnya menciptakan karya tugas akhir berjudul Wan An, sebuah film pendek yang kelak membukakan pintu besar untuk kariernya sebagai sutradara profesional. Film tersebut tak hanya menjadi ajang pembuktian kemampuannya, tetapi juga memperkenalkan nama Yandy ke kancah perfilman nasional melalui penghargaan tertinggi yang ia raih.

Sejak karya debut tersebut, Yandy terus berkembang dan menorehkan portofolio film dan serial dengan narasi kuat serta teknik penyutradaraan yang peka terhadap nuansa emosional. Dari adaptasi film keluarga legendaris hingga serial futuristik dengan sentuhan romansa, ia telah menjelajahi berbagai genre tanpa kehilangan jati diri dalam berkisah.

Dengan keberhasilan film-film seperti Keluarga Cemara, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, hingga Sore: Istri dari Masa Depan, Yandy membuktikan bahwa ia adalah pembuat film yang bukan hanya piawai secara teknis, tetapi juga tulus dalam menyampaikan pesan. Artikel ini akan mengulas perjalanan karier, gaya penyutradaraan, serta karya-karya terbaik Yandy Laurens dalam lima babak penting yang dirangkai secara kronologis.

Awal Karier: Dari Minat Masa Kecil hingga Piala Citra

Yandy Laurens memulai langkahnya dalam dunia kreatif sejak kecil dengan menggambar komik dan ikut serta dalam drama gereja, yang kemudian mengarahkannya pada kegiatan menulis naskah drama saat SMA dan membentuk ketertarikan mendalam pada dunia penceritaan visual.

Langkah pertamanya menuju dunia perfilman secara formal terjadi saat ia memutuskan untuk kuliah di Institut Kesenian Jakarta setelah membaca buku tentang penyutradaraan yang dibelinya secara tidak sengaja, sebuah momen kecil yang justru menjadi penentu besar dalam karier masa depannya.

Sebagai tugas akhirnya di kampus tersebut, Yandy menyutradarai film pendek berjudul Wan An, yang berkisah tentang cinta sejati pasangan lansia dan pertanyaan eksistensial tentang kehidupan setelah kematian, dan karya ini berhasil meraih Piala Citra untuk kategori Film Pendek Terbaik di Festival Film Indonesia 2012.

Terobosan Lewat Keluarga Cemara yang Mengharukan

Tahun 2017 menjadi titik balik besar dalam karier Yandy ketika ia dipercaya menyutradarai versi film dari serial legendaris Keluarga Cemara, sebuah warisan budaya populer Indonesia yang dikenal luas karena nilai-nilai kekeluargaan yang kuat.

Film Keluarga Cemara ditayangkan perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival tahun 2018 dan dirilis secara luas pada Januari 2019, berhasil mencatat lebih dari 1,6 juta penonton dan menjadikannya sebagai salah satu film Indonesia dengan capaian tertinggi tahun itu.

Keberhasilan film ini tidak hanya mencerminkan kemampuan Yandy dalam meramu narasi klasik menjadi cerita baru yang relevan, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai sutradara yang mampu menangkap esensi nilai keluarga dalam konteks modern tanpa kehilangan kehangatannya.

Eksplorasi Romansa dan Komedi dalam Format Baru

Tidak terpaku pada satu genre, Yandy Laurens menunjukkan keberaniannya mengeksplorasi sisi romansa dan komedi dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film yang rilis pada 2023, sebuah karya eksperimental dengan visual hitam-putih dan pendekatan naratif yang tidak konvensional.

Film ini mendapatkan sebelas nominasi di Festival Film Indonesia 2024, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik, membuktikan bahwa eksperimen estetikanya diterima dengan baik di kancah industri film nasional yang semakin dinamis.

Setahun kemudian, ia kembali menyuguhkan kisah keluarga melalui 1 Kakak 7 Ponakan, sebuah drama menyentuh tentang seorang arsitek muda yang harus mengasuh tujuh keponakannya sekaligus, yang kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam membalut cerita sederhana dengan pesan emosional yang kuat.

Adaptasi Web Series: Dari Digital ke Bioskop

Yandy Laurens memperluas jangkauan ceritanya dengan mengadaptasi web series populernya Sore: Istri dari Masa Depan menjadi film layar lebar, sebuah langkah strategis yang menunjukkan kemampuan transformatifnya dalam mengolah format cerita digital menjadi sinema panjang.

Film ini dirilis pada 10 Juli 2025 dengan Sheila Dara Aisha dan Dion Wiyoko sebagai pemeran utama, membawa premis unik tentang seorang perempuan dari masa depan yang kembali untuk memperbaiki kehidupan suaminya dan membalutnya dengan elemen romansa serta sentuhan fiksi ilmiah.

Adaptasi ini membuktikan bahwa Yandy tidak hanya mampu membuat cerita yang relatable tetapi juga memiliki keberanian untuk menjajaki konsep-konsep kompleks dengan pendekatan narasi yang tetap hangat dan emosional.

Pengaruh dan Gaya Penyutradaraan yang Humanis

Gaya penyutradaraan Yandy Laurens dikenal sangat humanis dan cenderung mengangkat dinamika hubungan antarindividu dengan pendekatan yang halus, membuat penonton merasa terhubung secara emosional dengan karakter dan konflik yang dihadirkan.

Ia kerap mengeksplorasi tema keluarga, cinta, kehilangan, dan harapan dengan ritme penceritaan yang lembut namun menghunjam, tanpa perlu efek dramatis berlebihan atau dialog yang menggurui, sehingga hasil akhirnya terasa jujur dan membumi.

Kontribusinya dalam dunia perfilman Indonesia tidak hanya menginspirasi generasi muda pembuat film, tetapi juga memperkaya palet sinema nasional dengan karya-karya yang tidak hanya indah ditonton, tetapi juga mengandung refleksi mendalam tentang kehidupan sehari-hari.

People Also Ask

1. Siapa Yandy Laurens?

Yandy Laurens adalah sutradara dan penulis skenario Indonesia yang dikenal melalui karya-karya film dan serial menyentuh seperti Keluarga Cemara dan Sore: Istri dari Masa Depan.

2. Apa saja film yang disutradarai oleh Yandy Laurens?

Beberapa film penting yang disutradarainya meliputi Wan An, Keluarga Cemara, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, 1 Kakak 7 Ponakan, dan Sore: Istri dari Masa Depan.

3. Apa karya terbaru Yandy Laurens?

Karya terbarunya adalah adaptasi layar lebar dari web series Sore: Istri dari Masa Depan, yang dirilis pada 10 Juli 2025.

4. Bagaimana gaya penyutradaraan Yandy Laurens?

Gaya penyutradaraannya dikenal peka, hangat, dan emosional, dengan penekanan pada dinamika hubungan dan realita kehidupan sehari-hari.

5. Apa penghargaan yang pernah diraih Yandy Laurens?

Ia telah meraih Piala Citra untuk Film Pendek Terbaik (Wan An, 2012) dan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (Keluarga Cemara, 2019), serta masuk daftar 40 Under 40 oleh Fortune Indonesia tahun 2025.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |