Labubu Siap Difilmkan, Digarap Rumah Produksi di Balik Film Animasi KPop Demon Hunters

2 weeks ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Sony Pictures kini tengah mengembangkan sebuah film baru yang diangkat dari Labubu, boneka berbulu dengan gigi khas yang selama ini digemari kolektor segala usia.

Kabar ini pertama kali diberitakan oleh The Hollywood Reporter dan Variety, yang menyebutkan bahwa studio tersebut melihat potensi besar dari karakter asal Tiongkok itu. Dengan pengalaman mereka dalam menghadirkan film-film keluarga yang sukses, Sony tampaknya siap membawa boneka unik ini ke layar lebar.

Dilansir dari Minggu (16/11/2025), rumah produksi di balik franchise Jumanji serta divisi animasi yang mengerjakan KPop Demon Hunters, Sony Pictures, resmi mengamankan hak layar untuk merek boneka tersebut.

Namun, proyek ini masih berada pada tahap paling awal. Belum ada produser maupun sutradara yang dipastikan terlibat, karena perjanjian baru ditandatangani pekan ini. Jenis format film baik live-action maupun animasi juga masih belum diputuskan mengingat prosesnya baru saja dimulai.

Karakter populer Labubu kini hadir dalam bentuk patung raksasa setinggi 7 meter di Bandara Internasional Hong Kong.

Perjalanan Labubu Menjadi Koleksi favorit

Karakter Labubu pertama kali diciptakan oleh ilustrator asal Hong Kong yang kini berbasis di Eropa, Kasing Lung, pada tahun 2015.

Labubu sendiri merupakan bagian dari dunia cerita ciptaan Kasing Lung berjudul The Monsters, yang terinspirasi dari folklore Nordik.

Karakternya yang menyerupai elf, lengkap dengan gigi tajam dan tampilan imut-seram, hadir bersama suku monster lainnya seperti Mokoko, Pato, Spooky, Tycoco, dan Zimomo.

Awalnya, figur ini diproduksi oleh How2Work sebagai bagian dari seri monster buatan Lung. Popularitas Labubu mulai melonjak setelah retailer Tiongkok Pop Mart mengambil alih produksi dan penjualannya pada tahun 2019.

Sejak saat itu, koleksi Labubu berkembang pesat dan menjadi salah satu lini figur yang paling diburu para kolektor, terlebih setelah kesuksesan besar yang diraih awal tahun ini.

Keunikan desain serta dunia fantasinya yang kuat membuat Labubu dan para karakter pendukungnya menjadi inspirasi bagi berbagai merchandise serta kolaborasi dengan beragam brand internasional.

Dari Blind-Box ke Status Ikonik

Meskipun awalnya meraih popularitas di Asia Timur dan Asia Tenggara, demam Labubu kini telah menyebar hingga ke Amerika Serikat.

Salah satu faktor yang mendorong kenaikan pamornya adalah strategi penjualan “blind-box”, di mana pembeli tidak mengetahui karakter apa yang mereka dapatkan sampai kotaknya dibuka.

Sistem ini membuat rasa penasaran meningkat, sekaligus mendorong lonjakan harga di pasar sekunder. Di Amerika, beberapa kolektor bahkan rela membayar hingga enam digit hanya untuk mendapatkan figur yang langka atau sangat mereka inginkan.

Popularitas Labubu di kancah global juga semakin terdongkrak berkat para selebriti yang ikut memakainya sebagai aksesori fashion. Lisa dari Blackpink pernah tampil mengenakan Labubu pada tahun 2024, diikuti nama-nama besar lain seperti Kim Kardashian, Rihanna, hingga David Beckham. Kehadiran figur ini dalam gaya para selebriti dunia membuat Labubu bukan sekadar mainan koleksi, tetapi juga ikon gaya hidup yang bernilai tinggi.

Popularitas Labubu Dorong Kenaikan Pendapatan

Dalam satu dekade terakhir, tren Hollywood mengalami perubahan besar: jika dulu film melahirkan mainan, kini justru mainan yang menginspirasi film.

Kesuksesan The Lego Movie (2014) dan Barbie yang meraih lebih dari $1 miliar sekaligus delapan nominasi Oscar menunjukkan bahwa adaptasi berbasis mainan memiliki potensi besar. Tren ini berlanjut dengan diumumkannya pengembangan film View-Master oleh Sony dan Mattel Films pekan ini.

Di sisi lain, daya tarik dunia koleksi juga memiliki nilai ekonomi yang besar, terutama bagi Pop Mart yang memproduksi lini The Monsters.

Dalam laporan tahunannya, Pop Mart mengungkapkan bahwa The Monsters menghasilkan pendapatan sebesar $430 juta pada 2024, atau sekitar 23,3 persen dari total pemasukan perusahaan.

Angkanya meningkat tajam pada paruh pertama 2025, mencapai $670 juta dan menyumbang hampir 35 persen dari keseluruhan pendapatan. Pertumbuhan ini semakin menguatkan alasan mengapa karakter koleksi seperti Labubu menarik perhatian Hollywood sebagai potensi franchise baru.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |