Review Film Wicked: For Good, Perjuangan Dua Sahabat Menghadapi Kebenaran Oz

Liputan6.com, Jakarta Wicked: For Good menjadi salah satu sekuel musikal yang sukses memperdalam cerita, tanpa kehilangan inti hubungan antara Elphaba (Cynthia Erivo) dan Glinda (Ariana Grande). Bagian kedua dari film Wicked (2022) ini membawa penonton kembali ke dunia Oz dengan pendekatan yang lebih emosional.

Film yang tayang pada 19 November 2025 ini memulai kisah dengan suasana Oz yang tidak sama lagi. Elphaba, yang kini dikenal sebagai penyihir jahat dari Barat, hidup dalam pelarian sambil berusaha mengungkap berbagai kebohongan yang menyelimuti pemerintahan. Di sisi lain, Glinda menikmati posisinya sebagai penyihir baik, meski ia sebenarnya tidak memiliki kemampuan sihir dan hanya mengandalkan karisma serta citranya di tengah masyarakat.

Ketegangan mulai timbul ketika keadaan Oz semakin tidak stabil. Elphaba mendapati dirinya semakin diburu oleh pemerintah Oz akibat keberaniannya mengungkap kebenaran. Sementara itu, Glinda mulai menyadari bahwa pengaruhnya tidak cukup untuk memperbaiki kondisi politik yang sudah terlanjur kacau.

Penonton diajak untuk mengikuti perjalanan dua sahabat yang harus menghadapi keputusan-keputusan sulit. Bagaimana Elphaba berjuang mempertahankan idealismenya dengan kemampuan sihir yang dimilikinya, dan bagaimana Glinda berusaha menjaga kedamaian di Oz hanya dengan citra dan kata-kata.

Elphaba terjebak lagi dalam masalah ketika insiden tragis yang melibatkan Nessarose (Marissa Bode) dan Boq (Ethan Slater) membuatnya dianggap sebagai penyebab kekacauan di Oz. Sebenarnya, semua yang ia lakukan hanya untuk melindungi mereka yang tidak berdaya. Kejadian ini semakin memperkuat cap penyihir jahat yang diberikan oleh pemerintah, menjadikannya musuh publik yang terus diburu.

Di sisi lain, Glinda mulai melihat adanya masalah dalam masyarakat Oz. Meski ia hidup dalam sorotan dan dianggap sebagai penyihir baik, ia mulai menyadari bahwa kekuasaannya hanya sebatas citra. Pengaruhnya tidak cukup kuat untuk menghentikan permainan politik yang sudah berjalan lama.

Ketegangan semakin meningkat saat Fiyero (Jonathan Bailey) mengambil keputusan penting demi membantu Elphaba melarikan diri.

Keputusan itu tidak hanya merusak hubungan pribadi antara mereka bertiga, tetapi juga menunjukkan bahwa Fiyero lebih memilih kebenaran daripada menjalani peran yang ditentukan oleh Oz kepadanya.

Glinda harus menghadapi kenyataan pahit. Kecewa dan terluka, ia mulai menyadari bahwa perjuangan Elphaba bukan hanya sebuah pemberontakan semata, melainkan upaya untuk membongkar ketidakadilan yang selama ini dibiarkan.

Pertemuan antara Elphaba dan Glinda di akhir cerita adalah momen yang sangat mengharukan. Beragam emosi berkecamuk, penuh rasa sakit, kerinduan, dan pemahaman baru tentang pilihan yang mereka buat.

Adegan ini menjadi bagian terpenting dari film, diperkuat dengan musikal yang begitu emosional.