Menteri Pigai Enggan Respons Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

5 hours ago 1

CNN Indonesia

Jumat, 24 Okt 2025 00:01 WIB

Menteri HAM Natalius Pihai tidak berkomentar soal usulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto. Ia menyerahkan keputusan kepada publik dan politik negara. Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai enggan mengomentari usulan Presiden ke-2 RI Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai enggan mengomentari usulan Presiden ke-2 RI Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional.

Pigai mengatakan kementeriannya menyerahkan kepada pilihan politik negara dan publik sesuai Undang-undang soal usulan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kementerian HAM tidak akan berkomentar soal pemberian pahlawan tersebut. Kami menyerahkan kepada pilihan politik negara dan publik sesuai UU. Silakan dipertimbangkan berdasarkan core of national interest yang diatur menurut Undang- Undang Republik Indonesia. Sekali lagi Kementerian HAM tidak akan berkomentar soal itu," kata Pigai saat dihubungi, Kamis (23/10).

Pigai mengatakan jika pemberian gelar pahlawan berpedoman pada pelanggaran HAM dan pembunuhan, maka semua pahlawan dan patriotik di dunia adalah orang yang pernah membunuh manusia lain.

"Entah di zaman revolusi maupun juga kemerdekaan. Coba cek pahlawan-pahlawan di Amerika, Eropa, Afrika, Amerika Latin. Pahlawan-pahlawan yang tidak pernah membunuh hanyalah pahlawan kebudayaan, kesenian, penyair-penyair, sastrawan," ujarnya.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebelumnya menyerahkan daftar 40 nama tokoh yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional, kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang juga Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan tanda Kehormatan (GTK) di Kantor Kemenbud, Jakarta Pusat, Selasa (21/10).

Dari 40 nama itu salah satu yang diusulkan kementerian Gus Ipul itu adalah Soeharto. Usulan itu mendapat kritik, salah satunya dari PDIP.

(fra/yoa/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |