Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari belakangan, viral unggahan pengguna yang menampilkan gambar animasi ala Studio Ghibli di media sosial. Kehadiran gambar animasi Ghibli ini merupakan hasil buatan AI, yang terutama ramai setelah ChatGPT merilis model AI GPT-4o yang diklaim mampu menghasilkan gambar lebih akurat dan realistik.
Jika berlangganan ChatGPT Plus, pengguna dapat mengubah foto diri, hewan peliharaan, bahkan meme internet menjadi ilustrasi animasi ala Studio Ghibli dengan mudah.
Sayangnya, kehadiran kemampuan AI untuk mengubah gambar atau foto apa pun menjadi animasi ala Studio Ghibli ini memicu perdebatan sengit tentang hak cipta dan etika penggunaan AI dalam seni.
Sebelumnya, di tahun 2016, pendiri Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, mengungkapkan skeptismenya tentang peran tool AI dalam menciptakan gambar animasi.
Mizayaki mengatakan dirinya "sangat jijik" dengan tampilan animasi besutan AI. Mizayaki juga menyebut, dirinya tak pernah ingin memasukkan teknologi AI ke dalam pekerjaannya sebagai animator.
"Saya benar-benar merasa bahwa ini merupakan penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri," kata pendiri Ghibli itu.
OpenAI sebagai pembesut ChatGPT pun bergelut dengan kemungkinan gugatan hukum hak cipta atas konten animasi Ghibli yang kini membanjiri internet.
Animasi Ghibli: Mudah Dibuat, Tapi Bermasalah?
Mengutip AP News, Jumat (28/3/2025), mitra di firma hukum Pryor Cashman Josh Weigensberg mengungkapkan, salah satu pertanyaan yang muncul dari seni hasil buatan AI bergaya Ghibli adalah, 'apakah model AI tersebut dilatih pada karya Mizayaki atau Studio Ghibli.'
Hal tersebut pun menimbulkan pertanyaan lanjutan. "Apakah mereka memiliki lisensi atau izin untuk melakukan pelatihan itu atau tidak?" katanya.
OpenAI sendiri tak menanggapi pernyataan terkait kepemilikan lisensi. Ia menambahkan, jika sebuah karya dilisensikan untuk melatih AI, masih masuk akal bagi perusahaan untuk mengizinkan jenis penggunaan pembuatan animasi ala Studio Ghibli.
Namun, jika jenis penggunaan ini terjadi tanpa izin dan kompensasi, hal tersebut tentu bisa jadi masalah.
OpenAI Lakukan Eksploitasi dengan Animasi ala Studio Ghibli
Sementara itu, seniman Karla Ortiz menyakini, OpenAI tak peduli dengan karya seniman serta profesi seniman.
"Mereka melanggar merek dagang Ghibli, nama Ghibli, karya dan reputasi Ghibli untuk mempromosikan produk OpenAI. Itu eksploitasi," tuturnya.
Viral
Sebelumnya, media sosial dibanjiri dengan berbagai gambar animasi ala Studio Ghibli. Rupanya, animasi-animasi Ghibli itu adalah besutan teknologi AI ChatGPT.
Pasalnya, belum lama ini, OpenAI menggulirkan GPT-4o yang diklaim memiliki proses pembuatan gambar atau generate gambar AI paling canggih.
Model AI ini didukung dengan fitur model multimodal natif yang menghasilkan output begitu tepat, akurat, serta realistis. Termasuk saat menciptakan gambar animasi bergaya Studio Ghibli.
Sekadar informasi, Studio Ghibli merupakan studio pembesut film animasi terkenal seperti Spirited Away, My Neighbor Totoro, hingga yang terbaru, The Boy and the Heron.
Imbas canggihnya model AI ini dalam meng-generate animasi AI ala Studio Ghibli, banyak pengguna yang mencoba membuat gambar animasi Ghibli dan membagikannya ke media sosial hingga jadi pembahasan viral.
Bos OpenAI Ikutan Jajal Bikin Gambar Animasi Ala Studio Ghibli
Menanggapi hal ini, CEO OpenAI Sam Altman pun angkat bicara. Dikutip dari Variety, Kamis (27/3/2025), melalui unggahan di X alias Twitter, ia memperlihatkan kalau dirinya juga sudah mencoba membuat gambar animasi dirinya ke versi Studio Ghibli.
Sam Altman menulis "Jadilah diriku sendiri, bekerja keras selama satu dekade mencoba membantu menciptakan kecerdasan super untuk menyembuhkan kanker atau apa pun. Pada umumnya tidak ada yang peduli selama 7,5 tahun pertama. Kemudian selama 2,5 tahun, semua orang membencimu untuk segalanya, suatu hari terbangun dengan ratusan pesan: 'lihat aku membuatmu menjadi twink bergaya Ghibli haha."
Bukan hanya itu, Sam Altman juga mengubah foto profilnya di X menjadi avatar dirinya versi animasi Ghibli.